Yayasan Al Kahfi Bantah Ajarkan Atheisme

TANGERANG,SNOL—Yayasan Al Kahfi membantah telah mengajarkan materi atheisme dalam buku modul berjudul Program Pelajar Jakarta Berkarakter. Buku ini justru memuat materi untuk membendung atheisme dan radikalisme di Indonesia.Kontroversi materi atheisme dalam buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter milik Yayasan Al Kahfi mencuat awal September lalu. Anggota DPRD Kota Tangerang Tengku Iwan Jayansyah Putra sempat melontarkan pernyataan akan menyelidiki dugaan ajaran atheisme di buku modul pelajaran bagi para guru tersebut. Penyelidikan dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian dan klarifikasi terhadap isu yang berkembang di tengah masyarakat.

Menurut Tengku, buku tersebut ramai diperbincangkan di media sosial karena diduga mengajarkan atheisme. Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, materi yang diperdebatkan berada di halaman 10, yakni berupa tulisan agama hanya membawa manusia kepada penderitaan hidup karena agama senantiasa mengakibatkan munculnya peperangan dan menjadikan penganutnya yang taat sebagai teroris. Lanjut Tengku, dalam isi tulisan buku itu juga dinyatakan bahwa semua kejadian di alam hanyalah mekanisme alam biasa (peristiwa natural) dan manusia dapat turut campur didalamnya. Hal ini membuktikan tidak ada campur tangan tuhan.

“Kalau saya dengar informasinya juga katanya itu hanya ringkasan saja, nanti di akhir ada jawaban dari ringkasan itu. Tapi pertanyaannya apakah metode mengkosongkan seperti itu tepat?,” ungkap Tengku, (satelitnews, 5/9/2015).

Menanggapi pemberitaan di Satelit News tersebut, Yayasan Al Kahfi Pusat memberikan penjelasan. Ketua Yayasan Al Kahfi Pusat, Suwari menjelaskan Buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter dengan tema pembuktian ilmiah keimanan terhadap Tuhan terdiri dari beberapa bab pembahasan. Bagian pertama terdiri dari tiga poin pembahasan yakni pertama ‘Pengantar’, poin kedua pemaparan ‘Teori ilmiah yang menentang keyakinan adanya Tuhan’ yang tersusun dari 3 poin argumen dan poin ketiga ‘Pembuktian ilmiah adanya Tuhan dan kritik terhadap Atheisme’yang tersusun atas 6 argumen besar. Menurut Suwari, enam argumentasi besar justru memaparkan secara ilmiah bukti adanya Tuhan sekaligus membantah teori atheisme.

“Dalam kesimpulan akhirnya bahwa teori yang menyatakan Tuhan tidak ada merupakan kesalahan besar. Sebaliknya teori yang menyatakan Tuhan ada merupakan kebenaran mutlak,”ungkap Suwari.

Menurut Suwari, kontroversi materi atheisme dalam buku tersebut disebabkan ulah orang tidak bertanggung jawab yang mengunggah bagian teori orang-orang atheisme ke media sosial. Materi tentang teori atheism terletak di halaman 7 dan 10.

“Materi tentang teori atheisme diunggah ke media social tanpa menunjukkan bagian besar yang membahas tentang pembuktian ilmiah adanya Tuhan dan kritik terhadap pemikiran Atheisme dan bagian bagian lain yang mengangkat kebesaran Islam. Akibatnya publik menafsirkan Al Kahfi dalam bukunya mengajarkan paham atheisme,”tandas Suwari.

Terkait metode pembahasan dalam buku disebut sebagai ‘metode mengkosongkan’ dan dianggap dalam sebagian kasus membuat peserta antipati pada Islam atau ibadah. Suwarni menjelaskan, metode pembelajarannya menggunakan metode Sosio Drama. Maksudnya siswa memainkan peran sebagai remaja muslim yang harus menghadapi tantangan pemikiran dari teori Atheisme, sementara instruktur memainkan peran seperti orang atheis. Sebelum diskusi siswa diberitahu bahwa sistem ini untuk menguji keilmiahan generasi muda Islam dalam mempertahankan keimanannya. Nanti setelah sesi akhir akan diberitahukan jawabannya. Instruktur tetap memperkenalkan diri sebagai seorang Muslim untuk menanamkan kesan kepada siswa bahwa diskusi ini antar sesama Muslim sehingga tidak sampai menimbulkan ketakutan terhadap eksistensi keimanannya.

“Dengan metode sosio drama, dasar kepercayaan yang bersifat tradisi pada siswa akan diperbaiki dan disempurnakan menjadi keimanan yang ilmiah di dasarkan ilmu pengetahuan. Sehingga Al Kahfi tidak pernah menggunakan ‘metode mengkosongkan’ seperti yang diberitakan,” terangnya.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang, Ahmad Amarullah menambahkan buku modul berjudul Program Pelajar Jakarta Berkarakter harus dibaca secara utuh. Meneurut Amarullah, pendapat miring terhadap buku tersebut disebabkan pemahaman yang tidak utuh.

“Saya pikir metode sosio drama menarik karena bisa merangsang siswa untuk sadar aktif memikirkan keimanan terhadap Allah SWT”tandas Amarullah, Kabid Dikmen Kota Tangerang. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.