Dewan Selidiki Atheisme di Buku Pelajaran
TANGERANG,SNOL—Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang menyelidiki dugaan ajaran atheisme di buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter. Buku tersebut disinyalir tidak hanya beredar di Jakarta, melainkan juga beredar juga di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kota Tangerang. Anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang, Tengku Iwan Jayansyah Putra mengatakan, sejatinya Buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter terbitan Yayasan Al-Kahfi DKI Jakarta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemrpov Jakarta ini berupaya mengatasi tawuran pelajar, kenakalan remaja dan radikalisme di kalangan pelajar dengan metode pembinaan karakter terprogram.
Selain itu, kata Tengku, buku tersebut juga ramai diperbincangkan di media sosial karena diduga mengajarkan atheisme. Berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari teman-temannya bahwa materi yang diperdebatkan itu ada di halaman 10, yakni berupa tulisan agama hanya membawa manusia kepada penderitaan hidup, karena agama senantiasa mengakibatkan munculnya peperangan dan menjadikan penganutnya yang taat sebagai teroris.
“Makanya saya sempat konfirmasi ke Dinas Pendidikan Kota Tangerang, ternyata Dindik menyatakan Yayasan Al Kahfi ini juga sudah masuk ke SMAN 6 Tangerang di Neglasari,” kata Tengku saat dihubungi Satelit News, Kemarin.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini selanjutnya menanyakan sikap Dindik Kota Tangerang terhadap hal ini tapi belum mendapatkan jawaban sampai saat ini. Namun pihaknya sudah meminta kepada Komisi 2 yang menangani persoalan pendidikan untuk memanggil Dinas Pendidikan.
“Ini hanya sifat kehati-hatian saja, maka perlu ditelusuri dengan memanggil Dindik. Harus diperjelas isi buku itu apakah benar atau tidak. Itu pentingnya klarifikasi,” tuturnya.
Lanjut Tengku, dalam isi tulisan buku itu juga dinyatakan bahwa semua kejadian di alam hanyalah mekanisme alam biasa (peristiwa natural) dan manusia dapat turut campur didalamnya. Hal ini membuktikan tidak ada campur tangan tuhan. “Kalau saya dengar informasinya juga katanya itu hanya ringkasan saja, nanti di akhir ada jawaban dari ringkasan itu. Tapi pertanyaannya apakah metode mengkosongkan seperti itu tepat?,” ungkapnya.
Tengku menambahkan, dalam sebagian kasus metode-metode seperti itu justru membuat peserta antipati pada Islam atau ibadah. Ia berharap Pemkot Tangerang aktif menelaah dengan baik dan tidak boleh pasif.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang, Ahmad Amarullah mengatakan, pihaknya belum mengetahui bentuk buku dan isinya seperti apa. Terkait informasi buku tersebut sudah masuk ke Kota Tangerang, dirinya akan menelusurinya.
“Saya belum baca bukunya. Nanti kita cek dulu ke SMA Negeri 6 yang infonya sudah ada buku dari yayasan tersebut,” pungkasnya. (uis/aditya)