Guru SD Berkantor di Bawah Pohon

SERANG,SNOL—Komisi II DPRD Kabupaten Serang meradang saat meninjau SDN Sadah di Desa Kaserang Kecamatan Ciruas, Kamis (17/9). Gedung sekolah itu kondisinya sangat memprihatinkan lantaran dibangun oleh swadaya masyarakat, setelah lahan sebelumnya digusur oleh rencana Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten (Puspemkab) Serang.

Dari pantauan, rombongan anggota dewan datang secara mendadak sekitar pukul 13.30 Wib. Setibannya dilokasi, raut wajah mereka terlihat terperangah dan kecewa dengan kondisi bangunan sekolah yang dibuat semi permanen dengan sumber dana hasil swadaya masyarakat. Atap bangunan tampak masih menganga lebar. Jika diguyur hujan akan bocor dan saat kemarau tentunya akan kepanasan. Bahkan para gurunya terpaksa ngantor di bawah pohon depan sekolah itu lantaran tidak ada ruangan untuk mereka.

“Dinas pendidikan coret saja anggarannya, masa bangun sekolah saja harus swadaya. Memangnya bangun masjid,” ucap Ketua Komisis II DPRD Kabupaten Serang, Heri Azhari saat meninjau ke lapangan, Kamis (17/9).

Seharusnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) merencanakan reloaksi dan pengadaan lahan lebih awal sebelum Pembangunan Puspemkab dimulai. Tetapi apabila anggaran untuk relokasi tidak ada, tentunya bisa menggunakan dana tak terduga (TT).

“Dindik ini lalai, kan rencana Puspemkab itu sudah berapa tahun yang lalu. Dengan adanya rencana relokasi ini harusnya Dindik mengajukan ke kami untuk relokasi SDN Sadah. Kalau memang pengajuan pada  perubahan 2015 ini gak memukinkan  karena waktunya sangat pendek maka bisa gunakan dana TT,” imbuhnya.

Kepala SDN Sadah, Romli mengaku tidak nyaman dengan kondisi bangunan sekolah saat ini. Sebab, dengan kondisi yang tidak kondusif tentunya jika turun hujan bisa kehujanan, sementara jika kemarau seperti ini sangat panas. “Kondisinya sangat tidak nyaman,” katanya.

Saat ini jumlah murid sekolah ada 96. Proses belajar dan mengajarnya dilakukan dengan sistem sift. “Tadinya mau kita dipindahkan ke SDN Sentul. Kita sudah musyawarahkan sama masyarakat, tapi mereka tidak mau karena jaraknya terlalu jauh. Jadi masyarakat secara swadaya membangun dua ruangan, dan dua ruangan lagi meminjam ruangan madrasah,” katanya.

Ia berharap, Pemerintah Daerah segera mencarikan solusi untuk pembangunan SDN Sadah. “Kami berharap agar ada solusi sehingga proses belajar mengajara bisa nyaman,” ujarnya.  (sidik/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.