Andika Tak Diajak Audisi Wakil
Arief Berhalangan, Aeng Datangi Rano
SERANG,SNOL Ada yang menggelitik dari proses audisi calon wakil yang akan dipilih Rano Karno (RK) di Pilgub Banten mendatang. Calon gubernur petahana ini tidak mengundang Andika Hazrumy. Ada apa? Padahal dua tokoh Banten sudah merapat ke rumah dinas Rano.
Kemarin (21/7), setelah mengundang Walikota Serang Tb Haerul Jaman, Rano Karno mengundang Walikota Tangerang Arief R Wismansyah. Namun, karena Arief berhala ngan hadir karena harus ke Jambi untuk menerima Piala Adipura dari Presiden, Ketua DPD Demokrat Banten Aeng Haerudin yang datang menemui Rano di rumah dinasnya kawasan Sumur Pecung, Kota Serang.
Menanggapi tidak adanya nama Andika Hazrumy dalam daftar nama yang dipanggil RK, pemerhati politik Untirta Gandung Ismanto mengatakan, dari sisi politik peluang itu sebenarnya masih terbuka. Sebab katanya, politik sekarang tidak mengalami deideologisasi, istilah dari lawan abadi. Lobi politik masih mungkin terjadi, bergantung dari komunikasi politik dan keputusan yang diambil di belakang.
“Peluang itu kuncinya berada pada komunikasi politik yang dijalin antara Bu Mega dengan keluarga Bu Atut. Keputusan Rano berdampingan dengan Andika berada di tangan Bu Mega. Begitu pun sebaliknya,” katanya saat ditemui di FISIP Untirta, Kamis (21/7).
Pertimbangan lainnya adalah penyelesaian masalah secara personal antara RK dengan Atut. Jika masalahnya bisa dicairkan, peluang itu terbuka. Di sisi lain, derasnya nama Tb Haerul Jaman yang disebut-sebut bacawagub paling kuat selain Arief R Wismansyah untuk mendampingi RK, tidak bisa dihindarkan.
“Karena representasi simbolik (figur dan kombinasi wilayah) adalah faktor terkuat dalam setiap penyelenggaraan pilkada di Banten dan itu menjadi sebuah tuntutan. Pak Jaman tidak bisa dianggap remeh, karena dia memiliki jaringan dan dukungan kuat dari masa garis tradisional. Contohnya, peguron pencak silat dari zaman almarhum Tb Chasan Sochib,” ujarnya.
Sementara, pendukung Andika terpusat pada kaum terpelajar yang loyalitasnya bergantung pada aliran dana. Terlepas dari hal tersebut, kata Gandung, mencatut Jaman atau Andika, pertimbangan RK adalah menghitung potensi kemenangan.
Terkait pemanggilan tokoh Banten satu per satu ke rumah dinas Gubernur Banten, Gandung menilai itu pola yang sama dengan yang dilakukan Jokowi ketika ingin mencalonkan diri sebagai Presiden. Namun, di sisi lain bentuk komunikasi politik itu tidak egalitarianism.
“Posisinya (Rano) sebagai Gubernur Banten sekaligus kandidat dalam Pilgub Banten ada klaim sementara pasti menang. Superioritas yang ditonjolkan itu justru mengganggu dan bersifat intimidatif,” katanya.
Sementara itu, kuat dugaan pertemuan Rano Karno dengan Aeng Haerudin kemarin adalah untuk menjajaki kemungkinan koalisi PDIP-Demokrat yang mengusung pasangan RK-Arief Wismansyah pada Pilgub Banten 2017.
Aeng datang ke rumah dinas gubernur di Sumur Pecung, Kota Serang menggunakan Pajero Sport warna hitam bernopol B 777 KOM. Aeng yang langsung disambut RK, tampak sumringah.
Setelah bersalaman dengan RK dan awak media, Aeng yang merupakan mantan Ketua DPRD Banten periode 2009-2014 ini mengaku pertemuannya untuk memenuhi undangan orang nomor satu di Banten.
Seusai pertemuan tertutup dengan RK sekitar 35 menit tersebut, keduanya keluar dan memberikan keterangan pers dengan didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol, Deden Apriandhi Hartawan.
Aeng yang juga Ketua DPD Demokrat Banten mengaku, hingga saat ini belum dimintai pendapatnya oleh DPP tentang siapa kader yang layak dan diinginkan oleh masyarakat untuk maju pada Pilgub 2017. Selain itu, Demokrat belum menentukan WH sebagai calon gubernur maupun Arief sebagai calon wakil gubernur.
“Semua kader punya kesempatan yang sama untuk diusung pada pilgub, baik Pak WH (Wahidin Halim) maupun Pak Arief,” kata Aeng saat didesak siapa kader Demokrat yang akan maju pada pilgub, apakah WH, Arief atau pihak-pihak lain yang sudah mendaftar ke Demokrat.
Ditanya agenda kedatangannya ke RK, Aeng mengaku, hanya bersilaturahmi. Aeng juga mengatakan, pada saat yang sama gubernur juga mengundang Arief, tetapi tidak datang. “Saya belum komunikasi dengan Pak Arief, tapi katanya Pak Arief tidak bisa datang karena ada undangan penerimaan penghargaan Adipura di Jambi,” ucapnya.
Disinggung adanya dua kader Demokrat yang akan maju dalam Pilgub, yakni WH dan Arief, pihaknya mengaku aturan dan mekanisme partai yang akan dikedepankan.
RK sendiri mengaku mengundang Aeng karena yang bersangkutan adalah tokoh yang sangat diperlukan dalam memberikan masukan untuk pembangunan di Banten.
“Pemerintah pusat berencana membangun Universitas Islam Nasional, dan mengapa tidak kalau rencana itu kita sesuaikan dengan rencana pembangunan Islamic Center. Kalau saya tadi dengan Kang Aeng juga membahas pilgub, ya wajar-wajar saja,” ungkapnya.
Kedatangan Aeng, kata RK, selain sebagai tokoh Banten juga dalam kapasitas sebagai ketua partai, yang sangat strategis untuk pemenangan pilgub ke depan.
Ditanya mengenai Arief yang secara terang-terangan diminta untuk mendampinginya sebagai wakil, RK hanya tertawa. Kendati demikian, dia mengaku sudah berkomunikasi intensif dengan Arief, termasuk dengan ibu kandung sang Walikota Tangerang tersebut.
“Komunikasi sering, dan terakhir tadi pagi, dan katanya Pak Arief tidak bisa datang karena sedang menerima penghargaan Adipura di Jambi. Dengan ibunya saya hanya ngobrol biasa saja,” ucapnya.
Sebelumnya Kepala Humas dan Protokol Banten Deden Apriandhi Hartawan mengatakan, selain Haerul Jaman dan Arief, Rano juga akan mengundang semua kepala daerah, termasuk Sekda Banten Ranta Soeharta dan Taufik Nuriman.(mg9/rus/suf/aep/dm/bnn)