Keruk Lumpur, Alat Berat Rusak

TANGERANG, SNOL—Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) melakukan pengerukan terhadap sungai/kali/saluran pembuang yang mengalami pendangkalan. Namun, proyek tersebut sedikit terhambat karena terdapat alat berat (excavator/eskavator) pengeruk lumpur mengalami kerusakan.      Pantauan Satelit News, alat berat yang berada di jalan Ahmad Yani (depan Gedung Windu Karya) tidak lagi beroperasi. Alat berat tersebut tertutup oleh lumpur. Beberapa petugas tampak sedang berusaha memperbaiki alat tersebut supaya bisa kembali beroperasi.

      “Iya alat beratnya mengalami kerusakan sejak Senin siang kemarin. Kita masih berusaha untuk memperbaiki. Jadi ada rantai yang terputus,” kata salah seorang petugas yang sedang memperbaiki alat berat tersebut, Selasa (1/9).

      Petugas yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengatakan, karena hari sudah mulai malam, pihaknya akan datang lagi memperbaiki alat berat tersebut besok hari. “Kita terus berusaha dan melanjutkan proyek pengerukan kali ini,” ujarnya singkat.

      Terpisah, Kepala Bidang Sumber Daya Air pada DBMSDA Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni menjelaskan, pihaknya sudah mengetahui adanya alat berat pengeruk lumpur yang mengalami kerusakan. Saat ini alat berat tersebut masih dalam perbaikan oleh mekanik.

      “Kita kan ada dua mobil alat berat. Yang satu lagi beroperasi malam untuk loading ke truk buang lumpurnya. Semoga itu bisa teratasi dan tidak mengganggu pengerjaan,” kata Taufik. Taufik menambahkan, untuk target saat ini memang pihaknya baru melakukan pengerukan pada saluran mulai dari jalan Windu Karya Ahmad Yani sampai jalan TMP Taruna depan Stadion Benteng. Sementara, pada anggaran perubahan pihaknya menargetkan untuk mengeruk enam sungai/kali/saluran pembuang dan dua embung. “Ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi musim hujan untuk menampung air lebih banyak,” tuturnya.

      Untuk alat dimaksud, Taufik mengatakan, pihaknya melakukan sistem sewa per jam. “Ini kita prinsipnya pekerjaan rutin kalau rusak atau tidak jalan, maka kita tidak dibayar,” jelasnya. HaI ini ujicoba dan sebagai bahan nanti di anggaran perubahan untuk mengeruk sungai yang lebih massif. “Jadi kami teliti metode kerja kebutuhan alat pengendalian alat dan sebagainya,” terangnya. (uis/made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.