Tol Banjir, Pengelola Ruas Tangerang-Merak Rugi Rp 1,6 Miliar Sehari
TANGERANG, SNOL Banjir yang melanda ruas tol Tangerang-Merak di KM 57- 59 selama beberapa hari pekan lalu menimbulkan kerugian dalam jumlah besar. PT Marga Mandasakti misalnya kehilangan pendapatan Rp 1,6 miliar per hari. Sementara kalangan industri masih menghitung nilai kerugian.
Direktur PT Marga Mandasakti Sunarto Sastrowiyoto mengatakan, pihaknya hingga kini masih menghitung kerugian yang diderita akibat banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Ciujung itu. “Ya pasti merugi, namun kami belum menaksir berapa kerugian dari transaksi itu. Yang jelas transaksi normal kami biasanya mencapai Rp 1,6 miliar per harinya,” ungkap Sunarto saat jumpa pers di kantor PT MMS di kawasan Pinangsia, Tangerang, Jumat (11/1).
Selain kerugian dari transaksi, menurut Sunarto, kerugian belum ditambah dengan biaya pasca banjir. “Pasti ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Yaitu dalam hal pemeliharan pasca banjir, seperti menyapu dan menyikirkan eceng gondok dan lumpur yang memadat di tengah-tengah jalan, juga perbaikan aspal, karena aspal pasti rusak, kami harus memperbaiki itu,” ujarnya.
Pantauan Satelit News di lapangan, pada kilometer 58, terdapat potongan aspal dari lajur A (Tangerang-Merak), terdorong air hingga menyebrang ke lajur B atau arah sebaliknya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Serang, Mustofa mengatakan, pihaknya juga masih belum melakukan perhitungan mengenai kerugian terhadap sejumlah pabrik yang terendam. “Kami belum melakukan perhitungan tentang kerugian, perhitungan dilakukan setelah banjir surut secara keseluruhan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dengan luapan air Sungai Ciujung selama dua hari terakhir telah melumpuhkan semua aktifitas sejumlah pabrik di sepanjang aliran sungai tersebut. Pihaknya mengaku belum memiliki data valid mengenai jumlah pabrik yang terendam. “Ada sekitar belasan pabrik yang terendam akibat banjir ini sehingga melumpuhkan aktifitas produksi pabrik,” ungkapnya.
Mustofa menambahkan, dengan terendamnya belasan pabrik tersebut turut membuat ratusan ribu buruh pabrik terganggu aktifitas kerjanya. Meski masih ada pabrik yang tetap beroperasi, buruh pabrik tetap tak bisa melaksanakan kegiatan produksi karena akses jalan menuju pabrik turut terendam luapan air.(pramita/mg3/deddy)