Akademisi Ikut Kritik Kang Nong
TANGERANG, SNOL—Kritik atas penyelenggaraan Kang Nong yang digelar oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disporparekraf) masih nyaring disuarakan. Kali ini bahkan akademisi turut komentar. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Tangerang, Ahmad Kosasih menyatakan, pagelaran Kang Nong yang digelar akhir pekan lalu hanya sekadar kegiatan seremoni tanpa disertai inovasi dalam rangka pengembangan pariwisata. Ahmad Kosasih mengatakan, kegiatan pemilihan Kang Nong Kota Tangerang pada dasarnya baik dan mendukung dalam mempromosikan pariwisata di Kota Tangerang.
Akan tetapi melihat pelaksanaan beberapa hari lalu, dianggap kurang sosialisasi serta kurang meriah. “Sosialisasinya juga kurang, di jalan-jalan pemberitahuan kegiatan itu juga tidak terlihat. Seharusnya peserta bisa lebih banyak karena banyak masyarakat yang berminat,”ungkap Kosasih, kemarin.
Dikatakannya, sebaiknya Pemkot dapat melakukan inovasi dari kegiatan yang sudah rutin dilakukan setiap tahunnya. Sebab kegiatan tersebut harus ada tindak lanjutnya dan tidak sekadar menjadi ajang rutin. Dikatakannya, harus ada arah untuk promosi kepariwisataan di Kota Tangerang. Dijelaskannya, saat ini yang terjadi hanya sebuah ajang pemilihan yang setelah berakhirnya kegiatan lalu dilanjutkan kepada pemilihan di tahun berikutnya. “Hanya sekadar seremoni dan hanya menjadi penerima tamu pendamping dalam kegiatan. Hal itu sangat mubazir, harus ada peningkatan peran dan perubahan visi dari kegiatan itu, baik konsep dan kreativitasnya,”ujar Kosasih
Sebelumnya Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tangerang Wawan Anwar juga mengkritik pelaksanaan Grand Final Kang Nong yang digelar Sabtu (29/8) lalu. Wawan mengatakan, dalam pelaksanaannya dirinya menilai kegiatan tersebut kurang persiapan. Hal itu terlihat mulai dari kegiatan sampai berakhirnya acara yang tidak rapih dan penyelenggaraan yang terkesan dipaksakan.
“Gaungnya kurang dan kegiatannya seperti tidak ada persiapan, harus ada evaluasi kedepannya,”ujar Wawan. Senada Koordinator Jaringan Nurani Rakyat (Janur) Ade Yunus mengatakan hal yang sama. Dia menilai kegiatan itu terkesan dipaksakan dan kurang persiapan. “Kurang persiapannya dan sosialisasi kegiatan tersebut, harus ada evaluasinya. Jika anggaran terbatas lebih baik tidak perlu dilaksanakan karena selama ini tidak memiliki dampak yang bermanfaat untuk masyarakat maupun pariwisata kita,”ungkapnya. (catur/made)