26 Warung Mesum Dibakar Satpol PP

TELUKNAGA,SNOL—26 warung remang-remang di Kampung Tanjung Pasir RT01/01 Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga dibakar Satpol PP, Senin (8/6). Bangunan liar yang sudah berdiri sejak lima tahun lalu di area perhutani ini dibakar atas permintaan warga. Pantauan Satelit News, puluhan petugas Satpol PP dibantu TNI dan polisi langsung membongkar dan membakar 26 warung yang dijadikan tempat protistusi oleh pemiliknya. Pembongkaran yang berlangsung sejak pukul 11.00 Wib di Kampung Tanjung Pasir RT01/01 ini, tanpa perlawanan.

Para pemilik hanya terdiam melihat tindakan tegas para petugas, dikarenakan sebelumnya Satpol PP sudah memberikan surat peringatan namun tidak ditaati.

            Ketua RW01 Desa Tanjung Pasir, Mulyadi menjelaskan, warung yang sudah berdiri sejak lima tahun lalu itu sudah sering diberi peringatan dari RW, desa maupun kecamatan tapi tidak dihiraukan oleh pemiliknya. Bahkan, pada tahun 2010 juga sudah pernah dibakar dan dihancurkan tapi warung mesum itu kembali didirikan lagi.

            “Masyarakat sekitar sudah resah dan malu karena wilayahnya sudah dikotori oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Rata-rata pemilik warung merupakan warga luar desa tanjung pasir,” ungkapnya dengan nada kesal.

            Mulyadi menambahkan, dari 36 warung yang ada di kampung tersebut dan masuk area Perhutani ini hanya 26 warung yang diratakan. Sementara sisanya tidak dibongkar karena hanya dijadikan tempat tinggal para nelayan. Namun, berdasarkan surat himbauan sisa bangunan tersebut juga akan diratakan setelah lebaran.

            Menurutnya, warung-warung mesum tersebut sering menjadi tempat penginapan para tamu dan kebanyakan anak-anak muda. Harga sewanya pun bervariasi dari Rp100 ribu sampai Rp150 ribu tergantung kamarnya. “Kebanyakan warung-warung ini disewakan lagi kepada germo dari Bekasi. Para tamu bebas menginap sambil membawa perempuan dari luar ataupun yang ada,” ungkapnya.

            Kepala Desa Tanjung Pasir Gunawan menambahkan, mulai dari masyarakat, RT, RW sudah banyak yang resah sejak adanya warung mesum tersebut. Ia juga sudah sering memberi teguran maupun surat peringatan tapi tidak dihiraukan oleh para pemilik warung. “Pemilik warung tersebut tidak pernah izin dan sudah menyalahgunakan tempat usaha dijadikan lokalisasi prostitusi,” tandasnya.

            Lanjut Gunawan, ia bersama warga akan terus mengawasi lokalisasi di tempat tersebut. Karena biasanya sesudah dibongkar pemilik warung membangun lagi dan pihak desa maupun warga tidak ingin kecolongan lagi. “Kami bersyukur karena sebelum puasa tempat tersebut sudah dibongkar dan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang. Tempat lokalisasi tersebut membuat masyarakat kecewa karena secara tidak langsung wilayahnya dijadikan tempat maksiat,” katanya.

            Camat Teluknaga Supriyadi menjelaskan, pembongkaran ini sebagai peringatan keras terhadap para pemilik warung yang beralih usaha. Ia juga tidak segan-segan, jika ada tempat usaha yang dijadikan lokasi maksiat akan segera dibongkar. Menurutnya, Kecamatan Teluknaga yang memiliki banyak santri dan pengajian merasa dikotori oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

            “Saya siap berantas penyakit masyarakat termasuk tempat lokalisasi prostitusi, yang sudah mengotori wilayahnya,”tegasnya.

            Supriyadi menambahkan, jika dibiarkan warung mesum ini semakin menjamur sehingga lebih baik secepatnya dimusnahkan. Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar segera melapor jika ada tempat yang mencurigakan atau sudah buat masyarakat resah. (harso/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.