Calon Kades Harus Berkantong Tebal

TANGERANG,SNOL—Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Kabupaten Tangerang akan berlangsung 14 Juni 2015. Meski berlabel pesta demokrasi kelas bawah tapi biaya yang wajib dikeluarkan calon kepala desa tidaklah murah. Di wilayah-wilayah ‘basah’, setiap calon minimal mengantongi miliaran rupiah.

Para calon kades dengan modal besar dapat ditemui di wilayah yang memiliki banyak pabrik atau berada di area pengembang perumahan besar seperti Kecamatan Cikupa dan Panongan. Maklum saja, tanda tangan kepala desa di wilayah seperti ini sangat penting dalam urusan jual beli tanah atau lahan. Sehingga, peluang balik modal pasca jor-joran di ajang Pilkades sangat besar.

Salah seorang calon Kepala Desa Ranca Kelapa Kecamatan Panongan, Kumaedi mengatakan modal satu miliar untuk Pilkades sangatlah wajar. Uang sebanyak itu digunakan untuk beragam kepentingan seperti sosialisasi ke masyarakat, biaya kampanye hingga biaya tak terduga.

“Untuk sosialisasi saja sudah habis 500 juta rupiah. Belum untuk kampanye seperti membuat baliho, spanduk, poster dan sebagainya. Saya sudah siapkan dana untuk melakukan perlawanan terhadap para calon yang lain. Minimal satu miliar,”ujar Kumaedi. Biaya sosialisasi calon kepala desa cukup besar mengingat beragam kegiatan harus dilakukan agar para pemilih terpikat. Setiap calon Kades biasanya memiliki posko-posko yang harus ‘dihidupkan’ dengan menjadikannya tempat tongkrongan. Konsumsi makanan, minuman hingga rokok para simpatisan yang nongkrong di posko-posko ini ditanggung setiap calon. Setiap kali simpatisan bertandang ke rumah, masing-masing calon biasanya memberikan uang transportasi. Demikian pula bila kandidat menghadiri acara hajatan warga.

“Untuk sosialisasi ke warga, kami juga biasanya mentraktir mereka di warung-warung. Apa saja yang diambil warga dari dalam warung maka kami yang membayarnya. Walau satu RT yang datang, tetap kami bayar. Kadang bisa sampai satu juta setiap kali mentraktir warga,”imbuh Dadang Suhendro, Calon Kepala Desa Pabuaran Kecamatan Jayanti.

Selain sosialisasi, biaya kampanye adalah komponen berikut harus ditanggung calon. Untuk mengkampanyekan diri, setiap kandidat minimal memasang poster, membuat baliho, menyebar spanduk hingga mendatangkan artis-artis jika ada kampanye terbuka.

Namun, komponen lain yang tak kalah penting yakni biaya tak terduga. Rata-rata calon kepala desa biasanya menyiapkan dana besar untuk melakukan ‘pengeboman’ alias serangan fajar jelang hari pencoblosan.

Suherman, warga Desa Bojong Kecamatan Cikupa mengatakan biaya serangan fajar di wilayahnya cukup besar. Pendukung yang sudah pasti memilih maka akan dibom dengan uang sebesar 300 ribu. Sementara pemilih mengambang akan lebih mahal hingga mencapai 500 ribu. atisan yang datang ke rumah. portasi kepada n pencitraan sebagai gainya. lam urusan _______________________________________

“Kalau bom-boman akan lebih seru jelang pencoblosan,”ujar Suherman. Ketua RW 6 Desa Bojong, Nurdin mengatakan praktik politik uang dalam Pilkades sudah wajar terjadi. Minimal, kata warga RT 14 Desa Bojong itu, setiap pemilih cenderung materialistis.

“Kalau Calon Kades datang tidak memberi uang maka biasanya akan diledekin,”ujar Nurdin.

Meski praktik jual beli suara rawan terjadi, pejabat sementara Desa Rancailat Kecamatan Kresek, Fatalih mengaku suasana akan berbeda tahun ini. Menurut Fatalih, Pilkades tahun ini akan mendapatkan pengawalan ketat dari petugas Polres Tangerang Kota.

“Sehingga sulit untuk melakukan money politik secara terang-terangan,”ujarnya, kemarin.

Camat Cikupa, Hendar Herawan menjelaskan setiap calon kepala desa wajib memiliki dana untuk pencalonannya. Seluruh calon, kata Hendar, pasti menghabiskan uang ratusan juta rupiah. Apalagi, di wilayahnya terdapat banyak pabrik-pabrik besar hingga pengembang perumahan sehingga banyak pihak yang berkepentingan dan memberi sokongan dana.

“Untuk saat ini biaya besar disebabkan bukan saja untuk pembelian suara masyarakat. Tapi jauh dari itu, bahkan untuk saat ini kampanye sudah menjadi tren untuk menunjukkan kekuatan. Ini tidak sedikit memakan ongkos politik,” jelasnya.

Pilkades serentak di Kabupaten Tangerang akan berlangsung di 78 desa. Saat ini, Pilkades memasuki tahapan validasi daftar pemilih. Masa kampanye akan dimulai seminggu sebelum hari pencoblosan. (harso/mujeeb/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.