15 Jemaah Tangerang Ditebus 90 Juta
TANGERANG,SNOL—Sebanyak 49 jemaah umrah yang disandera pihak hotel di Jeddah dipastikan bisa pulang ke tanah air. Tapi, jemaah yang diberangkatkan PT Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI) Kecamatan Benda Kota Tangerang itu harus ditebus dengan uang 6 juta rupiah per kepala. Termasuk 15 warga Tangerang yang ikut dalam rombongan umrah tersebut.
Setelah satu minggu tertahan di Hotel At-Tahlia Jeddah, 49 jemaah umrah asal Serang, Cilegon, Tangerang dan beberapa daerah di luar Banten diagendakan bertolak ke tanah air secara bertahap mulai hari ini, Jumat (22/5). Pihak hotel At-Tahlia bersedia melepas jemaah dengan syarat membayar biaya hotel yang tidak dibayarkan oleh pihak Travel Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI). Untuk itu keluarga Jemaah pun menghimpun dana senilai Rp294 juta untuk menebusnya.
Salah seorang keluarga Jemaah dan juga koordinator penghimpun jemaah wilayah Tangerang, Royani mengatakan, segala upaya telah ia lakukan untuk memulangkan keluarga dan jemaah yang masih tertahan di Jeddah. Dari mulai mendatangi travel keberangkatan JMBI hingga melapor ke Mabes Polri. Akhirnya, keluarga korban bisa sedikit bernafas lega karena pihak hotel bersedia melepas Jemaah jika mampu menutupi biaya penginapan.
“Awal masalah memang timbul karena pihak travel belum melunasi biaya hotel dan katering. Akibatnya, paspor Jemaah ditahan sehingga mereka tidak bisa pulang ke tanah air. Kabar terakhir, pihak hotel mengajukan syarat untuk menebus biaya hotel untuk keluar,” ujarnya, Kamis (21/5).
Ia menuturkan, mendengar kabar tersebut keluarga Jemaah langsung bereaksi dan berinisiatif untuk menghimpun dana Rp6 juta per orang. Uang tersebut telah dikirim kepada rekening Jemaah masing-masing di Jeddah.
“Kami patungan Rp6 juta per Jemaah, itu rinciannya biaya hotel Rp4 juta dan biaya transportasi dari hotel ke bandara dan tiket senilai Rp2 juta. Tangerang ada 15 Jemaah dan semua sudah patungan. Untuk Tangerang total tebusannya 90 juta rupiah. Kalau saya sendiri ada dua Jemaah yaitu istri dan anak. Kalau Jemaah dari Serang, Cilegon, dan beberapa daerah di luar Banten saya kurang hafal,” katanya.
Kasus penyanderaan ini mendapatkan perhatian Konsulat Jendaral RI (KJRI) Jeddah. Mereka bergerak cepat dalam penanganan kasus 49 jemaah umroh yang terlantar dan tertahan di sebuah di Jeddah.
Konsul Jenderal RI di Jeddah Dharmakirty Syailendra Putra menuturkan, pemulangan akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, sebanyak 38 orang akan diterbangkan dengan menggunakan maskapai Emirates siang ini. Mereka diperkirakan sampai Jakarta pada esok (23/5) pagi.
“Dari sini berangkat sekitar pukul 11.00 waktu Jeddah, transit dulu di Dubai baru lanjut Jakarta,” tutur Dharmakirty pada Jawa Pos kemarin (21/5). Sementara, sisanya akan dipulangkan pada Sabtu pagi waktu setempat dengan menggunakan maskapai Garuda.
Dharma, demikian ia biasa disapa, menjelaskan, rombongan pemulangan tahap pertama merupakan jemaah yang baru sekitar 5-6 hari “terlantar”. Sedangkan mereka yang ikut dalam tahap kedua, adalah rombongan yang sudah lebih dari dua minggu berada di hotel tempat mereka ditahan.
Disinggung masalah biaya pemulangan, pria berkacama itu menyampaikan, jika seluruh biaya ditanggung oleh pihak Muassasah Mazaya. Keputusan itu diberikan setelah pihak KJRI berhasil meyakinkan pihak muassasah jika seluruh rombongan mengalami penipuan. Muassasah adalah lembaga penanggung jawab perjalanan umrah dan haji yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi.
“Fakta baru yang kami temukan, ternyata jemaah ini terdaftar di sana. Dengan kata lain, ada travel resmi yang telah membantu travel gadungan ini untuk memperoleh visa umrah. Ini yang harus ditelusuri,” jelasnya.
Sementara itu, pihaknya juga tengah menelusuri adanya rombongan lain yang diduga mengalami hal yang sama. Dari informasi sementara yang diterima, ada 39 orang jemaah yang juga diberangkatkan oleh agensi umroh Jaya Mandiri Bersama Indonesia (JMBI) seperti 49 jemaah lainnya. Mereka dikhawatirkan juga memiliki tiket bodong atau biaya hotel belum dibayarkan oleh agen travel dan umrah abal-abal itu
“Kabar yang kami peroleh, 23 orang masih di Mekkah. Sementara 16 lainnya masih terus dilacak keberadaannya,” tuturnya.
Persoalan ini diakuinya bukan kali pertama terjadi. Dalam waktu kurang dari satu tahun ini, kata dia, sudah 500 kasus penelantaran jemaah yang ditangani KJRI. Masalah ini pun telah dikoordinasikan dengan Kementerian Agama (Kemenag). KJRI meminta Kemenag untuk dapat menanggulangi kasus agen umroh abal-abal di tanah air. Sehingga, tidak akan ada lagi penelantaran jemaah umroh di tanah suci. (dwa/net/riu/gatot/jpnn)