Kakek Pingsan Saat Antri Pencairan PSKS
TIGARAKSA,SNOL—Malang nian nasib Jumhuri (70), warga Kecamatan Gunung Kaler ini pingsan saat berdesakan dalam antrian pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kantor Pos Tigaraksa, Jumat (24/4). Pria renta ini diduga kelelahan setelah dua jam berdiri dalam barisan antrian.
Informasi yang dihimpum Satelit News, Jumhuri yang jatuh pingsan di tengah barisan sekitar pukul 10.30 Wib langsung dievakuasi petugas Kantor Pos Tigaraksa. Kondisi antrian sempat gaduh, sejumlah wanita yang ada dalam antrian berteriak minta pertolongan untuk sang kakek. Kondisi antrian PSKS di Kantor Pos Tigaraksa pada hari keenam memang sangat ramai. Bahkan, sang kakek yang pingsan nyaris terinjak-injak peserta lainnya.
Setelah dikeluarkan dari barisan oleh petugas, Jumhuri ahkirnya sadarkan diri. Namun, saat hendak diwawancarai kakek tersebut terlihat lemas dan sulit dimintai keterangan. Antri lebih dari dua jam membuatnya pingsan karena kelelahan. Kakek tersebut juga datang tanpa didampingi oleh keluarganya. Selain ada yang pingsan, kericuhan sempat terjadi sejak pengambilan nomor urut antrian pengambilan dana PSKS.
Selain itu, sejumlah anak kecil terlihat ikut dalam desakan antrian pengambilan dana PSKS tersebut. Pembagian dana tersebut juga dinilai sejumlah warga tidak tepat sasaran, lantaran banyaknya warga yang berdatangan dengan menggunakan sepeda motor baru.
Salah satu warga Gunung Kaler, Aminah mengaku kecewa dengan panitia yang tidak bisa menertibkan jalannya pencairan hingga sejumlah insiden terjadi. Hal ini juga diperparah dengan tidak adanya tim medis yang disediakan oleh panitia PSKS, sehingga warga yang menjadi korban tidak mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Seharusnya ada tim kesehatan, jadinya kalau ada yang terjadi kaya begini bisa langsung ditolong. Tadi saja kalau enggak langsung ditolongin sama warga lain mungkin sudah terinjak-injak,” keluh Aminah.
Warga Gunung Kaler lainnya, Malik mengatakan, bagi sebagian warga yang ekonominya menengah ke bawah pembagian dana dari kompensasi kenaikan harga BBM sebesar Rp600 tersebut sangat berarti. Terlebih bagi warga yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Meskipun dalam pengambilan dana tersebut harus dengan mengantri hingga berjam-jam, bahkan tak jarang terjadi aksi saling dorong antar sesama warga.
“Buat saya uangnya sangat dibutuhkan, makanya biarpun harus menunggu dan mengantri lama saya tetap berusaha,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Tigaraksa Ai Subarli mengatakan, sebanyak 6000 Kepala Keluarga (KK) setiap harinya berdatangan untuk mengambil uang kompensasi tersebut. Dana tersebut bisa diambil secara bertahap oleh masyarakat yang memiliki kartu PSKS.
“Bagi yang belum mengambil sebagiannya masuk ke rekening tabungan penerima bantuan. Jika mereka tidak memiliki kartu PSKS ini, maka mereka tidak bisa mengambil dana bantuan tersebut. Secara otomatis akan menjadi tabungan,” pungkasnya. (mg27/aditya)