Pembunuh Siswa Kabur Diongkosi Kawan
TANGERANG,SNOL—Pelaku tawuran berdarah di Taman Cikokol yang menyebabkan Ahmad Arifin (17), pelajar SMK PGRI 2 Kota Tangerang tewas akhirnya ditangkap di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Tersangka berinisial STRD (18) kabur ke kota pahlawan dengan diongkosi kawan-kawannya.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombespol Agus Pranoto menjelaskan, Tim Resmob Polrestro Tangerang Kota bersama dengan petugas Polsekta Tangerang menangkap tersangka STRD di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4) sekira pukul 15.00 sore. Tersangka dibekuk saat hendak menaiki kapal yang akan berlayar menuju Sulawesi.
“Tersangka diringkus saat tengah akan naik kapal ke Sulawesi pada Minggu 19 April 2015 sekira pukul 15:00 WIB. Penangkapan tersebut dipimpin langsung oleh AKP Priyatno,” kata Kapolres. Menurut Kapolres, tersangka langsung dibawa dari Surabaya ke Polres Metro Tangerang Kota untuk diperiksa dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Tangerang, AKBP Sutarmo menambahkan, sebelum menangkap dan mengejar tersangka, pihaknya sudah mengantongi nama pelaku penusukan Ahmad Arifin. Kemudian petugas melakukan pengembangan hingga tertangkapnya tersangka di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
“Benar sudah kita tangkap inisialnya STRD, pelajar dari salah satu SMA Negeri di Kota Tangerang. Tersangka diduga melakukan penganiayaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Pasal yang dikenakan adalah pasal 351 ayat 3 kitab undang-undang hukum pidana,” jelas Sutarmo, kemarin.
Sutarmo enggan menyebutkan secara rinci asal sekolah pelajar yang ditangkap. Menurutnya, pihak kepolisian punya kewajiban melindungi nama sekolah agar tidak ada pencemaran.
“Tersangka berstatus sebagai pelajar sekolah negeri di Kota Tangerang,”ujar Sutarmo.
Tawuran pelajar yang melibatkan SMK Yuppentek 1 Tangerang, SMKN 4 Tangerang, SMKN 2 Tangerang dan SMK Vochtech yang bergabung melawan SMK PGRI 2 Tangerang, pada Senin (6/4) lalu, telah direncanakan. Dalam peristiwa itu Ahmad Arifin, siswa SMK PGRI Tangerang kelas XI tewas akibat luka tusuk yang menembus di bagian kepala dan mata kanan. Dia menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Kota Tangerang.
Dalam keterangannya kepada petugas, STRD mengaku sudah berencana melakukan tawuran dengan siswa SMK PGRI 2. Mereka merencanakan pertarungan via blackberry messenger. Sebelum tawuran pecah, tersangka dan korban langsung melakukan duel. Saat duel itulah, samurai yang dipegang pelaku copot dari gagangnya hingga menancap tepat di kening korban. Tak lama berselang, polisi datang ke lokasi dan kedua kubu pelajar sama-sama membubarkan diri.
STRD yang merupakan warga Kelurahan Karang Sari, Kecamatan Neglasari Kota Tangerang itu mengaku melarikan diri ke Sragen, Jawa Tengah menggunakan bus. Setelah itu, pelajar yang melewatkan ujian nasional itu berangkat menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
“Tapi waktu mau ke Sulawesi, keburu ditangkep,” ujar STRD. Dia menjelaskan, seluruh ongkos pelariannya berasal dari hasil patungan serta sumbangan kawan-kawan sekolahnya. STRD menyatakan kawan-kawannya rela menjual handphone untuk membantu biaya pelariannya.
Dinas Pendidikan Dukung Langkah Polisi
Penangkapan tersangka kasus pembunuhan kepada Ahmad Arifin dalam tragedi tawuran pelajar di Cikokol mendapatkan apresiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang. Dindik menegaskan tersangka yang berstatus pelajar itu tidak akan diberikan keringanan apapun.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Ahmad Amarullah mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah polisi menangka pelaku pembunuhan. Menurutnya, tindakan pelaku sudah di luar batas kenakalan remaja. Ia menambahkan, pelaku harus menerima hukuman sesuai peraturan yang berlaku. Termasuk pemecatan dirinya sebagai pelajar dari salah satu sekolah terkait.
“Kami dukung terus polisi untuk mengusut tuntas kasus ini, kalau pelakunya sudah tertangkap bagus dan harus dihukum sesuai dengan peraturan yang berlaku,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya belum mendapat laporan baik dari kepolisian maupun dari salah satu sekolah. Bahkan, pihaknya belum mengecek secara rinci siswa yang tidak ada di sekolah setelah kejadian tersebut.
“Kami belum tahu siswa nya berasal dari sekolah mana? Kami masih fokus Unas kemarin,” katanya.
Kepala SMK Negeri 4 Kota Tangerang Sutarjiwo mengaku, belum menerima laporan dari pihak berwajib. Ia pun belum mendapat laporan dari siswa SMKN 4 yang tidak masuk setelah kejadian. Ia berandai, dari sekolah manapun pelaku harus ditindak sesuai hukum yang berlaku. Supaya, menjadi efek jera bagi pelajar lainnya yang ikut-ikutan. Ia berharap, tidak ada lagi kejadian seperti ini. Lanjut Sutarjiwo, pihaknya akan terbuka kepada siapa saja kalaupun pelaku merupakan siswanya.
“Kami belum dapat laporan dari kepolisian, jadi tidak bisa berkomentar banyak. Dari sekolah manapun, pelaku harus tetap diproses secara hukum,”pungkasnya. (uis/widiawati/gatot)