Pembacok Warga Sembunyi di Hutan

LEBAK,SNOL– Pembacok enam warga dengan membabibuta, Juhdi alias Ogot (40) akhirnya berhasil dibekuk anggota Satreskrim Polres Lebak, Selasa (21/4). Para korban meminta pelaku dihukum mati.

Pelaku yang masih berstatus bujangan lapuk ini dibekuk di tempat persembunyiannya di tengah hutan, Senin (20/4) malam sekitar pukul 23.00 Wib, tepatnya sekitar 5 KM dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Kampug Cikondang RT.10/02, Desa Sukadaya Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak.

Kasat Reskrim AKP David Candara Bebega menuturkan, sejak peristiwa pembacokan itu terjadi, dia beserta anggota dari Polres serta Polsek standby di TKP dari malam hingga pagi lagi. Pihaknya meyakini tersangka tidak akan lari jauh dari TKP. Polisi juga meminta keterangan dari warga setempat dan mengumpulkan informasi tentang pelaku.

“Hari pertama Kami melakukan penyisiran dari ujung ke ujung perkampungan tapi belum juga bisa ditemukan. Kemudian mendatangi rumah kerabat dan sodaranya juga tidak ada. Hari kedua, polisi menyisir lagi tidak ditemukan juga,” kata David, Selasa (21/4).

Saat melakukan penyisiran, ada warga setempat yang mengimformasikan bahwa ada seseorang yang dicurigai merupakan pelaku, lewat perkampungan itu tanpa mengenakan baju. Orang itu hanya pakai celana meminta. Kepada warga, orang itu meminta makanan. Setelah itu, orang tersebut pergi lagi menuju ke dalam hutan. Mendegar informasi itu, pihak kepolisian dibantu oleh warga langsung memburu ke dalam hutan.

Perburuan di hari kedua tidak sia-sia. Di tengah hutan, polisi berhasil menciduk pelaku dari tempat persembunyiannya. “Kami berhasil membekuk pelaku sekitar pukul 23.00 Wib di hutan sekitar 5 KM dari TKP. Pelaku tidak membawa golok, cuman terlihat celananya banyak bercakan darah korban. Ketika hendak dibekuk, pelaku sempat melawan dan mencoba melarikan diri, karena kami banyak dan ada masyarakat yang membantu, akhirnya pelaku berhasil disergap dan dilumpuhkan,” bebernya.

Masyarakat yang mengetahui kabar pelaku telah tertangkap, merasa gerah. Mereka menunggu kedatangan pelaku dihakimi dan membakarnya, tapi pelaku berhasil diamankan dan dibawa langsung ke Mapolres. Sementara, barang bukti berupa golok hingga tadi malam belum berhasil ditemukan. Namun polisi sudah menyita barang bukti lainnya berupa celana pelaku yang penuh bercakan darah dan seluruh pakaian korban yang penuh bercakan darah.

“Pemeriksaan sementara pelaku hanya mengalami depresi atau stres karena orang tua laki-lakinya mengalami lumpuh terserang struk. Kemudian adik perempuannya 50 hari lalu meninggal. Masalah lainnya karena terhimpit ekonomi. Pelaku sempat pusing dan kesurupan. Pas sadar lagi, seketika itu pelaku langsung mengambil golok di dapur rumahnya,” ujarnya.

Merujuk kepada KHUP, pelaku dijerat dengan pasal 338 junto 351 ayat 2 dan 3 tentang mengakibatkan orang mati dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Tapi, penetapan pasal ini menunggu pemeriksaan lanjutan karena baru dugaan. Dari pengembangan lanjutan bisa pasal 340 yang dikenakan kalau terbukti dengan niat, disengaja, direncanakan yang mengakkibatkan matinya seseorang. Hukumannya seumur hidup, mati dan sekecil-kecilnya 20 tahun penjara.

“Kami belum bisa menetapkan hukuman tersebut karena masih mendalami. Kalau dari kesaksian sudah pas bisa kami tetapkan pasal 340. Saya rasa tidak perlu diperiksa ke dokter karena sudah saya lihat pelaku sehat walafiat. Saya minta pelaku jangan dulu diwawancara, kalau mau besok saja (hari ini,Red),” imbuh Kasat Reskrim.

Seperti telah diberitakan, perlakuan pemuda yang satu ini sungguh kejam. Dia tega membantai setiap orang yang ditemuinya dengan menggunakan sebilah golok. Tidak tanggung-tanggung, enam orang terkapar bersimbah darah, bahkan satu diantaranya meregang nyawa.

Peristiwa ini terjadi Minggu (19/4) lalu sekitar pukul 15.30 Wib. Kejadian bermula saat pemuda yang masih berstatus bujangan lapuk bernama Juhdi alias Ogot (40) warga Kampug Cikondang RT.10/02, Desa Sukadaya Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak, mendatangi rumah Yayat Nurhayati (30), lewat pintu belakang. Saat itu, Nurhayati sedang memasak di dapur belakang rumahnya. Sedangkan suaminya, Ahmad Aspuri (39) sedang makan di bagian tengah rumah.

Saat sedang memasak, Nurhayati mendengar ada yang mengetuk-ngetuk pintu dapur. Saat pintu dibuka, Ogot sudah berdiri di depan pintu. Kehadiran pelaku yang tampak tidak bersahabat dengan sebilah golok di lengannya itu membuat Nurhayati terkejut. Namun Nurhayati berusaha untuk tenang. “Kaget banget. Emang mau kemana,” tanya Nurhayati kepada pelaku.

Ironisnya, sapaan Nurhayati itu tidak dijawab dengan ucapan melainkan dengan golok digenggaman pelaku yang langsung dibacokan ke arah korban. Akibat sabetan itu, korban mengalami luka di bagian kepala dan lehernya. Korban kemudian berlari keluar menuju rumah saudaranya. Lalu, pelaku menghampiri anak korban dan hendak menggorok leher anak itu, namun aksinya berhasil dicegah Ahmad Aspuri. Di dalam ruangan itu terjadilah perkelahian sengit. Beruntung, pelaku berhasil dikalahkan. Dia langsung lari ke luar rumah korban.

Kalah melawan Aspuri, ternyata tidak membuat pelaku berhenti melancarkan aksi bringasnya. Dia lari ke rumah Eti Suhaeti (30) yang tak jauh dari rumah Aspuri. Di sana, pelaku kembali membabi buta. Suhaeti yang tidak tahu menahu tiba-tiba dibacok oleh pelaku hingga bersimbah darah. Bukan cuma Suhaeti. Sugiar, anaknya yang masih berusia lima tahun juga menjadi sasaran amukan pelaku. Sambil menahan sakit, Suhaeti berlari ke luar rumah sambil membawa anaknya menuju rumah Atiah (60). Melihat korban lari, pelaku langsung mengejarnya.

Naas bagi Atiah. Bermaksud menyelamatkan Suhaeti, dia justru malah menjadi korban kebringasan pemuda itu. Pelaku datang dan langsung membacokkan goloknya tepat mengenai bagian kepala Atiah hingga berulang-ulang. Bahkan, tangan sebelah kiri Atiah terputus akibat sabetan senjata tajam pelaku. Akibat luka bacokan yang sangat serius itu, nyawa Atiah tidak tertolong. Korban tewas seketika di lokasi kejadian.

Melihat Atiah sudah tak berdaya, pelaku langsung menghampiri Samah (70). Dia langsung menyabetkan goloknya hingga mengenai bagian kepala dan pipi nenek renta itu mengalami luka sangat serius. Usai membantai Samah, pelaku langsung kabur. (mg29/mardiana/jarkasih)

Keluarga Korban Minta Juhdi Dihukum Mati

Sementara itu, salahsatu keluarga korban pembacokan Basri (40), meminta kepada pihak berwajib agar memberikan hukuman mati kepada pelaku pembacokan terhadap anggota keluarganya.

Basri menilai, pelaku sudah tega membacok sanak keluarganya yang tidak punya masalah apa-apa. Padahal, selama ini dirinya dengan keluarga selalu berlaku baik kepada pelaku.

“Saya sangat berharap pelaku dihukum mati, karena sampai sekarang istri, anak dan dua sodara saya masih terbaring di rumah sakit. Kalau sudah begini, Sugiar (5) anak saya akan cacat selamanya karena harus kehilangan tiga jarinya dan kepalanya ada bekas bacokan. Pokoknya saya akan menutut pelaku,” pintanya sambil menangis saat ditemui Satelit News di ruang perawatan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Selasa (21/4).

Senada dikatakan salahsatu korban pembacokan, Yayat Nurhayati (30). Dirinya meminta pelaku ditembak saja dan jangan sampai diberi kesempatan hidup. Dia mengaku trauma dengan kejadian tersebut dan takut pelaku mengulangi perbuatan yang sama saat bebas dari penjara nanti.

“Saya takut jika pelaku dibebaskan akan menggunakan ilmu hitam dan menghabisi saya beserta keluarga saya yang sekarang masih kritis. Kaka dari ibunya pelaku saja, Atiah (60) dibacok sampai tewas, apa lagi kami yang bukan siapa-siapa pelaku, pasti akan melakukan pembacokan lagi, pokoknya harus dihukum mati,” ujarnya.

Pantauan di rumah sakit, keempat korban Sugiar (5), Eti Suhaeti (35), Yayat Nurhayati (30) dan samah (70) masih berbaring di rumah sakit dalam kedaan kritis. Sementara satu korban lagi yang tewas, Atiah (60) sudah dimakamkan. Seangkan Ahmad Aspuri hanya mengalami luka ringan saja. (mg29/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.