Ratusan Wanita di Banten Derita Kanker Serviks

SERANG,SNOL– Ratusan wanita memadati Puskesmas Serang, di jalan Ahmad Yani Ciwaktu Kota Serang, Selasa (21/4) pagi. Mereka datang untuk memeriksakan kondisi kesehatannya dari penyakit kanker serviks.

Kebetulan, pada hari itu Puskesmas menggelar pemeriksaan gratis untuk pencegahan kanker serviks. Mengingat penyakit ini sulit untuk disembuhkan dan angka kematiannya yang cukup tinggi, sehingga beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan juga cukup tinggi. Selain itu, penyakit kanker juga disebut sebagai Silent Killer, dimana penderita kanker baru menyadari saat stadium penyakitnya sudah parah dan tidak banyak yang dapat dilakukan.

Plt Gubernur Rano Karno yang hadir dalam pencanangan program nasional percepatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan Indonesia di Puskesmas tersebut mengatakan, kondisi ini terjadi karena masyarakat belum menyadari sepenuhnya bahaya penyakit kanker serta prilaku hidup yang cenderung tidak sehat.

“Setiap wanita beresiko tinggi terjangkit kanker leher, rahim dan kanker payudara selama hidup mereka, tanpa memandang usia dan gaya hidup. Maka dari itu kepada seluruh wanita disarankan untuk rutin melakukan Skrining dengan cara IVA (Inpeksi Visual Asetat) dan untuk deteksi dini kanker payudara dengan menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE). Ini dilakukan agar penyakit ini dapat terdeteksi sedini mungkin sehingga prognosisnya akan lebih baik dan biaya pelayanan pengobatan juga dapat ditekan,” jelas Rano dihadapan kader PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota serta ratusan ibu-ibu yang hadir.

Rano menyebutkan, penderita kanker leher Rahim hingga tahun 2014 di Provinsi Banten berjumlah 116 kasus dan kanker payudara berjumlah 325 kasus, sedangkan angka kematian yang dilaporkan pada kanker Rahim hanya satu kasus dan kanker payudara 4 kasus.

“Pemprov Banten telah berupaya terus meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan dengan dukungan sumber daya yang memadai. Kami akan terus bergerak meningkatkan pelayanan kesehatan dari pinggir ke tengah sehingga seluruh masyarakat di Banten akan menikmati pelayanan kesehatan yang berkualitas,” katanya.

“Saya juga menghimbau agar masyarakat terus meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dengan selalu memeriksakan kesehatannya secara berkala dan menerapkan PHBS sebagai gaya hidup,” tambahnya.

Ketua Tim Penggerak PKK Dewi Indiarti Rano mengatakan, kanker leher Rahim dan kanker payudara perlu diwaspadai sejak dini sehingga tidak mengalami keterlambatan dalam memperoleh penanganan. Kondisi ini sering terjadi karena ketidaktahuan masyarakat khusnya kaum perempuan mengenai informasi kanker secara komperhensif.

“Dengan deteksi dini akan semakin cepat diketahui, sehingga dapat dicegah berkembang lebih lanjut,” kata Dewi.

Berdasarkan koordinasi dari delapan daerah di Banten, peserta yang mengikuti tes IVA mencapai 2850 orang, sementara dari kota serang sebanyak 239 orang.

Sementara, ibu-ibu yang hadir sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan dokter. Mereka mengajukan banyak pertanyaan yang menyangkut penyakit kewanitaan.

Salah satunya, Yeni warga Lontar (38). Ia datang bersama 4 kakak perempuan dan keponakan perempuannya mengikuti semua rangkaian acara. Menurutnya dari acara tersebut ia mendapat pemahaman baru mengenai tanda- tanda kanker serviks.

Anak saya dua perempuan baru tau kalo anak perempuan haid dibawah 11 tahun salah satu ciri-ciri kanker, bahkan makanan yang tidak sehat juga sangat mempengaruhi kesehatan organ perempuan,” katanya. (metty/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.