Lahan Relokasi PKL Mauk Buruk
MAUK,SNOL—Sekitar 400 dari 600 lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Mauk Kecamatan Mauk dipindahkan ke belakang pasar, Selasa (7/4). Pemidahan lapak yang dipantau aparat trantib kecamatan setempat ini menuai protes, karena lahan relokasi yang disediakan pemerintah dinilai tak layak.
Pantauan Satelit News, para pedagang kaki lima sudah mulai membangun kembali kiosnya untuk berjualan di belakang pasar. Para pedagang mengeluhkan tempat lokasi baru yang diberikan pemerintah karena tidak ada akses jalan yang layak dan masih berupa tanah. Kondisi ini membuat pedagang khawatir para konsumen enggan berbelanja ke belakang pasar karena tempatnya becek saat hujan.
Salah satu PKL, Sunarti mengungkapkan, pihaknya kecewa kepada pemerintah setempat karena lokasi yang diberikan masih belum layak. Ia mengaku jika musim hujan, biasanya tempat tersebut masih banjir dan becek.
“Saya takut kondisi ini nantinya membuat konsumen pada kabur, karena belanja di tempat yang baru becek dan susah parkir. Kalau bisa secepatnya tempat yang baru ini segera dibangun jalan menggunakan paving block atau batu krikil supaya tidak becek saat hujan,” harapnya saat ditemui dilokasi.
Sementara itu, Ketua Tim Penertiban Pasar Mauk Yatti Nurul Hayat mengatakan, penertiban bangunan liar ini untuk memperlancar arus lalu lintas di Jalan Raya Rasar Mauk, sebagai jalur utama menuju Kecamatan Kronjo serta Kecamatan Sepatan. Diharapkan para pengguna jalan tidak lagi terkena macet, serta kawasan Pasar Mauk makin rapih dan tertata.
“Sebelum bangunan dibongkar, saya sudah siapkan lahan untuk berjualan supaya tidak lagi mangkal di sepanjang pasar mauk,”ungkapnya.
Selain itu, tim penertiban terus melakukan dialog dengan para pedagang yang lain untuk segera pindah ke lokasi baru. Sebelum pembongkaran, pemerintah juga sudah memberikan surat edaran dan meminta pedagang membongkar bangunannya sendiri guna menghindari konflik dengan petugas.
“Jika sampai waktu yang ditentukan masih ada pedagang yang membandel, aparat trantib akan menindak tegas dan menyita dagangannya. Petugas juga akan membongkar paksa bangunan liar tersebut, karena mengakibatkan kemacetan serta membuat kumuh wilayah Mauk,” tegas Yatti.
Sementara itu, Lurah Mauk Timur Andy Sulaiman mengatakan, ia bersama timnya akan mengawasi para PKL. Ia akan menindak tegas pedagang hingga jera, jika masih terlihat mangkal di tepi jalan. Pihaknya berharap kerjasama dari seluruh PKL, dalam relokasi sementara ini, karena rencananya Pasar Mauk akan dibangun kembali untuk menampung pedagang yang ada.
“Ada 600 PKL yang terdaftar dan semuanya yang jualan di jalan akan dipindahkan tanpa terkecuali,” tandasnya.
Kasi Trantib Kecamatan Mauk Sri Setiadi menambahkan, keberadaan PKL yang meluber hingga ke tengah jalan menghambat lalu lintas di Jalan Mauk. Selain itu, para pedagang juga kerap membuang sampah sembarangan. “Sampah sayuran milik PKL membuat pasar terkesan kumuh dan kurang indah kalau dilihat, serta bau. Kemudian bangunannya pun tidak berizin, terpaksa harus dibongkar,” tandasnya. (mg26/aditya)