Satu Keluarga Dipasung
SERANG,SNOL— Penyakit sosial yang menimpa sekelompok orang yang notabene tergolong kurang mampu, seperti Orang Dengan Gangguang Jiwa (ODGJ) sepertinya harus mendapat perhatian serius dari pihak terkait.
Jika semakin dibiarkan, hal itu akan semakin merugikan masyarakat dan merampas hak hidup sebagai manusia.
Di sebuah lokasi kumuh, jauh dari kehidupan dan terpencil di Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, tampak pemandangan yang memprihatinkan yaitu sedikitnya enam orang penderita ODGJ hidup terlantar dan belum terbebas dari pasung. Mereka dipasung dalam kurun waktu 10 – 20 tahun bahkan lebih, karena kerap meresahkan dan dianggap mengancam keselamatan orang lain.
Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) pada Dinas Sosial Kabupaten Serang Marpindo Desra Chaniago mengatakan, alasan pihak keluarga penderita ODGJ enggan melepaskan pasungan tersebut, lantaran kondisi korban belum terlihat membaik.
“Kami belum bisa bebaskan, keluarganya tidak mengizinkan. Tapi kita akan tinjau lagi dua minggu kemudian,” kata Marpindo, Jumat (27/3).
Dalam tinjauannya ke Kecamatan Cinangka, pihaknya menemukan satu keluarga penderita ODGJ yang dipasung. Mereka adalah, Suprianto (36), Supaino (28), Mariati (26), Marsupiah (40). Mereka adalah warga Desa Cinangka Kecamatan Cinangka.
“Empat penderita ODGJ itu tinggal secara terpisah di dalam rumahnya,” tambahnya.
Sedangkan dua orang lainnya yang masih dipasung, hingga kini identitasnya belum diketahui. Hanya saja, kedua penderita tersebut dikabarkan dipasung di sebuah gubuk kecil yang dibuat oleh anaknya. “Kita belum ada data identitasnya, kita sedang mencoba cari tahu,” ujarnya.
Pihaknya akan memberikan bantuan medis dan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang. Meskipun pihak keluarga belum mengizinkan, namun pengobatan harus tetap dilakukan secara intensif sebagai bukti perhatian secara kemanusiaan.
“Kita tetap akan lakukan pengobatan, meskipun pihak keluarga belum mengizinkan mereka (penderita ODGJ,red) dilepas dai pasungannya,” pungkasnya.
Penyebab ODGJ tersebut, salah satu diantaranya lantaran stres ketika orang tua dari korban meninggal dunia saat dirinya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Yang satu orang itu sebelumnya kerja di Arab jadi TKI, lalu dapat kabar orang tuanya di kampung meninggal. Jadi mungkin dia shock, sehingga mengalami gangguan jiwa,” terangnya.
Namun, ia mengaku secara keseluruhan pihaknya tidak mengetahui permasalahan yang dialami oleh penderita ODGJ tersebut. “Macam-macam penyebab dan masalahnya. Tapi, detailnya kami belum tahu,” imbuhnya. (mg23/mardiana/jarkasih)