Politik Dinasti Kades Masih Populer
PAKUHAJI,SNOL—Fenomena politik dinasti Kepala Desa (Kades) masih populer Pemilihan Kades (Pilkades) tahun ini. Konsep politik ini diprediksi sejumlah pihak akan terus bertahan
karena didasari faktor gengsi ataupun menjaga kehormatan keluarga.
Pengamat poitik dan pemerintahan, Memed Chumaedi mengatakan, konsep politik dinasti Kades masih populer dalam Pilkades tahun ini. Menurutnya, politik dinasti dalam Pilkades bukan suatu masalah namun menjadi fenomena yang unik.
“Sah-sah saja jika ada satu keluarga yang terus mencalonkan diri jadi Kades. Apalagi pemilihan Kades itu kebanyakan karena faktor gengsi ataupun demi kehormatan keluarga. Makanya jika ada keluarga yang ingin maju sebagai Kades dari bapak, kakak, sampai seterusnya itu kebanyakan karena gengsi keluarga,” ujarnya kepada Satelit News, kemarin.
Memed menambahkan berdasarkan informasi yang diterimanya, peserta Pilkades serentak tahun ini sangat bervariasi, yakni dari guru, aparat dan pegawai desa yang maju sebagai calon Kades. Menurutnya, secara umum hal itu juga dipicu oleh faktor kehormatan keluarga. “Mudah-mudahan nanti kalau terpilih bisa memegang amanah warganya, serta bisa bekerja secara profesional, bukan karena gengsi keluarga saja,” harapnya.
Terpisah, Camat Pakuhaji Nurhalim mengakui fenomena politik dinasti Kades memang sangat kuat. Ia mencontohkan ada aparat desa di wilayahnya yang siap mencalonkan diri sebagai Kades, meski sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurutnya, informasi yang berkembang bakal calon Kades tersebut ingin melanjutkan kepemimpinan yang sudah pernah dijabat oleh ayahnya dan kakaknya.
“Bagi saya siapapun boleh mencalonkan diri sebagai Kades, asalkan menempuh aturan yang berlaku dan memenuhi persyaratan yang ada. Misalnya jika ada PNS yang terpilih menjadi Kades maka yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya selama menjabat Kades,” pungkasnya. (mg26/aditya)