Nasib Alfin, Bayi Penderita Kelainan Pada Kelaminnya
Kerap Menangis dan Hanya Ingin di Pengkuan Ibu
PANDEGLANG,SNOL- Kondisi yang tak biasanya dialami seorang bayi bernama M Alfin Firmansyah (1 tahun), anak pertama dari pasangan Asep Ardiansyah (23) dan Tia (22), warga Kampung Talaga Desa Nembol Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang. Seiring perjalanan usianya, bayi naas ini harus menanggung kepedihan. Dia menderita kelainan pada alat kelaminnya.
Tak seperti anak seusianya, sejak usia Alfin menginjak 4 bulan, ia hanya ingin berada di pangkuan ibunya. Pertumbuhan tubuhnya menurun drastis sejak dibagian kelamin (Penis-red) nya ditemukan benjolan kecil yang menghambat saluran kencingnya. Sejak itu pula, nafsu makan, kelincahan dan gerak tubuh Alfin menurun drastis.
Bayi yang lahir dengan berat sekitar 2,4 Kg ini, hanya bisa menangis dan sulit tidur. Bagian kaki, badan, tangan dan seluruh anggota tubuhnya terlihat mengecil, hanya saja seluruh anggota tubuhnya masih terlihat normal.
Tia (22), ibu Alfin menceritakan, sejak lahir ia aktif menyusu Air Susu Ibunya (ASI) dan pertumbuhannya mengalami peningkatan yang cepat. Usia 3 bulan saja, berat badan Alfin sudah hampir 5 Kg. Namun keanehan terlihat dan dirasakan oleh keluarganya ketika anak mungil itu menginjak usia 4 bulan.
“Waktu itu, kami langsung bawa Alfin ke Puskesmas. Dan pihak Puskesmas merujuknya ke Rumah Sakit (RS),” kata Tia, Kamis (28/8).
Pihak Puskesmas tidak membertahukan kepada keluarga, apa penyakit yang diderita Alfin. Bahkan ketika ditanya apa yang harus dilakukan oleh keluarga-pun, pihak Puskesmas enggan bercerita banyak. Mereka hanya memberinya surat rujukan ke RSUD Berkah Pandeglang, untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih baik.
Saran Puskesmas pun dituruti, dan setelah dibawa ke RSUD Berkah Pandeglang ternyata dokter di RSUD setempat menyarankan untuk membawanya ke dokter spesialis anak. Kemudian dibawalah ke dokter spesialis anak di wilayah Pandeglang.
“Beberapa kali kami bawa Alfin ke dokter dan para tenaga medis lainnya, kami tidak pernah mendapat jawaban apa penyakit yang diderita Alfin. Sampai kini kami tidak tahu,” tambahnya, seraya mengatakan, beberapa dokter hanya sempat bilang bahwa Alfin harus banyak makan dan harus disunat.
Beberapa obat yang diminum Alfin hanya obat penambah nafsu makan, vitamin dan anti biotik yang sebetulnya kesemua obat itu tidak memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan fisiknya. Namun, upaya orang tua Alfin tak berhenti disitu. Ia juga berupaya untuk konsultasi ke tempat lain.
Ayah si bayi, Asep mengatakan, dirinya bukanlah keluarga mampu karena penghasilannya per hari tidak menentu. Demi kesembuhan anak pertamanya itu, Asep rela melakukan apa saja karena kedua orang tuanya sangat berharap derita yang dialami anaknya segera berakhir.
“Ya, liat saja pak kondisi kami begini. Kami hanya bisa berusaha, segalanya Allah SWT yang menentukan. Kami berfikir, usaha yang selama ini dilakukan sudah maksimal, kami tinggal menunggu pertolongan dari Yang Maha Kuasa,” imbuhnya. (mardiana/jarkasih)