Pengusaha Beralih ke LPG 3 Kg

SERANG,SNOL–Melambungnya harga LPG 12 Kg dalam sepekan terakhir ini, berimbas langsung ke sejumlah pengusaha rumahan di Kota Serang. Ongkos produksi  mengalami peningkatan sekitar 20 hingga 40 persen.Guna menekan harga jual agar tidak mengalami kenaikan, pengusahapun mulai mengurangi konsumsi LPG 12 kg, dan menggantinya dengan LPG melon bersubsidi atau LPG 3 Kg.

Salah seorang pengusaha roti di Mayoban Kecamatan Cipocok Kota Serang, Bayin mengatakan, sudah hampir 15 tahun menjalankan bisnis rotinya itu. Ia mengaku saat ini ongkos produksinya ikut naik lantaran harga LPG 12 Kg naik sekitar Rp 5 ribu. Untuk meminimalisir ongkos produksi, dirinya terpaksa beralih menggunakan gas 3 Kg.

“LPG harganya naik terus. Sekarang harganya Rp 140 ribu, LPG-nya diantar langsung kemari,” kata Bayin, Jumat (6/3).

Saat pesanan ramai lanjut Bayin, pemilik pabrik roti rumahan yang memiliki 25 orang pekerja itu bisa menghabiskan empat hingga lima buah tabung LPG 12 Kg dalam sehari. “Rp140 dikali 5 sudah Rp700 ribu, itu baru buat bahan bakar. Belum diitung bahan baku roti dan lainnya. Nanti kalau ongkos produksi naik, harganya jadi naik. Pelanggan saya bisa kabur. Agar harganya tetap, sekarang saya pakai tiga tabung 12 Kg dan empat tabung 3 Kg, yah masih ada selisih lah,” paparnya.

Bayin mengaku menggunakan LPG 3 Kg jauh lebih hemat dibanding LPG 12 Kg. Harganya yang murah, setelah mendapatkan subsidi pemerintah. Bahkan, terhitung lebih menjanjikan keuntungan baginya dibanding menggunakan LPG 12 Kg. Diapun kini sedang menimbang untuk beralih pakai LPG 3 Kg saja semuanya.

“Mungkin saja nambah pakai LPG 3 Kg, kalau harganya tambah mahal terus,” ujarnya lagi.

Sementara, menurut pemilik agen LPG di Cinanggung Kota Serang Hj Ida mengungkapkan, penjualan gas 3 Kg lebih cepat habis dari sebelumnya, karena memang pengiriman di agen sudah dibatasi. Saat ini pihaknya mengaku hanya dikirim sebanyak 700 tabung atau dua truk dalam sehari.

“Tetap saja kurang, yah katanya sih pembatasan ini sengaja dilakukan. Selain untuk menghindari penimbunan, agar semua warga bisa menikmati gas LPG 3 Kg,” ungkapnya.

Menurutnya, sebagian konsumen gas pengguna 12 Kg beralih ke LPG berukuran 3 Kg. “Sekarang warga yang biasa konsumsi gas 12 Kg, banyak yang beralih ke gas 3 Kg,” paparnya.

Salah seorang pengecer Rohana, mengaku dirinya kesulitan mendapatkan gas 3 Kg karena di sejumlah agen LPG yang didatanginya minim stock. “Biasanya setiap hari saya bisa kirim ke warung-warung, sekarang seminggu hanya 2 kali ngirim. Karena gasnya kosong, di agen juga dibatasi pembeliannya,” keluhnya.

Diketahui, harga LPG 12 Kg di agen Rp 134 ribu. Di pengecer Rp138 ribu. sedangkan harga LPG 3 Kg di agen resmi berkisar Rp17 ribu, dan Rp21 ribu ditingkat pedagang eceran.

3 Ribu Gas LPG Ditebar Dalam Operasi Pasar

 

Sementara, melambungnya harga gas LPG 3 Kg dipasaran juga, membuat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak bergerak cepat menetralisir kekhawatiran masyarakat. Bekerjasama dengan PT Pertamina, pihaknya menggelar Operasi Pasar (OP) LPG 3 Kg.

Diketahui, harga tabung gas melon di pasaran meningkat diangka Rp 22 ribu perTabung. Sedangkan, dalam OP kali ini pihaknya menjual dengan harga Rp 16 ribu perTabung. OP digelar diseputaran Alun-alun Rangkasbitung, Jumat (6/3).

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindag Lebak Orok Sukmana mengatakan, kegiatan OP yang dilakukan itu bertujuan untuk mengantisipasi tingginya harga LPG dan menstabilkan kembali harga di pasaran. “Kami tidak bisa menekan harga di eceran, paling bisa mengantisipasi dan berupaya manjaga stabilitas saja karena kami tidak punya kewenangan untuk itu. Mungkin mereka juga mengambil untung ganti rugi biaya operasional, untuk sementara OP inilah yang bisa kami lakukan,” kata Otok, Jumat (6/3).

Kali ini, OP dilakukan di 6 titik yaitu, di Kecamatan Rangkasbitung, Maja, Cipanas, Cikulur, Cibadak dan Kalanganyar. Jumlah yang dikeluarkan sekitar 3.360 tabung LPG 3 Kg. Masing-masing titik sekitar 560 tabung, yang langsung diserbu habis oleh warga sekitar.

“Pembeli juga kita batasi, maksimal dua tabung saja. Kalau ada yang minta lebih, akan ditolak,” tambahnya.

Pihaknya juga berharap, para pengecer yang menjual LPG tidak terlalu banyak mengambil keuntungan dari penjualanya, dan kedepan akan selalu berusaha menggelar OP. Pihaknya tidak mau masyarakat terus-terusan mengalami kelangkaan atau kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Lebak Junaedi Ibnu Jarta mengatakan, OP yang dilakukan harus tepat sasaran. Jangan sampai OP itu hanya kamuplase untuk memberikan kemudahan para tengkulak mendapatkan LPG. “Kalau bisa jangan hanya OP yang dilakukan, tetapi cobalah Disperindag memanggil para tengkulaknya. Beri mereka pembinaan soal mengambil keuntungan yang sewajarnya, dan kendalikan tengkulaknya jangan sampai dibiarkan begitu saja. Saya yakin, cara ini juga akan efektif untuk menstabilkan harga,” ungkapnya.

Diyakininya, kenaikan harga yang terjadi, ada yang mengendalikan. Maka, semua pihak harus berperan mencari solusi terbaik. Jangan sampai kenaikan ini menjadi berlarut-larut. “Yang menjadi korban tetap saja masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah,” imbuhnya (mg29/metty/mardiana/jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.