Minim Sarana, Minim Pula Sosialisasi
Nasib Program Bank Sampah Kota Tangerang
TANGERANG, SNOL Program bank sampah yang dicanangkan Pemerintah Kota Tangerang 2011-2016 ternyata masih jauh dari kata optimal. Pasalnya, dari target 1.000 bank sampah, hingga saat ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang membawahi program tersebut baru dapat mewujudkan sekitar 300 unit bank sampah. Itu pun dengan tingkat efektifitas sekitar 95 persen.
Hal ini dibuktikan dari banyaknya unit bank sampah yang tidak dipergunakan dengan baik oleh masyarakat sekitar. Bahkan, banyak di antara mereka yang belum mengetahui soal program senilai Rp 2 miliar tersebut. “Saya malah enggak tahu kalau pemerintah punya program bank sampah. Regulasinya saja saya enggak ngerti kaya gimana. Minim sosialisasi sih,” ujar Mulyadi (40), salah seorang warga tinggal di Kecamatan Larangan, Minggu (3/11).
Sementara Ketua RW 03 Kecamatan Larangan, Sabenih mengaku program bank sampah di tempatnya memang masih sangat minim. Bahkan untuk item bank sampah seperti bak pemilah antara sampah organik dan non organik dan alat timbangan juga belum tersedia. “Bak sampahnya saja enggak ada. Gimana mau sosialisasi lebih jauh. Makanya banyak warga saya yang belum tahu soal bank sampah ini. Jangan salahkan kitalah kalau akhirnya program ini belum berhasil,” tukasnya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Agus Sudrajat mengklaim jika ketidakberhasilan program bank sampah ini lantaran susahnya mengubah perilaku masyarakat. “Untuk tahun ini dari 120 bank sampah, sebenarnya sudah berjalan sekitar 95 persen. Sisanya masih belum optimal karena pada malas masyarakatnya. Mengubah perilaku masyarakat yang susah,” ujar Agus, Selasa (29/10) lalu.
Bahkan pihaknya mengaku jika telah memberikan stimulan dengan memberikan alat pemilah sampah dan timbangan. Akan tetapi tetap saja masih banyak warga yang belum memiliki kesadaran untuk mengolah sampah. Upaya untuk menjadikan buang sampah sebagai suatu budaya nyatanya belum berjalan baik. “Kita sudah berikan alatnya, tapi memang masyarakatnya yang belum berminat,” tukasnya.
Padahal seperti diketahui, program 1.000 bank sampah dibangun di tingkat RT/RW, sekolah, dan kantor Pemkot yang dikelola warga setempat untuk kemudian ditukarkan atau diolah menjadi sesuatu yang menghasilkan. Kehadiran bank sampah juga bertujuan agar sampah tidak perlu dibuang ke TPA yang hingga saat ini kondisinya sudah semakin penuh. Penggunaan bank sampah juga berguna untuk mereduksi sampah sehingga bisa menekan volume sampah yang dihasilkan masyarakat. Jika sampah yang dihasilkan masyarakat tidak direduksi, akan meningkatkan volume sampah yang dibuang ke TPA Rawa Kucing. Dari data yang dimiliki DKP setempat, dalam satu hari ada sekitar 1000-1200 ton sampah yang diproduksi setiap hari di Kota Tangerang. (kiki/made)