Syiarkan Tahun Baru Islam di Tengah Serbuan Budaya Barat
TANGERANG, SNOL Merayakan perayaan tahun baru Masehi yang jatuh setiap awal bulan Januari bagi mayoritas umat Islam menjadi hal biasa. Yang tidak biasa justru merayakan tahun baru Islam 1 Muharam oleh umat Islam itu sendiri. Hanya segelintir saja umat Islam yang ingat dengan pergantian tahun barunya tersebut dengan kegiatan Islami.
Adalah pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Adzom, satu dari sedikit kalangan yang menghidupkan kembali tradisi merayakan tahun baru Islam yang sudah mulai dilupakan. Dalam kemasan acara berlabel Festival Al Adzhom, pengurus masjid terbesar di Kota Tangerang tersebut merayakan pergantian tahun dengan aneka kegiatan bermanfaat.
Salah seorang panitia, Romi Abidin mengatakan Festival Al Adzhom untuk tahun 1435 H ini adalah yang kedua, setelah tahun lalu sukses meraih dukungan masyarakat. Sebagaimana tahun lalu, perayaan tahun baru Hijriah kali ini disemarakkan dengan berbagai kegiatan dan perlombaan. Misalnya pawai 1435 obor, santunan 1435 anak yatim, tabligh akbar, lomba marawis, hadroh, seminar, pameran buku, hingga gerakan 1435 anak Pramuka cinta masjid. Rangkaian kegiatan ini akan dimulai pada tanggal 5 hingga 16 November dengan mengambil lokasi di Masjid Al Adzhom.
“Untuk mengawali rangkaian acara ini akan dimulai pada saat pergantian malam tahun baru dengan diawali doa awal dan akhir tahun bersama MUI dan warga Kota Tangerang,” kata Romi, kemarin. Pada saat penyelenggaran malam pergantian tahun baru, pihak panitia juga akan mengundang seluruh organisasi kepemudaan yang ada di Kota Tangerang. Hal ini dimaksudkan untuk mempereerat tali silaturahmi di antara organisasi pemuda. Sedangkan sebagai jamuan, pihak panitia akan menyiapkan 100 tumpeng yang nantinya akan dinikmati bersama.
“Insya Allah acaranya dimulai setelah maghrib di malam pergantian tahun,” tambah Romi. Kegiatan yang katanya digagas Plt. Walikota Tangerang Arief Wismansyah ini, lanjut dia, sebagai kegelisahan atas fenomena perubahan gaya hidup khususnya umat Islam dalam memaknai pergantian tahun. Menurutnya, umat Islam saat ini lebih bangga menyemarakkan pergantian tahun baru Masehi dan mengisinya dengan kegiatan yang kurang bermanfaat. Namun sebaliknya, pergantian tahun baru Islam sendiri malah sepi dan kurang mendapat apresiasi dari umat Islam itu sendiri.
“Inilah yang barangkali menjadi keprihatinan me,” dia menambahkan.
Secara terpisah, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang, KH. Edi Junaedi Nawawi mengaku sangat mendukung dengan diselenggarakannya Festival Al Adzhom yang kedua. Ia berharap, perayaan tahun baru tersebut bisa turut mensyiarkan Islam kepada masyarakat secara lebih luas. Dan yang tak kalah pentingnya, momentum pergantian tahun turut dimaknai pula sebagai sarana instrospeksi untuk memperbaiki diri. “Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama dalam mensyiarkan Islam. Karena sekarang banyak umat Islam yang lupa dengan tahun baru Islam,” kata KH. Edi.
Sementara Plt. Walikota Tangerang Arief Wismansyah sangat mendukung diselenggarakannya Festival Al Adzhom. Sebagai kota yang mengusung motto akhlakul karimah, memang sudah semestinya mengedepankan semangat Islami dalam setiap kegiatan. “Harapan kita perayaan tahun baru Hijriah tidak kalah meriah dengan perayaan tahun baru Masehi. Ini mudah-mudahan sebagai bagian dari ikhtiar kita dalam mewujudkan masyarakat yang berakhlakul karimah,” kata Arief. (kiki/made)