Pelaku Begal Diikat, Dibakar Lalu Difoto

1418436bb-begal780x390

Tewas, Tubuhnya Gosong

PONDOK AREN,SN—Sadis ! Sekelompok warga di Kelurahan Pondok Karya Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan membakar hidup-hidup pelaku begal motor, Selasa (24/2) dinihari.Peristiwa itu bermula ketika Wahyu Hidayat (21) dan Sri Astriani (19) melintas di Jalan Masjid Baitul Rahim RT 02/03 Kelurahan Pondok Karya Kecamatan Pondok Aren dengan menggunakan sepeda motor matic Honda Beat pada pukul 00.00 wib. Sepasang muda-mudi itu diam-diam diikuti empat orang yang menunggangi dua sepeda motor dari arah belakang. Empat begal itu kemudian dengan cepat mendekati keduanya. Dari arah kiri, salah satu pelaku menyabetkan samurai ke arah Sri. Kaget diserang secara mendadak, Sri yang merupakan warga Pamulang itu menangkis serta memegang ujung samurai dengan tangan kanannya. Pelaku menarik kembali samurainya sehingga membuat Sri dan Wahyu terjatuh dari sepeda motor. Dua pelaku juga sempat terjatuh pasca insiden penarikan samurai itu.

Selanjutnya, salah seorang dari mereka berusaha merampas sepeda motor milik Wahyu yang merupakan warga Ciputat Timur. Celakanya, sepeda motor tersebut tidak bisa menyala. Melihat pelaku gagal menyalakan sepeda motor, Astri berteriak kencang memanggil minta tolong.

“Astri teriak minta tolong sampai ada beberapa warga datang sembari ikut meneriaki maling ke arah mereka,”ujar Wahyu, kemarin siang. Melihat banyaknya warga berdatangan, ketiga pelaku langsung ngacir dan meninggalkan salah seorang rekannya yang masih mencoba membawa kabur motor Wahyu. Pelaku yang ditinggalkan kawanannya kemudian berlari dan bersembunyi setelah gagal menyalakan sepeda motor incarannya.

Pria berambut pendek itu awalnya berhasil kabur dengan bersembunyi di warung tegal. Namun warga yang marah berhasil menemukan persembunyiannya. Lelaki tanpa identitas itu tanpa ampun dihujani bogem mentah. Pelaku yang sudah payah dan setengah sadarkan diri langsung diseret warga ke Jalan Ceger Raya yang hanya berjarak beberapa meter dari lokasi penangkapan pertama.

“Warga langsung mengalungi pelaku dengan ban motor yang dibawa warga lain, lalu disiram bensin atau cairan apa gitu. Lalu dibakar,” ungkap Wahyu. Pria itu dibiarkan terpanggang di canada viagra generic tengah Jalan Ceger Raya dan menjadi tontonan warga lainnya. Para penonton kemudian mengabadikan peristiwa itu melalui handphone dan selanjutnya disebarkan ke berbagai jejaring sosial serta pesan berantai Blackberry Messager (BBM).

Salah seorang warga yang melihat langsung peristiwa main hakim sendiri terhadap pelaku, Matalih (60), mengatakan warga yang mengejar sempat mengepung warteg beberapa saat dan akhirnya menyeret pelaku keluar. Saat di luar warteg, kemarahan warga ditumpahkan pada pelaku yang diketahui seorang laki-laki itu. “Orang-orang mukul terus dilucuti semua (pakaian) si tukang begal itu. Pada ngebentak tanya dia dari mana, terus dijawab, dia ngaku-nya dari Lampung,” kata Matalih.

Setelah itu, warga membakar pelaku. Matalih tidak menjelaskan lebih lanjut soal itu. Tetapi yang pasti, saat main hakim sendiri itu, kata dia, memang melibatkan hampir seluruh warga yang ada di sana. “Memang mereka (warga) kalau begadang ya kumpul di pos ronda sini. Makanya saya bilang terlalu berani si pelaku. Kalo massa mah kan sewot begini, sudah motornya mau diambil orangnya juga dilukain. Jadi geregetan,” kata Matalih seperti dilansir kompas.com, kemarin malam.

Kapolsek Pondok Aren, Bachtiar Alfonso mengungkapkan pelaku tidak meninggalkan identitas yang jelas. Diperkirakan, pria naas itu berusia 20 tahunan. “Selanjutnya masih terus dikembangkan oleh petugas kami,” ujarnya. Dari peristiwa itu, polisi mengamankan barang bukti berupa samurai milik pelaku dan http://adchix.com/pfizer-cialis-cheap Honda Beat milik korban.

Peristiwa pembakaran begal sepeda motor oleh warga itu dianggap sebagai aksi main hakim sendiri. Kriminolog Achmad Hisyam menilai, ada beberapa kemungkinan warga sampai hati melakukannya. Pertama, aksi itu mungkin merupakan bentuk penurunan kepercayaan terhadap polisi ataupun pihak-pihak yang memiliki otoritas menegakkan hukum.

“Namun, penurunan kepercayaan tersebut tidak secara umum, biasanya hanya untuk kasus-kasus ringan saja,” kata Achmad saat dihubungi, Senin (24/2). Achmad menduga warga kecewa terhadap penanganan kasus-kasus ringan berupa pencurian motor atau mobil. Karena, laporan tak kunjung ditindaklanjuti atau barang yang dirampas tidak kembali. Maka dari itu, warga berpikir lebih baik menghabisi langsung pelaku dari perbuatan tercela itu.

Kemungkinan lainnya adalah warga merasakan amarah terhadap pelaku kejahatan yang meresahkan. Pelaku kejahatan kini makin kejam karena tidak segan-segan melukai korbannya bahkan hingga menghabisi nyawa. Ia juga mengatakan, begal bukanlah modus kejahatan baru, tetapi semakin lama pelakunya semakin kejam.

Ditambah lagi, aksi begal cukup marak terjadi belakangan dengan modus yang lebih kejam daripada beberapa waktu lalu. Untuk begal yang di Pondok Aren bahkan pelakunya tidak segan-segan membacok korbannya dengan pedang.
Beruntung, korbannya memiliki keberanian yang tinggi sehingga berhasil menghalau serangan itu. “Jadi mungkin kekejaman inilah yang membuat warga gemas dan melakukan main hakim sendiri kepada begal,” kata Achmad. (pramita/kcm/gatot)