Keluarga Terduga Lima Begal Menggugat
Tuding Polisi Merekayasa, Lapor ke Komnas HAM
SERPONG,SNOL Keluarga terduga ‘begal’ yang ditembak mati Satuan Reskrim Polsek Serpong di Pelabuhan Merak dan www.aztecuk.com Cikupa, Minggu (8/2), menganggap kematian lima anggota keluarganya tidak wajar dan penuh rekayasa.
Pihak keluarga akan menempuh jalur hukum dan melapor ke Komnas HAM terkait tuduhan rekayasa kasus oleh kepolisian. Kemarin siang, belasan anggota keluarga lima terduga kasus begal berkumpul di RSUD Tangerang.
Abdul Karim, adik dari Muhammad Ali, tersangka kasus perampasan sepeda motor yang ditembak di Cikupa mengatakan, kakaknya sudah ditangkap polisi pada 1 Februari 2015.
Saat itu, polisi berpakaian preman serta dilengkapi senjata tajam menangkap 16 orang di sebuah kontrakan di Panunggangan Kecamatan Pinang (Depan Hotel Transit FM3). Salah seorang diantaranya adalah Muhamad Ali atau saudara kandung Abdul Karim.
“Kejadiannya setengah 4, saya waktu itu sedang makan nasi uduk di bawah. Saya lihat polisi naik ke atas masuk ke kamar teman-teman yang sedang tidur. Mereka disekap, mata ditutup, tangan diikat, mulut dilakban dan dimasukan ke dalam mobil,” kata Abdul Karim di usa generic viagra RSUD Tangerang.
Abdul menjelaskan, pada saat kejadian, dia tidak mengetahui kemana teman-temannya dibawa. Ia sempat mendatangi Polsek Serpong dan Polres Kota Tangerang untuk mencari informasi. Tapi menurut polisi di dua wilayah itu tidak ada penangkapan 16 orang tersebut.
Kemudian di hari yang sama sekitar jam 6 sore, dia mendapatkan informasi tiga temannya yang mengontrak di Gunung Putri, Bogor yakni Ibrohim (Boim), Solihin dan Pakih juga ditangkap.
“Yang ditangkap polisi seluruhnya jadi 19 orang. Tapi yang 10 orang dilepas oleh polisi di kawasan Melati Mas Serpong. Mereka disuruh tandatangan dan tidak diperkenankan untuk membaca isinya terlebih dahulu. Dan dikasih tau 9 orang lainnya kabur, apabila ketemu tolong diinformasikan,” jelasnya.
Polisi kembali melepas sebanyak 4 orang, Empat orang itu diinformasikan hal yang sama bahwa temannya yang lima orang kabur. Keempat orang itu diminta melapor jika melihat rekan-rekannya. Setelah itu barulah, pada hari Minggu, 8 Februari 2015, dia mendapatkan kabar sebanyak 5 orang temannya meninggal dunia dengan tidak wajar ditembak di Cikupa dan http://foodphilosophy.com/female-herbal-levitra di Merak.
“Matinya tidak wajar. Katanya penggerebekan di Cikupa mati tiga orang dan di Merak mati dua orang akibat baku tembak. Itu palsu semua dan tidak benar, kita ada datanya semua,” ungkapnya.
Abdul Karim meminta pihak kepolisian bertanggungjawab karena pihak keluarga sulit menerima apa yang sudah terjadi pada kakaknya. Menurutnya, pihak kepolisian sudah melakukan rekayasa. Tiga orang itu tidak ada yang mengontrak di Cikupa, apalagi membawa senjata.
“Ini sangat menyakitkan saya dan keluarga, polisi melakukan penembakan dengan membabi buta, apalagi waktu ditangkap tidak ada surat perintah penangkapan,” ungkapnya.
Abdul Karim menambahkan, kini sebanyak 14 orang temannya sedang balik ke kampung halaman untuk mendapatkan pengobatan karena mendapat luka kekerasan dari polisi. Mereka rata-rata mendapat luka dibatang hidung, pergelangan tangan dan ada bekas luka di kaki termasuk luka setrum juga.
Kuasa hukum keluarga, Alisati Siregar SH mengatakan dihubungi pada hari Rabu 4 Februari 2015. Dia dihubungi terkait penangkapan oleh aparat kepolisian kepada para korban tanpa ada surat perintah.
“Kami dari keluarga sudah sepakat membicarakan bahwa keluarga tidak bisa menerima tindakan aparat yang membabi buta. Seharusnya aparat dalam hal ini melumpuhkan para tersangka kalau memang tindakan itu terbukti sebagai pelaku kriminal bukan membunuh. Jadi kita akan minta pertanggungjawaban aparat dalam hal ini,” tegasnya.
Alisati menambahkan, pihaknya akan melakukan proses sesuai hukum yang berlaku. Termasuk akan melaporkan ke Mabes Polri, Komnas HAM dan meminta perlindungan LPSK. Hal ini penting supaya dikemudian hari aparat jangan sampai membuat tindakan semena-mena.
“Kami akan mulai laporan seusai pemakaman, hari ini dibawa ke kampung halaman di meertalig.nl Lampung,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, lima orang yang diduga anggota komplotan begal tewas ditembak petugas satuan Reskrim Polsek Serpong di dua lokasi terpisah, Minggu (8/2) dinihari. AH alias Babeh alias Puwan (36) dan IR alias Boim (21) tewas setelah baku tembak dengan polisi di sekitar kawasan Pelabuhan Merak Minggu (8/2) sekitar pukul 01.45 dini hari.
Baku tembak juga menewaskan tiga orang di Kampung Suka Mulya RT 02/RW 03 Cikupa, Kabupaten Tangerang. Ketiganya yakni Muhammad Ali (25), AS alias Ahmad (21) dan AW (20). Mereka ditembak karena menembaki polisi dengan senjata api. (uis/pramita/gatot/satelitnews)