Tak Tertangani di canangoknil.com RSUD Tangsel, Bayi Meninggal
PAMULANG, SNOL Duka menyelimuti pasangan Stiyo Hadi Wibowo (31) dan Mardiah Rini (21). Upaya untuk menyelamatkan putra kesayangan, Muhammad Alzikri dengan membawa ke RSUD Tangsel berakhir duka.
Bayi enam bulan itu meninggal dunia karena tidak ditangani secara maksimal lantaran tiadanya dokter spesialis di rumah sakit plat merah tersebut.
Awalnya, Muhammad Alzikri mengalami sakit di tenggorokan bawah. Alzikri kemudian dibawa ke Puskesmas Kampung Sawah untuk segera ditangani. Oleh pihak puskesmas, warga Gang Sawo RT 03 RW 01, Kelurahan Sawah Lama, Ciputat, ini disuruh mencari rumah sakit lain.
“Kami sudah melakukan upaya untuk dibawa ke Puskemas terdekat, namun puskesmas tidak bisa menangai dan the best place menyarankan harus dirujuk,” kata Rini dengan mata berkaca-kaca.
Menurut ibu muda yang berprofesi ibu rumah tangga ini, Puskesmas Kampung Sawah merujuk Muhammad Alzikri ke Rumah Sakit Dompet Duafa di kawasan Bogor. Namun karena jarak yang jauh, sementara Alzikri harus segera ditangani, keluarga meminta agar pihak Puskesmas merujuknya ke RSUD Tangsel.
“Karena memberikan rujukan terlalu jauh, akhirnya kami minta supaya dibawa saja ke RSUD Tangsel, dengan harapan disana ditangani secara baik,” ujar Rini.
Akhirnya, anak kedua pasangan Stiyo Hadi Wibowo dan Mardiah Rini ini dibawa ke RSUD Tangsel. Mereka tiba di rumah sakit pada Kamis (30/10), sekitar pukul 13.00 Wib. Namun, ketika sampai di UGD rumah sakit yang terletak di Jalan Padjajaran itu, pihak keluarga terkejut karena Alzikri ditangani oleh dokter umum, bukan dokter spesialis anak.
“Kami pun kaget, di UGD kok ditangani dokter umum, bukannya dokter anak. Bahkan pihak RSUD menyarakan harus dirujuk ke rumah sakit lain saja,” tutur Rini dengan mata sembab.
Karena keadaan biaya, pihak keluarga bersikeras untuk diberikan pertolongan oleh tim medis RSUD Tangsel. Namun sayang, tindakan yang dilakukan tim medis RSUD tidak mampu menyelamatkan anak Rini dari sakitnya.
“Akhirnya setelah di soft gel cialis RSUD selama 12 jam, anak kami tak tertolong dan meninggal pada 01.00 WIB dini (31/10),” tutur Rini.
Ibunda Rini, Yulianti (51) mengaku kecewa dengan pelayanan RSUD Tangsel. Yang lebih mengecewakan lagi, cucunya itu ditangani bukan spesialis anak, ditambah lagi meminta untuk dirujuk.
“Saya bingung, saat itu lantaran tidak punya biaya,” keluhnya.
Terpisah Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Tangsel, Uut Tri Utami mengakui pelayanan yang diberikan kepada pasien kurang maksimal. Karenanya, saat penanganan meminta kepada pihak keluarga supaya dirujuk.
“Karena kami merasa tidak mampu, maka kami sarankan untuk dirujuk ke rumah sakit lain. Selama itu, kami juga lakukan komunikasi dengan berbagai rumah sakit, namun tetap saja tidak ada tempat. Pihak rumah sakit juga minta kepada keluarga agar sama-sama mencari,” kata Uut saat ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Ketidakmaksimalan penanganan itu, kata Uut, dikarenakan adanya persoalan dokter yang belum memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) sehingga tidak diperbolehkan praktek. Jika saja ada dokter spesialis anak, kata Uut, tidak mungkin terjadi hal demikian.
“Ini jelas ada hubunganya dengan ketidakadaan dokter yang khusus menangani anak. Andai saja ada, tentu kami bisa memberikan secara optimal,” ujarnya.(din/dm/bnn/satelitnews)