Pilkada Kota Tangerang: HMZ (1), Syukur (2), Miing (3)
TANGERANG, SNOL Dalam suasana penuh ketegangan, KPU Kota Tangerang akhirnya menggelar rapat pleno pengambilan nomor urut calon walikota dan wakil walikota Tangerang 2013.
KPU tidak mengubah keputusannya dan tetap hanya meloloskan tiga pasangan sebagai calon orang nomor satu dan dua di Kota Akhlakul Karimah.
Pada pleno , Jumat (26/7) yang di lantai III Kantor KPU Gedung Bhakti Karya Kertaraharja Graha, Jalan Nyimas Melati No.16, Tangerang, sekitar pukul 16.00 WIB, itu pasangan Harry Mulya Zein (HMZ)-Iskandar Zulkarnaen mendapat nomor urut 1, pasangan Abdul Syukur-Hilmi Fuad nomor urut 2 dan Dedi “Miing” Gumelar-Suratno Abubakar mendapat nomor urut 3.
Pleno mendapat penjagaan ketat dari aparat gabungan Polres Metro Tangerang dan Satuan Brimobda Polda Metro Jaya. Selain para tim sukses, hadir masing-masing simpatisan pasangan calon. Tak pelak, kantor KPU Kota Tangerang kembali dipenuhi massa.
Massa pendukung Abdul Syukur sudah datang di KPU sejak pukul 08.00 WIB. Massa pendukung yang di sebagian besar berseragam organisasi kepemudaan ini datang secara bergelombang. Begitu tiba, mereka langsung bertahan di jalan depan gerbang utama penyelenggara pemilukada tersebut.
Sambil menunggu pleno, secara bergantian mereka berorasi dan akhirnya sampai waktu sholat Jumat. Usai sholat Jumat jumlah massa yang datang bertambah banyak. Sebab, massa pendukung dua kandidat lain juga datang bergabung.
Para kandidat datang mulai pukul 15.00 WIB. Datang pertama kali adalah, pasangan Abdul-Syukur-Hilmi Fuad. Sesampai di gerbang KPU, Syukur sempat menyemangati pendukungnya dengan cara menaikki gerbang KPU yang terbuat dari besi tersebut. “Maju terus..,” katanya seraya dijawab “pantang mundur,” oleh pendukungnya.
Hilmi sendiri nampak lebih kalem. Syukur yang sempat ditanya soal kemungkinan pleno ulang oleh KPU mengatakan, tidak ada pleno ulang. “Tidak ada pleno ulang,” ujarnya seraya langsung bergegas.
Lima belas menit berselang, datang pasangan HMZ-Iskandar. Pasangan ini lebih banyak menebar senyum seraya bersalaman dengan para pendukungnya. Terakhir datang adalah pasangan Miing-Suratno. Setelah seluruhnya datang, acara dimulai pada pukul 16.00 WIB.
Proses pengambilan nomor urut sendiri diawali dengan pengambilan nomor antre. “Yang pertama berhak mengambil nomor antre adalah adalah mereka yang datang pertama kali, nomor antre yang didapat nomor untuk pengambilan nomor urut pasangan,” terang Ketua KPU Kota Tangerang, Syafril Elain.
Setelah Syafril memberi penjelasan, pasangan Syukur yang datang pertama kali mengambil nomor urut. Syukur mendapat nomor antre dua. Sedangkan HMZ mendapat nomor antre tiga, sedangkan nomor urut satu jatuh kepada Miing. “Oke kepada yang mendapat nomor urut 1 dipersilahkan maju,” terangnya lagi.
Miing-Suratno yang maju membolak-balik selembar gulungan kertas bertulis angka. Begitu dibuka, mereka mendapat nomor tiga. Miing langsung menunjukkan tiga jarinya.
Sedangkan pasangan Syukur-Hilmi ternyata tetap mendapat nomor urut 2. Rupanya timses Syukur sudah menyiapkan nomor dalam bentuk cetakan. Karena nomor dua dan tiga sudah dimiliki pasangan lain, maka secara otomatis HMZ-Iskandar mendapat nomor satu.
Sebelumnya, Ketua KPU Kota Tangerang sempat membuat pernyataan tertulis untuk meninjau ulang pleno KPU pada Kamis (25/7) jelang tengah malam yang dibacakan tokoh masyarakat, Edi Sulaiman dan didampingi Kapolres Metro Tangerang, Kombes Riad.
Pernyataan itu dilakukan karena faktor keamanan lantaran kantor KPU dikepung ribuan massa pendukung pasangan Arief Wismansyah-Sachrudin. Pernyataan itu ditandatangani sendiri oleh Syafril. Sementara pada Kamis itu, kecuali Syafril tidak ada seorangpun komisioner lainnya yang ngantor.
Massa Bentrok
Saat pleno penetapan nomor urut berlangsung, ratusan massa pendukung Arief-Sachrudin terlibat bentrok dengan polisi. Kejadian ini bermula saat massa memaksa masuk ke kantor KPU Kota Tangerang saat pleno nomor urut berlangsung.
Merasa aspirasinya tak didengar, massa kembali mendorong barikade Brimob. Tak puas sampai di situ, massa juga melempari kantor KPU dengan batu dan botol hingga merusak beberapa fasilitas seperti kaca jendela ge-dung dan kaca mobil.
Melihat aksi yang kian anarkis, polisi kemudian membubarkan massa dengan tembakan gas air mata. Massa pun berangsur bubar seiring dengan selesainya pleno penetapan nomor urut. (kiki/made/deddy)