Bawaslu, Antara Ada dan Tiada
JAKARTA,SNOL Keberadaan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dianggap seperti ada dan tidak ada. Karena perannya dalam mengawas pelaksanaan hajatan demokrasi tersebut tidak jelas.
“Bawaslu ini seperti ada dan tiada. Ia ada karena UU mengatakan dia ada. Aktivitasnnya melalui seminar, ada. Tapi dia tidak ada dalam konteks krusial seperti sekarang. Empat tahapan pemilu yang sudah dilalui itu tidak ada peran Bawaslu” ujar Direktru Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti dalam diskusi “Menguak Keputusan Bawaslu Antara Dapil dan Keterwakilan Perempuan” di Galeri Kafe, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (24/7).
Lebih keras lagi, Ray menyatakan Bawaslu tidak ubahnya seperti penunggu di perempatan jalan yang hanya menunggu ada kesalahan.
“Tapi tidak mengawal orang agar tidak salah. Orang salah arah baru disemprit melalui sidang Bawaslu. Dengan cara itu baru dia keliatan bekerja. Karena ini lembaga yang kebingungan mau ngapain,” tegas Ray Rangkuti.
Ray menilai dana Bawaslu sebesar Rp 1 triliun tapi hasilnya belum signifikan, “Bawaslu ada uang Rp 1 triliun tapi hasilnya nggak ada. Tapi FGD (focus group discussion) itu banyak sekali.”
Ia juga menegaskan jika ini kali pertama Bawaslu sidang di DKKP, “ini termasuk teguran keras agar Bawaslu lebih peduli soal pemilu bukan FGD dan seminar-seminarnya,” demikian Ray.(zul/rmol)