Oknum Guru SD Usir dan Lempar Amplop ke Jurnalis
PONDOK AREN, SNOL Pelecehan terhadap jurnalis oleh MS, seorang oknum guru SDN Parigi 2 Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang memancing reaksi para insan pers.
Puluhan awak media menggelar aksi demo di depan kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang Selatan, Jumat (28/10). Mereka mendesak pihak Dindik menghadirkan oknum tersebut untuk meminta maaf.
Berawal ketika pada Rabu (26/10) lalu dua orang wartawan ANTV dan Jaktv yang berinisal MW dan AB melakukan liputan terkait LKS yang berkonten narkoba di SDN Perigi 02, Pondok Aren.
MW dan AB bermaksud menelusuri apakah masih ada atau sudah tidak ada lagi LKS berkonten narkoba yang beredar di sekolah tersebut. Namun pada saat itu oknum guru MS menemui kedua wartawan itu dan langsung membentaknya.
“Guru itu bilang, mau ngapain ke sini? Udah saya sudah tau lah wartawan mah maunya apa. Nih ambil,” ujar MW menirukan ucapan ketus oknum guru wanita tersebut, kepada awak media.
Setelah membentak, MS memberikan amplop namun kedua wartawan itu menolaknya. Entah kenapa, MS tiba-tiba mengusir wartawan tersebut dan amplop berisi uang yang masih dipegangnya dilemparkan ke arah wartawan.
Lantas kedua wartawan itupun pergi tanpa mengambil amplop yang dilemparkan oknum guru tersebut.
“Kita diusir, lalu dia melempar amplop ke arah kami. Sambil bilang, sudah sana kabur. Saya ini tahu maunya wartawan, saya PNS nih catat nama saya. Dia sambil nunjukin name tagnya,” cerita MW.
Koordinator aksi, Yoga Sakti Widodo mengatakan, penghinaan akan profesi wartawan tidak boleh didiamkan. “Kami ini mencari berita, bukan mencari emplop berisi uang. Hentikan penghinaan terhadap profesi kami,” ujar Yoga ketika berorasi.
Dindik didesak agar menghadirkan oknum guru tersebut untuk meminta maaf. Tidak lama setelah aksi demo berlangsung, oknum guru MS didampingi kepala SDN Perigi 2 Titi Hatijah dan pihak Dindik, yakni Ghajali dan Ade Heri menyambangi para pendemo.
Di hadapan awak media, MS mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada insan pers atas dugaan penghinaan dan pelecehan yang dia lakukan terhadap jurnalis.
“Saya atas nama pribadi memohon maaf atas kesalahan yang saa lakukan. Sekali lagi saya minta maaf,” tuturnya sambil menundukkan kepala.
Permohonan maaf juga dipertegas oleh Kepsek Titi dan pihak Dindik. Pihaknya berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi dikemudian hari.
Sementara, selama aksi demo berlangsung, sejumlah aparat kepolisian melakukan pengawalan jalannya aksi damai. Warga sekitar lokasi pun tampak menyaksikan aksi itu. (jarkasih/satelitnews)