Siswa SD Diduga Jadi Korban Pemukulan Teman-temannya
SERANG, SNOL Muhamad Syahrul (12) seorang pelajar kelas VI Sekolah Dasar Negeri (SDN) III Kramatwatu, Kabupaten Serang diduga menjadi korban pemukulan oleh teman-temannya.
Syahrul dikabarkan dirawat di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat, lantaran mengalami luka serius di bagian kepalanya.
Peristiwa yang menimpa siswa yang beralamat di Kompleks Eka Harapan Jaya, Nomor 39, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang ini, terungkap pada tanggal 12 Oktober.
Saat itu korban mendadak pulang ke rumah orangtuanya di Depok di Jalan Raya Margonda Raya Gg.Masjid RT 02/12 No 50 Pancoran Mas. Selama sekolah, Syahrul tinggal di Serang bersama kakek dan neneknya.
Setibanya di rumah orang tuanya itu, anak berbadan sedang ini bercerita bahwa di sekolahnya ada dua anak yang nakal. Dia pun lantas tak pulang lagi untuk sekolah. Keesokan harinya Syahrul mendadak mengeluh sakit kepala.
Keluhannya diperkuat oleh kondisi badan panas, wajahnya lebam membiru, dan perutnya sakit, sehingga harus dibawa ke dokter. Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut, ia mengalami luka lebam di bagian kepala.
Informasi tersebut banyak menyita perhatian berbagai pihak, seperti Camat Kramatwatu Kusnadi. Ia mengaku sudah mendengar kejadian tersebut. Namun, untuk memastikannya ia sudah menerjunkan tim dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kecamatan Kramatwatu.
“Tim kami baik dari P2TP2A maupun dari sekolah sedang meluncur ke sana (Depok,red). Secara pribadi saya belum tahu persis kondisinya, dan menurut perkembangan anak ini ditanyanya belum bisa menjawab,” ujar Kusnadi, Rabu (19/10).
Namun katanya, soal siapa pelaku sebenarnya, pihaknya masih terus mencari informasi. Karena sebelumnya, anak tersebut dikabarkan sedang sakit.
“Semua lagi dicari, apakah memang dipukul atau kejadian di luar. Sebab belum jelas. Bukan ada pembiaran dari kami, kami cepat-cepat menanggapi dengan membentuk tim. Karena memang ada informasi itu,” ujarnya.
Ketua Komite SDN III Kramatwatu Backhtiar Effendi mengaku, baru mengetahui informasi penganiayaan tersebut dari media sosial (medsos). Menurutnya, selama ini pihaknya sekolah hanya tahu anak tersebut sedang sakit thypus dari kakek dan neneknya.
“Baru pagi ini mengetahui pihak sekolah ada penganiayaan. Sampai sekarang dihubungin (pihak keluarga) nggak bisa, cuma ingin konfirmasi,” ujarnya.
Wali Kelas VI SDN III Kramatwatu Surya mengatakan, Muhamad Syahrul dikenal sebagai anak yang pendiam, dan tidak banyak tingkah. Pihaknya tidak mengetahui jika ada penganiayaan menimpa anak tersebut. Namun sudah sekitar satu minggu lalu, anak tersebut tidak masuk sekolah atau sejak 12 Oktober.
“Di sini mah tidak ada penganiayaan. Kalau ada kejadian di sini banyak orang sampai sore, sehingga bisa langsung ditindak. Tapi kami sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, pihak keluarga tidak ada yang angkat nomor teleponnya,” imbuhnya. (sidik/mardiana/satelitnews)