Ngebet Banten 2, Emang Siapa ATN?
ORANG ini satu-satunya tokoh yang mendeklarasikan diri maju sebagai Banten 2. Adalah Ahmad Taufik Nuriman (ATN), mantan bupati Serang dua periode. Mungkin kurang pede alias percaya diri di calon Banten 1 kar-ena kalah laku dengan RK atau WH. Memangnya siapa ATN?
Untuk maju sebagai Banten 2, ATN sepertinya cukup serius. Sejumlah strategi sudah disiapkan. RK dan WH didekati demi meraih simpati keduanya. Mendaftar ke sejumlah partai juga dilakukan. Kantor pemenangan bernama “Markaz ATN” juga dibangun untuk menggalang kekuatan. Belum lagi baliho dan spanduk yang sudah bertebaran di sejumlah penjuru.
Dengan modal pengalaman dua periode menjabat Bupati Serang dan mantan anggota Kopassus, pria berpangkat Letkol ini merasa pantas dilirik menjadi wakil gubernur. ATN juga rajin mendekati beberapa elemen masyarakat. Sejumlah ulama berpengaruh didekati. Kalangan mahasiswa dibidik. Pelantikan pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) beberapa waktu lalu pun dilakukan di Markaz ATN.
Pengurus KAMMI ternyata juga mengundang Rano. Akhirnya, bertemulah ATN dan Rano pada acara tersebut. Betul saja momen pertemuan kedua tokoh menyebar di medsos melalui foto akrab keduanya. ATN juga menjadi salah satu tokoh yang diundang di acara “audisi” Rano. Demi mendapat simpati dari Rano, ATN sesumbar bisa membawa dua partai politik untuk berkoalisi dengan PDIP.
Upaya lain agar dilirik Rano, ATN mendaftar ke DPD PDIP Banten pimpinan Ribka Tjiptaning. Di sinilah ATN mulai mendapat sandungan. Ribka mencoret nama ATN dari daftar calon di PDIP. Alasannya, ATN tidak punya visi yang sama dan tidak mendukung program partai berlambang moncong banteng ini.
Hubungan Ribka dan ATN sejak Pilpres memang kurang harmonis. Bahkan pada Pilpres lalu, ATN menyebut ada komunis di pendukung Jokowi. Seraya menunjukkan buku karangan Ribka yang kontroversi “Aku Bangga Jadi Anak PKI”.
Kasus lain yang membuat hubungan keduanya makin retak adalah soal perizinan pendirian rumah sakit gratis untuk orang miskin. Program PDIP di Serang ini, kabarnya sulit mendapat izin dari Bupati yang saat itu dijabat ATN.
Melihat peluang di PDIP mengecil, ATN mencoba peluang lainnya. Salah satunya mendaftar ke Partai Demokrat. Daftar ke partai ini juga cukup penting karena bisa memuluskan jalan berpasangan dengan WH. Namun sandungannya, hingga kini Demokrat belum memutuskan siapa yang akan diusung. Belum lagi ATN harus bersaing dengan Andika Hazrumy yang juga cukup gencar melobi untuk berpasangan dengan WH.
Apakah ATN masih punya peluang? Jika dilihat dari sejumlah survei, modal ATN juga sedikit. Namanya jarang muncul. Kalaupun ada, posisinya di urutan bawah. Dua periode menjadi bupati tidak mampu mengangkat namanya lebih populer dan lebih disukai warga Banten.
Selama menjadi bupati, pria kelahiran Serang ini tidak membuat prestasi yang luar biasa dan diekspos secara massif oleh media. Tidak ada gebrakan yang membuat kesan mendalam bagi warga Serang. Media justru banyak mengekspos kasus pengerukan pasir laut di Pulau Tunda, yang banyak diprotes para nelayan. Warga mendesak agar izin pengerukan pasir laut itu dicabut oleh bupati.
Kini Apakah dia bisa mengatasi sandungan-sandungan itu? Dan memainkan modal prestasi yang minim? Kita tunggu saja mungkin ada kejutan berikutnya dari ATN. (*/tim rakyat merdeka grup)