40 Warung Remang-remang Dibongkar
SUKADIRI, SNOL Sebanyak 40 warung remang-remang (Warem) yang berdiri di sepanjang Pantai Shangrila, Desa Karang , Serang dibongkar oleh tim gabungan.
Pembongkaran pada Selasa (31/5) itu dimulai sekitar pukul 09.30 Wib pagi. Sebanyak 200 anggota gabungan mulai dari TNI, POLRI serta Satpol PP Kecamatan maupun Kabupaten disiapkan di lokasi.
Satu buah alat berat Boldozer dan 10 buah truk sampah DKP pun disiapkan untuk membawa bekas bangunan yang dibongkar. Saat dilakukan pembongkaran petugas satpol PP menemukan puluhan botol miras yang sudah tidak ada isinya.
Pembongkaran puluhan warung remang remang ini juga menjadi perhatian masyarakat Desa Karang Serang maupun pengguna jalan. Beruntung saat pembongkaran berlangsung tidak ada protes dari para pemilik warung dan mereka hanya pasrah melihat bangunan miliknya dihancurkan.
Camat Sukadiri Dedi Ruswandi mengatakan sebelum pembongkaran sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi kepada pemilik bangunan dan pemilik warung remang-remang. Bahkan dirinya bersama Satpol PP Kabupaten telah menyampaikan surat peringatan satu (SP 1) hingga (SP 3). Untuk saat ini ada 40 warung yang dijadikan tempat prostitusi dan kebanyakan para PSK nya asal luar Tangerang.
“Saya sudah memberikan SP 1 hingga 3 namun para pemilik warem tidak mau membongkar sendiri jadi terpaksa saya bongkar semua,”katanya.
Dedi menambahkan, sebenarnya pantai Shangrila yang berada di Desa Karang Serang sejatinya untuk tempat wisata kuliner. Akan tetapi semakin banyak disalahgunakan dan dijadikan tempat mangkal para pekerja seks komersial (PSK). Saat ini masyarakat sekitar pantai Shangrila merasa gerah dan meminta pihak kecamatan untuk membongkarnya.
“Sudah banyak keluhan masyarakat maupun para pengunjung pantai Shangrila yang merasa terganggu, makanya sekarang saya bongkar semua warung yang ada,”ujarnya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang M. Yusuf Herawan mengungkapkan, bangunan yang berdiri di pinggir pantai Shangrila ini merupakan tanah perusahaan swasta. Namun karena disalahgunakan dan dijadikan tempat prostitusi terpaksa dibongkar semua.
“Saya menghimbau kepada pemilik bangunan liar ini, agar tidak lagi membangun bangunamya apa lagi di jadikan tempat prostitusi,”paparnya.
Koordinator pengelola warung remang-remang Desa Karang Serang Heri Sabto mengaku untuk saat ini jumlah wanita pekerja seks komersial yang ada di pantai shangrila ada sekitar 40-50 orang. Para PSK itu kebanyakan berasal dari luar Tangerang seperti dari Cianjur, Indramayu, Jakarta, Sukabumi, Serang dan lainnya.
“Semua wanita pekerja seks komersial yang ada disini stok lama dan dipastikan tidak ada yang dari Dadap,”ungkapnya.
Salah satu pemilik warung Shangrila Mandor mengatakan, kecewa dengan adanya pembongkaran. Dia baru saja membeli bangunan ini satu bulan yang lalu dengan harga Rp 40 juta. (harso/gatot/satelitnews)