Mandor “Todong” Tokoh Masyarakat
PANDEGLANG,SNOL– Hanya gara-gara sebuah mobil tamu melindas pekerjaan pembangunan drainase, di Kampung Pasir Nangka RT.02/01 Kelurahan Babakan Kalanganyar Kecamatan Pandeglang, seorang mandor Erwin menodong ganti rugi sebesar Rp750 ribu kepada tokoh masyarakat (Tokmas) yang kedatangan tamu tersebut. Warga merasa resah dengan kelakuan mandor yang melaksanakan pekerajaan itu.Data yang berhasil dihimpun, pembangunan drainase itu dilaksankan oleh CV Putra Jaya Karta, melalui Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (DSDAP) Provinsi Banten, dengan anggaran Rp190.830.000 dengan nomor kontrak 690/KTRK.13.545/PERKIM/DSP/2015, waktu pengerjaan 45 hari kalender.
Salah seorang warga, Den Iyang mengatakan, akibat ulah dari pelaksana yang melakukan tindakan meminta uang kepada tokmas, warga merasa tidak terima karena kerusakan tersebut tidak disengaja dan tidak terlalu parah. Akan tetapi, mandornya ngotot dan meminta uang sebesar Rp750 ribu, dan sangat tidak sesuai dengan kondisi kerusakan.
“Yang melindas pembangunan itu adalah tamu dari seorang tokoh masyarakat disini. Beliau juga memiliki pesantren, sehingga sering banyak tamu ke rumahnya. Dengan adanya insiden itu, bukannya dibicarakan dengan baik-baik malah mereka (mandor,red) meminta ganti rugi secara paksa,” kata Iyang, saat ditemui dilokasi pembangunan, Rabu (18/11).
Ketua RT.02/01 Kampung Pasir Nangka, Muhamad membenarkan hal itu. Atas ulah mandor yang meminta uang ganti rugi kepada tokoh masyarakat, hal itu dianggap meresahkan dan warga tidak simpatik. Padahal, selama mereka melaksanakan pekerjaan itu, warga tidak pernah mempermasalahkannya.
“Pembangunan drainasenya membantu masyarakat, tetapi ketika ada permasalahan seperti itu, kami berharap agar dibicarakan baik-baik, musyawarah, dan tidak main denda begitu. Tadinya, warga juga akan memberhentikan proyek tesebut karena sudah meresahkan masyarakat,” ujar Muhamad.
Sementara, seseorang yang mengaku sebagai pelaksana pembangunan drainase tersebut, Ali mengatakan, pihaknya sudah tidak mempermasalahkan kejadian itu. Bahkan pihaknya akan mengembalikan uang yang diberikan tokoh masyarakat kepada mandornya sebaagi ganti rugi kerusakan drainase.
“Waktu itu, mandor saya yang meminta uang dan sudah saya ambil untuk dikembalikan. Tapi, tidak ada yang mau menerima, saya juga jadi bingung. Padahal, kami juga sudah meminta maaf. Bahkan, kepada masyarakat melalui RT dan RW disini. Kami juga hanya inigin fokus untuk menyelesaikan pekerjaan ini,” kilahnya. (nipal/mardiana/jarkasih)