Nelayan Buang Kepala Kerbau di Laut
PAKUHAJI,SNOL—Sebanyak 250 perahu mengikuti Pesta Laut Nadran tradisi nelayan di Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang, Minggu (1/11). Acara ini berlangsung semarak karena diikuti oleh nelayan sambil membawa keluarganya.
Pantauan Satelit News, dalam Pesta Laut Nadran ini ada satu perahu yang disebut sebagai perahu penganten, dimana perahu tersebut berisikan sesajen yang akan dilepas di tengah laut. Sesajen itu berupa kepala kerbau, ikan bakar, kelapa kuning, pisang, ayam bakar, ayam hidup warna putih, jagung, sayuran, kemenyan dan hasil bumi lainnya. Tak ketinggalan ratusan kapal milik nelayan juga dihiasi dengan janur kuning maupundan bendera warna warni dengan sambil membawa semua keluarganya. Nelayan yang mengantar perahu penganten akan memutari Pulau Bokor, Kepulauan Seribu.
Setelah mengantar perahu penganten di tengah laut, para nelayan beserta keluarganya akan pesta sambil makan-makan bekal yang dibawanya bersama-sama di pinggir Pantai Pulau Bokor, Kepulaun Seribu yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Pantai Cituis Kecamatan Pakuhaji atau sekitar 15 menit. selain itu, proses pesta ini juga menjadi hiburan bagi warga maupun pengunjung pantai. Sejatinya acara ini dilaksanakan oleh Paguyuban Nelayan Surya Bahari setiap awal bulan sura kalender Jawa.
Kepala Desa Surya Bahari Muhri mengungkapkan, pesta laut nadran atau yang biasa disebut nelayan yaitu pesta larungan merupakan tradisi dari seni budaya leluhur untuk tolak bala. “Pesta laut ini juga sebagai simbol ekonomi, serta apresiasi kepada yang maha kuasa yang telah memberikan rezeki kepada nelayan atas hasil tangkapan di laut,” kata Muhri.
Gubernur Banten Rano Karno yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, tradisi Pesta Laut Nadran ini agar terus dijaga dan dikembangkan. “Saya harap semoga setelah Pesta Laut Nadran ini hasil tangkapan ikan nelayan meningkat dan memuaskan,” harap Rano.
Camat Pakuhaji Nurhalim menambahkan, acara pesta laut ini juga merupakan agenda rutin Paguyuban Nelayan Cituis. “Saya sangat mendukung acara pesta laut yang sudah menjadi tradisi budaya pesta nelayan Cituis ini,” kata Nuralim.
Koordinator Paguyuban Nelayan Cituis, Bonda mengatakan, persiapan Pesta Laut Nadran ini hanya satu bulan. Dimulai dari mempersiapkan perahu penganten dan sesajennya. Sementara biaya pembuatan perahu penganten sekitar Rp5 juta, berasal dari sumbangan anggota nelayan yang tergabung di paguyuban.
“Setiap hari kami kumpulkan di tempat pelelangan ikan Cituis sekitar 1 persen dari pendapatan nelayan,” ujar Bonda.
Lanjut Bonda, Pesta Larungan Nelayan Cituis ini dilaksanakan setiap tahun tepatnya awal bulan sura kalender jawa. Keluarga nelayan mulai dari anak-anak, remaja, ibu-ibu dan bapak-bapak turut serta mengantarkan perahu penganten di tengah laut. Usai mengantarkan perahu penganten, semua keluarga nelayan akan berpesta di pinggir pantai Pulau Bokor Kepulauan Seribu.
“Pesta ini sebagai rasa syukur kami atas limpahan rezeki yang diberikan sang penguasa. Kami juga melaksanakan pesta laut untuk tolak bala, memberikan persembahan kepala kerbau dan hasil bumi lainnya, sehingga hasil tangkapan nelayan selalu melimpah,” tegasnya.
Pesta laut ini merupakan tradisi dari jaman dulu dan sudah menjadi tradisi serta seni budaya. “Pesta Larungan ini akan terus kami laksanakan, karena ini sebagai rasa syukur atas rezeki yang nelayan dapat. Setiap tempat pasti berbeda-beda budayanya. Kalau didarat ada sedekah bumi atas hasil pertaniannya begitu juga yang di atas gunung pasti ada tradisinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Nurbianto salah satu Nelayan Surya Bahari mengatakan, walaupun pesta nelayan tahun ini dianggap kurang meriah dibandingkan tahun lalu, dirinya tetap merasa puas. Ia berharap setelah diadakannya Nadran ini, hasil tangkapannya semakin meningkat serta dijauhkan dari musibah.
“Pesta laut merupakan tradisi rutin yang setiap tahun selalu dilakukan. Saya berharap supaya tangkapan ikannya bertambah setelah pesta ini,” pungkasnya. (harso/aditya)