Kades Dituding Ingin Bangun “Dinasti Kecil”
SERANG,SNOL– Kepala Desa (Kades) Sukaraja Kecamatan Cikeusal Kabupaten Serang, dituding telah membangun “Dinasti Kecil” atau kental dengan unsur nepotisme, dalam proses pengangkatan formatur perangkat desa. Terbukti, jika saat ini hampir semua posisi perangkat desa diisi oleh saudara sang Kades.Mantan Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Desa Sukaraja, Arpat Supriatna mengatakan, beberapa bulan lalu Desa Sukaraja telah melakukan perombakan formatur perangkat desa. Dimana, dari sebelumnya 9 orang menjadi 6 orang. Ironisnya, proses rekrutmen yang sedianya dilakukan secara terbuka, justru malah dilakukan secara tertutup tanpa diketahui perangkat desa yang lama.
“Proses pengangkatan aparat desa baru ini, baik sejak pendaftaran sampai penerimaan dinilai tidak layak karena banyak hal yang tidak dilakukan, seperti pendaftaran tidak diumumkan kepada masyarakat. Yang ada malah, muncul perangkat desa baru pada saat penandatangan Perdes,” kata Arpat, saat ditemui di Kampung Cimaung Desa Sukaraja, Senin (19/10).
Menurutnya, proses pengangkatan perangkat desa baru ini dianggap tidak sesuai prosedur. Jika sudah sesuai prosedur tentunya sebelum ada proses pengangkatan, harus diawali dengan proses pemberhentian atau pemberitahuan kepada perangkat desa lama.
“Pengangkatannya terselubung. Kita pegawai lama, berhenti pas muncul pegawai baru. Kita berasumsi, kalau sudah ada pegawai baru buat apa kita terus masuk kerja. Para pegawai baru ini kebanyakan saudara Kades, kami menduga kental dengan unsur nepotisme,” tambahnya.
Ia menuding, dalam hal ini kades seolah berniat membuat “Dinasti Kecil” dilingkup Pemerintahan Desa (Pemdes). Sebab, hampir semua jabatan perangkat desa diisi oleh saudara-saudara Kades. “Kebijakan Kades terkadang rada nyeleneh, jabatan yang ada di desa itu semua diisi saudara Kades. Mulai dari Bendahara diisi oleh adik iparnya, staff desa diisi keponakannya, Kasi keuangan masih saudaranya juga. Jadi, ini yang jadi pertanyaan kami, ini seolah membangun dinasti kecil,” ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sukaraja, Jaber. Ia mengaku kecewa dengan kebijakan Kades yang sewenang-wenang dan cenderung tidak melibatkan peran warga. “Peran Pemerintahan Desa dan organisasi lembaga yang ada di dalamnya, tidak pernah sinergi. Perangkat desa selama ini tidak pernah dilibatkan atau memberikan kontribusi sesuai tupoksinya karena Kades dan Sekdes lebih cenderung sendiri-sendiri,” pungkasnya.
Selama ini berbagai argumentasi dalam kaitan permasalahan di lingkup Pemdes, sudah sering dilakukan baik dengan BPD ataupun dengan Kades. Namun, kecenderungan mereka hanya mendengarkan tanpa ada tindakan. “BPD seolah main mata dengan Kades. Masyarakat sudah jengah dan kesal. Bukan kami mau menghambat program dan kegiatan, tapi kami ingin aspirasi masyarakat benar-benar didengarkan,” harapnya.
Sementara, Kepala Desa Sukaraja, Minggu Sugia membantah jika dirinya telah melakukan rekrutmen perangkat desa secara tertutup atau terlebih kental dengan unsur nepotisme. “Tidak benar, saya membuka pendaftaran secara terbuka,” ujarnya singkat, saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya. (sidik/mardiana/jarkasih)