Yayasan Klaim Punya Akreditasi

PISANGAN,SNOL—Tudingan kampus bodong terhadap tiga sekolah tinggi di bawah Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) Ciputat Timur disangkal. Yayasan yang berada di Legoso Raya, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan itu mengklaim seluruh kampusnya memiliki akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Ketua Yayasan Aldiana Nusantara Alimuddin menegaskan, tudingan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang menyebut tiga kampus di bawah YAN adalah ilegal merupakan tudingan tanpa berdasarkan data.

“Kampus saya bukan kampus abal-abal. Mahasiswa saya berasal dari seluruh Indonesia, mendapatkan beasiswa dari Yayasan Aldian Nusantara. Kita punya sejumlah bukti untuk membantahnya. Ini ada Akreditasi BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), surat rekomendasi pemda, dan dokumen surat pernyataan lainnya,” kata Alimuddin kepada Satelit News di kantornya, Jalan Legoso Raya nomor 31, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Senin (21/9). Alimuddin mengatakan, Yayasan Aldiana Nusantara yang sudah berdiri sejak tahun 1995 telah menempuh seluruh prosedur yang dikeluarkan pemerintah.

“Setahun sekali kita juga memperpanjang akreditasi kampus,” kata Alimuddin. Menurut Ali, ada tiga jalur penerimaan mahasiswa yakni melalui seleksi umum, rekomendasi organisasi dan dipromosikan pemerintah daerah. Khusus mahasiswa dari jalur beasiswa pemda, mereka diwajibkan magang selama 12 bulan di daerah asal sebelum menjalani bimbingan dan sidang skripsi.

“Yang kemarin dikatakan tuduhan kelas jauh itu karena mahasiswa tingkat akhir yang lewat jalur Pemda telah melakukan magang 12 bulan dan begitu kembali ke sini tinggal melakukan wisuda. Jadi setelah mereka magang, kan sudah rapi tuh. Nah digabung antara mahasiswa yang beasiswa Pemda dan mahasiswa umum (untuk wisuda),” kata Ali.

Mahasiswa dari jalur Pemda itu direkrut dari Aceh hingga Papua. Salah satu syaratnya adalah mahasiswa yang tidak mampu atau tinggal di desa tertinggal dan punya kemampuan akademisi namun tidak bisa kuliah di swasta atau di negeri.

“Saya rekrut mahasiswa dari Aceh sampai Papua berdasarkan utusan Pemda masing-masing. Di sini dilakukan seleksi tes bahasa Inggris saja. Jadi mananya yang abal-abal, lihat kan banyak mahasiswa saya?” kata Ali.

Dia melanjutkan, Kemenristek Dikti seharusnya memperlakukan kampus-kampus di bawah Yayasan Aldiana Nusantara sebagai lembaga pendidikan. Jika ada kesalahan, seharusnya diberikan pembinaan. Termasuk, jika keputusan yayasan Aldian Nusantara tidak mendaftarkan wisuda 1.200 mahasiswanya ke Kemenristek Dikti, Sabtu (19/9) lalu dianggap salah.

“Ya, kalau ada prosedur yang mungkin belum terselesaikan, panggil kami. Ini kan lembaga pendidikan, bukan begitu caranya (dengan menggerebek-red),”ungkap pria dengan rambut sedikit memutih itu.

Seperti diketahui, Kemenristekdikti menggerebek wisuda STT Telematika Cakrawala, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Suluh Bangsa di Aula Universitas Terbuka Pondok Cabe, Sabtu (19/9). Kemenristek Dikti menganggap wisuda gabungan itu ilegal atau bodong karena tidak terdaftar.

Kemarin pagi, Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik Perguruan Tinggi Kemenristekdikti, Supriadi Rustad, menjelaskan, perguruan tinggi yang melakukan wisuda bodong tersebut sudah beroperasi sejak tiga hingga empat tahun yang lalu. Walau diakui Rustad, Perguruan Tinggi itu memiliki izin, tetap saja ada pelanggaran berat yang dilakukan. Salah satunya, sebut Rustad, adalah menerbitkan lulusan dan ijazah tanpa melalui proses perkuliahan sebagaimana mestinya.

“Sudah beroperasi sekira tiga hingga empat tahun. Yang jelas, harus diberi sanksi tegas karena sudah melakukan penipuan. Saat ini sedang ditelusuri siapa saja orang yang pernah mendapat ijazah palsu dari kampus yang bersangkutan,” tutur Rustad di Jakarta. Dia menambahkan, untuk menelusuri pihak-pihak yang mendapat ijazah palsu tersebut bukan merupakan hal yang mudah, sehingga tidak bisa diungkap dalam waktu yang singkat.

“Menelusurinya tidak bisa dalam hitungan detik, karena cukup banyak,” tuturnya. (nunung/gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.