Bocah Gerendeng Ditelan Sungai Cisadane
KARAWACI,SNOL—Warga Jalan Letda Dadang Soeprapto, Kelurahan Gerendeng, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang geger, Minggu (13/9). Dua bocah usia sekolah dasar, Iqbal Zaka Fikria dan Syahrul, dikabarkan hanyut terseret air Sungai Cisadane ketika asyik berenang. Syahrul berhasil diselamatkan sementara Iqbal belum ditemukan hingga tadi malam.Kejadian menggegerkan ini berawal ketika enam orang bocah berenang di Sungai Cisadane sekira pukul 14.00 wib. Mereka yakni Noval, Brian, Agung, Iqbal, Syahrul dan Apit.
Anak-anak itu bermain-main di salah satu dermaga perahu dayung. Beberapa lama kemudian, Noval, Brian, Agung dan Apit naik ke daratan. Namun Iqbal dan Syahrul tiba-tiba saja tenggelam. Agung yang pandai berenang kemudian berhasil menyelamatkan Syahrul. Namun Iqbal keburu menghilang.
Salah seorang teman korban, Farhan menuturkan tenggelamnya Iqbal dan Syahrul terjadi sekitar pukul 14.30 Wib. Ketika itu Iqbal bersama lima temannya tengah berenang di salahsatu dermaga, pinggir sungai dekat Pusat Latihan Dayung PODSI Kota Tangerang. Ikbal dan salah satu temannya, Sahrul, berenang menjauh sekitar 10 meter dari sisi sungai. Mereka tak sadar menuju ke bagian sungai yang dalam.
“Tiba-tiba Ikbal dan Sahrul tenggelam dan berusaha minta tolong. Salah satu teman saya, Agung menolong Syahrul. Tapi pas Agung ingin balik menolong Iqbal, dia keburu hilang tenggelam,” kata Farhan kepada Satelit News, Minggu (13/9).
Farhan menambahkan, dia memang sempat melihat tangan Iqbal yang melambai-lambai. Tapi lambaian itu hanya terlihat hanya dua kali saja. Setelah itu, Iqbal tenggelam.
Ibu korban Lia Amelia, warga jalan Letda Dadang Soeprapto RT03/04 Kelurahan Gerendeng, langsung syok ketika mendengar anak pertamanya tenggelam. Dia tak henti-hentinya menangis di rumahnya yang berada persis di seberang jalan dekat lokasi kejadian. Menurutnya, Iqbal yang bersekolah di SDN Gerendeng 1 Kota Tangerang memang tidak bisa berenang. Dia sudah melarang Iqbal main di sungai. Namun dia tidak menyangka jika Iqbal melanggar larangannya dan kemudian tenggelam.
“Dari saya pindah kesini dua minggu yang lalu, saya larang dia main di kali. Eh malah kejadian,” ungkap Lia sambil menangis di rumahnya, kemarin.
Menurut Lia, sebelum anaknya tenggelam, dia masih melihat Iqbal ber main di taman. Namun ternyata Ikbal berenang tanpa sepengetahuannya. “Tadi siang sempat pulang untuk makan, lalu saya suruh dia pulang, jangan main lagi. Pas saya lengah, dia udah tenggelam. Kejadiannya cepet banget,”kata pemilik Warung Tegal itu.
Salah seorang karyawan Warteg milik Lia, Andi menambahkan Iqbal adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Putri masih berumur 1,5 tahun. Dia mengatakan, sejak semalam memang sudah ada gejala aneh yang timbul dari Iqbal. Dia melihat ada yang berbeda dari sikapnya Iqbal.
“Ya lihat dia tuh kemarin malam aneh saja. Tak taunya kejadian seperti ini. Saya tidak nyangka, apalagi kan kita belum lama disini,” ujarnya.
Pantauan Satelit News, warga Gerendeng berusaha melakukan pencarian dengan alat seadanya. Warga menggunakan perahu menyisir Sungai Cisadane dan warga juga turun ke sungai. Sekitar pukul 17.22 wib, Tim SAR dari BPBD Kota Tangerang tiba di lokasi. Tim SAR dibantu Tagana Kota Tangerang langsung melakukan pencarian.
Korlap Tim SAR BPBD Kota Tangerang, Tanjung menuturkan dia menurunkan delapan petugas dan dibantu oleh Tagana Kota Tangerang untuk melakukan pencarian. Ada sebanyak tiga perahu yang diterjunkan.
“Kita melakukan penyisiran dengan metode berombak. Kita lakukan pencarian sampai jam 6 sore, tapi tidak meninggalkan lokasi dan masih standby untuk dilanjutkan pagi,” jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang, Irman Pujahendra menambahkan pihaknya ikut turun melakukan pencarian. Hingga kemarin malam korban memang belum ditemukan.
“Kita mulai memperluas wilayah pencarian sampai lebih dari 500 meter. Mudah-mudahan dapat segera ditemukan,”tambahnya. Untuk membantu pencarian korban, keluarga juga membantu dengan cara ritual. Keluarga memotong ayam berwarna hitam dan segelas kopi. Hal itu dilakukan supaya korban cepat timbul. (uis/gatot)