Ratusan Rumah di Tangerang Terendam
TANGERANG, SNOL Belum hilang rasa letih karena banjir awal April lalu, kini banjir sudah datang lagi ke Tangerang. Sejumlah wilayah di Tangerang, seperti Ciledug, Karang Tengah, Cipondoh, Periuk dan Kresek, direndam banjir sejak Selasa (17/4) sore. Akibatnya, ratusan rumah terendam. Bahkan, di Kresek, ada satu kampung terisolir.
Kawasan di Kota Tangerang yang terkena banjir antara lain Komplek Ciledug Indah dengan ketinggian 1 meter, Komplek Departemen Dalam Negeri (DDN) di Karang Tengah dengan ketinggian air mencapai paha dewasa, Komplek Peruri Ciledug dengan ketinggian air sedada orang dewasa. Pondok Bahar, di Cipondoh sepaha orang dewasa, dan Perumahan Total Persada di Periuk. Sedangkan di Kabupaten Tangerang banjir hanya merendam Kampung Juwet, Kecamatan Kresek, dengan ketinggian air sebetis orang dewasa.
Wilayah-wilayah di Kota Tangerang itu merupakan kawasan yang kerap menjadi langganan banjir. Dalam satu bulan terakhir ini saja tercatat sudah dua kali kawasan ini tergenang banjir yakni minggu pertama April lalu. Kali ini, meski tidak sampai mengungsi, namun ketinggian air mengganggu aktivitas warga dan memutus akses di sejumlah kompleks yang terendam tersebut.
“Banjir di sini seolah sudah langganan. Setiap kali hujan turun cukup lama, maka Kali Angke akan langsung meluap. Dan, luapannya akan langsung meluber menggenangi rumah warga,” kata Widiastuti (30), salah seorang warga kompleks DDN.
Hermansyah (50), warga lainnya, mengatakan, banjir kali ini tidak hanya sebatas menggenangi rumah warga, melainkan juga menggenangi sepanjang Jalan Raden Saleh, yang menghubungkan wilayah Kota Tangerang dengan Jakarta Barat. Alhasil banyak pengendara sepeda motor harus mendorong kendaraannya, karena mesin mati saat berupaya menerobos ruas Jalan Raden Saleh yang terendam banjir.
Akibat genangan air itu, kata Hermansyah, arus lalu lintas di sepanjang Jalan Raden Saleh, khususnya jalan menuju Ciledug-Maruya, Jakarta Baret, terputus. Bahkan akibat banjir tersebut kemacetan mengular hingga 2 kilometer.
“Sudah hampir satu jam saya terjebak macet. Saya pikir tidak banjir, ternyata di jalan ini kembali banjir. Padahal saya ada rapat dengan direksi,” papar Ridwan (45), salah seorang pengendara asal Pondok Aren yang mengaku berprofesi sebagai Super Visor salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang keuangan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Harry Mulya Zein mengatakan pemerintah terus berupaya mengatasi persoalan banjir. Meski demikian, pihaknya berharap ada peranserta seluruh elemen masyarakat dalam mengatasi persoalan yang menahun ini. “Selama ini, banjir yang terjadi berasal dari hulu dan curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya.
Dikatakan doktor ilmu pemerintahan ini, pemerintah pusat sudah memberikan bantuan penaruban Kali Angke sebesar Rp 300 miliar. Saat ini proyeknya tengah dikerjakan. Bahkan, kata Harry, Pemkot Tangerang juga telah mengganggarkan pengairan sungai berupa tanggul, normalisasi dan turab sebesar Rp 20 miliar pertahun. “Pemkot pun terus berusaha menjalin kerjasama dengan daerah tetangga seperti Pemerintah Kabupaten Bogor, dalam bentuk pembangunan dan sosial untuk mau bersama sama mentata sungai,” kata Harry.(pane/fahmi)