Raskin Jelek Karena Banyak Tunggakan
TIGARAKSA,SNOL—Buruknya kualitas raskin di sejumlah desa di Kabupaten Tangerang disebabkan banyaknya desa yang belum membayarkan tunggakannya. Dampaknya, beras yang semestinya sudah didistribusikan kepada masyarakat menjadi tertunda dan menumpuk di gudang Bulog karena belum dibayar. Kabid Pemberdayaan Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintahan Desa (BPMPPD) Syahrizal menjelaskan, buruknya kualitas raskin yang didistribusikan kepada masyarakat salah satunya di Desa Cibugel Kecamatan Cisoka akibat penumpukan beras di gudang Bulog. Menurutnya, beras bagi rakyat miskin itu terlambat didistribusikan kepada masyarakat karena banyak Kades yang belum membayarkan tunggakannya.
“Beras yang semestinya keluar pada bulan Juli baru dikeluarkan di bulan Agustus. Akhirnya terjadi penumpukan yang menyebabkan beras menjadi bau apek. Penyebabnya adalah banyak kantor-kantor desa yang menunggak pembayarannya,” jelas Syahrizal kepada Satelit News, Selasa (1/9).
Menurut Syahrizal, setiap bulannya pemerintah menyalurkan sebanyak 2.206.360 kg beras yang sekarang menjadi beras sejahtera (Rasya) kepada masyarakat di seluruh desa yang ada di Kabupaten Tangerang. Beras-beras tersebut dihargai Rp1.600 per kg. Menurutnya, ketika menerima beras ada baiknya seorang kepala desa memeriksanya terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada warganya.
“Jadi bisa mengetahui beras tersebut berkualitas baik atau buruk. Jika buruk segera laporkan kepada pemerintah, jangan diterima dulu, sehingga pemerintah bisa melakukan evaluasi mengenai pendistribusiannya. Khawatirnya beras-beras ini dipermainkan oleh oknum tak bertanggung jawab,” terang pria yang akrab dipanggil Rizal ini.
Terpisah, Kepala Subdivre Bulog Tangerang Hj Dian Sri Hardiyani mengatakan, hampir setengah dari jumlah desa yang ada di Kabupaten Tangerang belum menyelesaikan administrasi pembayaran Raskin. Padahal, beras-beras yang digunakan untuk meringankan beban rakyat miskin ini sudah disalurkan ke tiap desa. Namun faktanya hingga kini banyak yang belum melunasinya.
“Pembagian itu tergantung banyaknya rumah tangga sejahtera yang terdaftar pada kami. Ada yang 5 ton, ada juga yang mencapai 12 ton. Jadi bervariasi, tidak semua sama pembagiannya,” tandas perempuan yang akrab disapa Dian.
Dian menegaskan jika raskin yang sudah disalurkan memiliki kualitas buruk maka segera laporkan kepada Bulog, sehingga bisa dilakukan penukaran beras yang kualitasnya lebih baik. “Segera lapor ke kami. Kalau tidak ada laporan artinya kan beras tersebut bagus dan baik kualitasnya,” pungkasnya. (mujeeb/aditya)