DPRD Minta Parkir Liar M1 Ditertibkan
TANGERANG, SNOL–DRPD Kota Tangerang mendesak PT Angkasa Pura II, selaku pengelola Bandara Internasional Soekarno – Hatta (Soetta) segera mengambil tindakan dan menertibkan parkir liar di depan pintu masuk Merdeka (M1). Pasalnya selain terlihat kumuh, pajak parkir di area itu juga tidak masuk ke kas daerah Kota Tangerang. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Tangerang, Hilmi Fuad meminta pihak Dinas Perhubungan (Dishub) selaku instansi yang berwenang memanggil pihak AP II, untuk meminta klarifikasi terkait adanya retribusi parkir di depan pintu M1. “Kami minta pihak AP II bisa melakukan koordinasi dengan Pemkot untuk menertibkan parkir liar tersebut,” ujar Hilmi, Selasa (1/9).
Hilmi menegaskan, potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak parkir di area tersebut cukup besar. Hal ini terlihat dari ratusan motor yang parkir setiap hari di wilayah itu. “Dishub dapat memanggil pengelola bandara, karena pajak parkir tersebut belum masuk ke PAD Kota Tangerang,” tegasnya.
Untuk itu, dia juga meminta Dishub dapat memberikan arahan kepada pengelola bandara agar dapat melakukan pembangunan sarana parkir yang memadai, jika memang tempat itu diperbolehkan untuk tempat parkir. “Atau jika tidak diperbolehkan, maka segera tertibkan, karena ini adalah bandara internasional,” kata politisi PKS tersebut.
Namun Hilmi juga mengimbau agar diupayakan adanya win-win solution terhadap sejumlah pihak yang berkepentingan di tempat itu agar meminimalisir konflik. “Kalaupun ditertibkan, saya minta juga dilakukan dengan cara yang elegan, sehingga tidak terjadi konflik. Misalnya menyediakan lahan baru sebagai pengganti,” tandasnya.
Terpisah, Manager Humas dan Protokoler PT Angkasa Pura II Yudis Tiawan saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut mengaku bahwa memang lahan di depan pintu M1 itu bukan diperuntukkan sebagai lahan parkir motor.
Namun, karena saat ini sedang ada pekerjaan proyek perluasan Bandara Soetta dan jalur kereta menuju bandara, sehingga pihaknya terpaksa menutup pintu M1. Akibatnya, areal tersebut dimanfaatkan oleh para pekerja yang kantornya berdekatan dengan pintu M1 seperti, Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia dan lainnya untuk parkir.
“Saat ini kami masih memberikan toleransi, karena memang belum ada lahan pengganti. Selain itu kami juga mengakomodir keluhan dari pekerja yang kantornya berdekatan dengan M1. Mereka mengaku terlalu jauh jika harus memutar melalui jalan Perimeter Selatan,” kata Yudis.
Namun Yudis mengaku dalam waktu dekat pihaknya akan segera membahas soal parkir liar di depan pintu M1 dan berupaya mencarikan solusi agar masalah parkir liar ini bisa diselesaikan tanpa menimbulkan konflik. “Ya tentunya kami setuju bahwa kawasan ini harus ditata, namun saat ini kami masih mencari waktu yang pas,” pungkasnya. (catur/jpnn/made)