Stop Kirim Air ke Jakarta

TANGERANG,SNOLBalai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane menjanjikan perbaikan pintu nomor 6 Bendungan Pasarbaru Irigasi Cisadane selesai hari ini, Rabu (19/8). Jika tenggat perbaikan meleset dan kekeringan terus berlangsung, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar akan menghentikan pasokan air ke wilayah Jakarta.Pernyataan akan menghentikan pasokan ke Jakarta disampaikan Zaki Iskandar saat mendatangi pintu air 10 kemarin siang. Menurut bupati, rencana menghentikan pengiriman air air Jakarta sudah diketahui Pemprov DKI Jakarta.

“Tangerang sendiri darurat air bersih. Pasokan untuk Jakarta akan disetop. Kami mengutamakan warga Tangerang dulu,” kata Zaki. DKI Jakarta membeli air curah kepada PDAM Tirta Kerta Raharja milik Pemkab Tangerang sebanyak 2.800 liter per detik melalui instalasi pengolahan air (IPA) Serpong dan 75 liter per detik melalui IPA Cikokol. Jika pasokan dihentikan, wilayah Jakarta yang akan sangat terdampak penghentian pasokan air curah tersebut adalah wilayah Warung Gantung dan sekitarnya di Jakarta Barat.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja, Rusdy Machmud menjelaskan, pihaknya sudah berkirim surat ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kalau belum bisa menyediakan air baku. Rencana penghentian pasokan air bersih itu akan ditentukan dalam dua hari ke depan, dengan melihat perbaikan Pintu Air 10 yang dijanjikan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane selesai pada hari Rabu (19/8). Jika Pintu Air 10 masih belum bisa beroperasi dengan normal, penghentian pasokan air bersih akan dilakukan.

Terkait perbaikan pintu air 10, Zaki mengancam akan mengambil alih proses perbaikan dari Balai Besar Sungai Cisadane Ciliwung jika tidak selesai sesuai target. Biaya perbaikan yang akan dikeluarkan juga bukan menggunakan APBD melainkan bantuan dari PDAM TKR dan mitra-mitra PDAM. Kalau perlu, kata Zaki, masyarakat Kabupaten Tangerang ikut membantu melalui pengumpulan koin.

“Hari Kamis deadline kita. Kalau tidak bisa ditangani kami siap tangani. Pengerjaannya juga bukan diambil alih, tapi kita membantu mempercepat tahap pertama, jangka pendek rehabilitasi pintu no 6 bendungan pintu air 10,” jelasnya.

Lanjut Zaki, tahap berikutnya jangka panjang, terakhir hasil rapat terakhir dengan Kementrian Pertanian dan Kementrian PU, pihaknya meminta dibuat kajian untuk membangun bendungan kedua di arah hilir Cisadane. Lokasinya bisa di Teluknaga atau Sepatan Timur, agar bendungan kedua kalau nanti sudah siap, pintu air 10 bisa diremajakan secara total.

“Ke depan bendungan kedua ini sekaligus bisa cadangan pengaturan air di Sungai Cisadane. Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi. Mereka akan kaji dulu lokasinya dimana dan berharap itu lokasi dihilir sana,” terangnya.

Zaki menambahkan, perbaikan pintu air 10 yang terlihat lamban, bukan karena masalah teknologi. Tetapi sejak Desember 2013, dirinya sudah memberikan informasi dan peringatan kementrian PU harus segera buat peremajaan karena sejak dibangun zaman Belanda pa tahun 1921, belum ada rehabilitasi secara total.

“Terakhir direhabilitasi jaman Soeharto. Perlu peremajaan, jangan sampai dibiarkan yang berakhir masalah. Peremajaan diperbaharui semua dan lumpur-lumpur juga harus dibersihkan,” bebernya.

Zaki juga menyatakan, hasil rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah telah ditetapkan darurat air bersih untuk Kabupaten Tangerang. Seperti lahan pertanian (sawah), lahan perikanan (tambak, kolam ikan), kawasan pemukiman (kesulitan air bersih).

“Kejadian ini belum sampai KLB. Artinya kita persiapan karena BMKG tadi di rapat menjelaskan prediksu hujan baru ada di bulan September dan Oktober,”ungkapnya.

Aetra Kembali Produksi Air

Sementara itu, setelah sempat terhenti selama nyaris dua hari, PT Aetra Tangerang kembali memproduksi air bersih. Head of Communication Aetra Air Tangerang, Ira Indirayuni mengatakan, per hari Selasa 18 Agustus 2015 pukul 07.00 WIB Instalasi Pengolahan Aetra Tangerang telah kembali melakukan kegiatan produksi. Aetra kembali menyalurkan air bersih kepada pelanggan dengan kapasitas 650 liter per detik.

“Jika kondisi air baku tetap stabil, dibutuhkan enam hingga delapan jam hingga suplai air pada pelanggan terjauh kembali normal,” kata Ira.

Dia mengungkapkan, saat ini tinggi permukaan air Sungai Cisadane mengalami kenaikan hingga air baku kembali dapat diperoleh. Aetra Tangerang juga telah memasang pompa tambahan dengan kapasitas 150 liter per detik sebagai upaya antisipasi jika sewaktu-waktu Sungai Cisadane kembali mengalami penurunan tinggi permukaan air yang signifikan.

“Pompa tambahan lainnya akan segera dipasang hingga nantinya mencapai kapasitas 320 liter per detik, namun tidak menutup kemungkinan akan kembali dilakukan penambahan pompa tambahan jika dirasa diperlukan,” tuturnya.

Ira menambahkan, Aetra juga terus mengirimkan mobil tangki air dan menempatkan sedikitnya 20 tandon air di daerah pemukiman pelanggan untuk membantu menuhi kebutuhan air bersih sementara kondisi pelayanan belum stabil. Pihaknya selalu memberikan informasi mengenai gangguan pelayanan kepada pelanggan melalui SMS blast.

“Kami terus berupaya maksimal untuk kembali menormalkan suplai air bersih kepada seluruh pelanggan, namun untuk sementara diharapkan agar para pelanggan dapat bersabar dan memahami kondisi ini,” pungkasnya.

Direktur Teknik PDAM TKR Kabupaten Tangerang, Ida Farida menjelaskan, saat ini IPAL yang ada di Babakan hanya bisa memproduksi 75 liter per detik. Produksi tersebut diperuntukan mengisi mobil tangki air melayani seluruh area termasuk pelanggan.

“Kalau produksi yang IPAL Cikokol kita mampu produksi 3000 liter per detik yang disuplay melalui pipa. Dan IPAL Serpong memproduksi 400 liter per detik, termasuk suplay ke Jakarta,” jelasnya.

Ida menuturkan, ketersediaan air baku cisadane yang masih belum stabil membuat perusahaan plat merah milik Kabupaten Tangerang ini harus menyuplai air ke pelanggan secara bergiliran. Pihaknya sudah berupaya dengan mengoperasikan pompa-pompa yakni 6 pompa milik PDAM dan 3 pompa bantuan dari Balai Besar.

“Secara teknis tidak ada masalah, hanya saja ketersediaan baku yang fluktuatif. Kita berharap pintu air segera rampung diperbaiki dan debit air kembali naik kondusif,” ujarnya.

Ditambahkannya, saat ini PDAM Tirta Kerta Raharja baru memenuhi 23 persen pelanggan dari jumlah penduduk yang ada. Sehingga dibutuhkan 17 persen lagi untuk mencapai target RPJMD ditahun 2018. “Kita butuh 80 ribu pelanggan lagi untuk mencapai 40 persen yang ditargetkan Bupati. Mudah-mudahan ini juga dapat dicapai,” tandasnya. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.