Jangan Hanya Cisadane
Zaki dan Arief Juga Minta Normalisasi Situ dan Turap
TANGERANG, SNOL Rencana sodetan Ciliwung-Cisadane batal dilakukan. Ini setelah kepala daerah terkait, Gubernur DKI Jakarta Jokowi, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Walikota Tangerang Arief Wismansyah bertemu di Pintu Air 10 Kota Tangerang, Sabtu (25/1).
Sebagai solusinya, empat kepala dearah tersebut sepakat saat ini penanganan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya difokusnya untuk dilakukan normalisasi sungai Cisadane. Hari ini, keempat kepala daerah tersebut rencananya akan kembali bertemu di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menindaklanjuti pembahasan penanganan banjir.
Meski lega dengan batalnya sodetan Ciliwung-Cisadane, namun Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Walikota Tangerang Arief R Wismansyah meminta pemerintah pusat tidak hanya sungai Cisadane yang dinormalisasi, tapi anak kali lainnya seperti Kali Sabi, Kali Ledug dan situ-situ yang ada di Tangerang juga dinormalisasi.
“Ya jelaslah, kalau hanya Cisadane yang dinormalisasi tidak akan maksimal menyelesaikan persoalan banjir ini. Saya minta agar pemerintah pusat juga menormalisasi sungai-
sungai lain serta situ yang ada,” kata Zaki kepada Satelit News tadi malam.
Menurut Zaki, kalau seandainya pemerintah pusat tidak ada dana untuk menormaliasi situ-situ yang ada di Tangerang, Zaki mengusulkan agar kewenangannya diserahkan ke pemerintah daerah setempat yang mampu. “Kalau tidak ada dana, berikan kewenangan pemeliharaan ke pemerintah kota atau kabupaten yang mampu. Daripada didiemin?” jelas Zaki.
Ditambahkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang, Hary Heryanto, untuk penanganan banjir, Pemkab Tangerang akan memperdayakan situ-situ yang ada. Sebab selama ini pemerintah pusat kurang memperhatikan situ-situ yang ada di Kabupaten Tangerang. “Jumlahnya ada 21 tersebar di sejumlah wilayah,” kata Hery.
Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengaku akan mendorong Kementerian PU untuk segera melakukan normalisasi Cisadane, Kali Sabi dan Kali Ledug pada pertemuan hari ini. Selain itu, Arief juga akan mendesak Kementerian PU untuk menuntaskan proyek penurapan Kali Angke. Permintaan itu menurut Arief merupakan penyebab utama terjadinya banjir di wilayah Tangerang Raya.
“Insya Allah rencana besok (hari ini), saya akan datang langsung ke Kementerian PU untuk membahas masalah banjir ini. Kalau sesuai undangan sekitar pukul 13.00 Wib pertemuan antara Kementerian PU dan para kepala daerah di Banten dan DKI Jakarta ini,” ujar Arief semalam.
Arief berharap, pada pertemuan nanti bisa diambil sebuah keputusan yang membahagiakan masyarakat Tangerang dan DKI Jakarta dalam penanganan masalah bersama ini. “Kemarin Pak Gubernur Jokowi sudah melakukan kunjungan untuk mengecek langsung kondisi Kali Cisadane, dan sebelumnya Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU juga melakukan pengecekan,” katanya.
Terpisah, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), mengatakan dia akan bertemu kembali dengan para stakeholder (pemangku kepentingan) untuk membahas penyelesaian masalah banjir. “Iya, besok (hari ini) ada pertemuan lagi dengan Kementerian PU, pemerintah Banten, Tangerang, termasuk dengan Bogor,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di Taman Suropati, Jakarta, Minggu (26/1).
Pertemuan itu terkait rencana Pemprov DKI dan Kementerian PU untuk membangun waduk Ciawi dan Sukamahi. Setelah bertemu Kementerian PU, Jokowi juga berencana bertemu Bupati Bogor Rachmat Yasin untuk menindaklanjuti pembebasan lahan pembangunan dua waduk tersebut. Rencananya, pertemuan itu akan berlangsung di Balaikota Jakarta.
Jokowi meyakini keberadaan dua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta. Dengan waduk itu, aliran air dibelokkan ke waduk dan dapat menjadi potensi sumber air baku di wilayah itu. “(Pembangunan waduk) ini semua tinggal pelaksanaannya saja. Karena kalau menunggu-menunggu saja, ya enggak akan dimulai,” kata Jokowi.
Rencana pertemuan para pemangku kepentingan untuk menanggulangi banjir itu juga disampaikan oleh akademisi Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Dia mengharapkan, melalui pertemuan tersebut tidak ada lagi isu sodetan Ciliwung-Cisadane. “Karena itu pilihan terakhir, masih banyak alternatif lainnya yang lebih baik untuk mengatasi banjir,” kata Joga.
Pihak Kementerian PU yang akan menghadiri pertemuan tersebut adalah Dirjen Sumber Daya Air, Mohammad Hasan. Adapun anggaran yang dialokasikan Kementerian PU untuk membangun waduk itu sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara Pemprov DKI Jakarta yang akan melakukan pembebasan lahan untuk dua waduk itu mulai tahun ini menyediakan anggaran sekitar Rp1,2 triliun.
Rencana pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian PU, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta di Posko Pantauan Ciliwung-Katulampa pada Senin (20/1) lalu. Pembangunan dua waduk itu diprediksi rampung pada 2018.
Dalam rapat koordinasi itu juga diputuskan pembangunan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur yang akan selesai pada 2016, revitalisasi situ-situ yang akan rampung 2015, normalisasi Kali Ciliwung selesai 2016, pembangunan sumur resapan dengan target 2,2 juta sumur di Jakarta, pembuatan dam dan konservasi tanah lain, serta normalisasi Sungai Cisadane.
Sodetan Batal
Sebelumnya, pada Sabtu (25/11), empat kepala daerah yakni Gubernur DKI Jakarta Jokowi, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Walikota Tangerang Arief Wismansyah bertemu di Pintu Air 10 Kota Tangerang, Sabtu (25/1), guna membahas soal rencana sodetan Ciliwung Cisadane. Dalam pertemuan itu disepakati sodetan bukan solusi untuk mengatasi banjir, tapi normalisasi.
“Saya melakukan kunjungan ke Tangerang ini untuk melihat langsung kondisi lapangan. Ternyata debit air kali Cisadane saat ini saja sudah tinggi seperti di Ciliwung, maka kalau disodet malah kasihan warga se Tangerang Raya ini,” ujar Jokowi, Sabtu (25/1).
Dijelaskan Jokowi, ide sodetan ini sebenarnya baik karena bertujuan untuk meminimalkan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Tapi, jika melihat kondisi Kali Cisadane sendiri buruk, ini tidak mungkin bisa dilakukan. “Wacana sodetan kan datang dari Kementerian PU, bukan dari Gubernur DKI. Dan yang membuat wacana ini semakin bergulirkan besar kan dari temen-temen media sendiri. Kalau tidak dipanas-panasin tidak mungkin adanya spanduk penolakan yang begitu banyak, ini kan seolah-olah saya yang disalahin,” seloroh Jokowi.
Mantan Walikota Solo ini menegaskan bahwa ide sodetan, normalisasi kali, atau penanganan banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya ini merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum. Bahkan ide sodetan ini sudah ada sejak 2000 lalu, sodetan sepanjang 1,9 kilometer ini disiapkan untuk mengurangi debit Sungai Ciliwung ke Cisadane. Namun rencana ini ditolak warga dan pemerintah Tangerang. (jojo/aditya/deddy/jpnn)