Rohibi Menangis di Pelukan Rano
SERANG,SNOL—Rohibi (60) tak kuasa menahan haru dan bahagia saat kediamannya di Kampung Giripada, Kelurahan Pejaten Kramatwatu Kabupaten Serang, mendadak dikunjungi oleh Gubernur Banten Rano Karno, Kamis (13/8). Bapak yang tinggal di rumah gubuk bersama 19 anggota keluarganya itupun langsung memeluk dan menangis dipelukan orang nomor satu di Banten, saat dia menerima bantuan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Rohibi yang hanya bekerja sebagai buruh tani itu merupakan penerima bantuan RTLH. Rohibi dan 19 anggota keluarganya tinggal dalam satu rumah gubuk yang memperihatinkan. Melalui bantuan renovasi rumah dan jamban ini, dia seperti mendapat kehidupan baru yang meringankan beban keluarganya.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten Nandy Mulya mengatakan, keluarga Rohibi tercatat sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang wajib mendapat bantuan dari Pemprov Banten. Keluarga yang mendapat bantuan dana renovasi RTLH ini harus sesuai dengan persyaratan, seperti bangunan tidak berdiri di tanah negara atau bangunan berada di sekitar bantaran rel kereta api.
“Keluarga yang mendapat bantuan harus sudah punya Kartu Perlindungan Sosial atau KPS dan sesuai dengan usulan pemerintah kabupaten dan kota,” jelasnya.
Selain menerima bantuan berupa renovasi rumah, keluarga Rohibi juga mendapat paket bantuan berupa 4 buah selimut, mukena dan matras, bantuan peralatan masak sebanyak 2 set. Sedangkan untuk bantuan pangan diantaranya beras 100 Kg, Sarden 40 kaleng, 10 botol saus dan kecap, minyak goreng 24 liter dan susu balita 5 dus, dan 1 buah pompa air.
“Bantuan ini diharapkan bisa menjadi penopang keluarga Rohibi agar bisa tinggal dengan nyaman,” jelasnya.
Jadi Gubernur, Rano Ziarah ke Banten Lama
Usai menyerahkan bantuan kepada penerima RTLH, Rano yang baru Rabu lalu dilantik menjadi Gubernur Banten oleh Presiden Jokowi, langsung melakukan ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin, pendiri Kesultanan Banten, di Kasemen, Kota Serang, Kamis (13/8). Rano pun melakukan salat di Masjid Agung Banten Lama, bersama para rombongan yang ditemani oleh kenadziran Kesultanan Banten Lama.
Kedatangannya ini sebagai salah satu bentuk untuk memohon doa restu dari pendiri Kesultanan Banten agar diberikan kelancaran dan berkah selama memimpin Provinsi Banten, hingga akhir masa jabatannya di tahun 2017. “Mungkin doa restu dari awal sudah minta tapi sekarang lebih minta lagi,” kata Rano Karno, yang ditemui usai berziarah dan salat di Kesultanan Banten Lama.
Rano menjelaskan, selain meminta doa restu, kunjungannya ini juga untuk silaturahim dan sebagai rasa syukurnya yang kini menjadi pemimpin di Tanah Jawara. “Dalam rangka silaturahim. Kebetulan memang belum (silaturahim) dengan keluarga besar kenadziran. Syukuran kemaren sudah dilantik menjadi gubernur. Tidak ada salahnya salat disini dan ziarah. Ini bagian dari kecintaan saya,” terangnya.
Rano mengaku Kesultanan Banten beserta masjid Agung Banten Lama, Makam Sultan Ageng Tirtayasa, hingga Benteng Surosowan bukan hal yang asing bagi keluarganya. Dimana menurut penuturannya, pada tahun 1970 silam, Rano sudah pernah berziarah di makam Sultan Maulana Hasanudin Banten. Lalu ditahun 1971 dirinya pernah syuting film Malin Kundang di tempat yang sama. Sedangkan di tahun 1980, Bang Doel bersama ‘Engkong’ nya mengatakan pernah kembali mendatangi Kesultanan Banten.
“Jadi ziarah bagi saya, bagian dari pada ungkapan hormat kita kepada leluhur, kepada karuhun sebagai ungkapan terima kasih,” jelasnya.
Meski Kesultanan Banten tak asing baginya namun semenjak menjabat Wakil Gubernur hingga menjadi Gubernur Banten, Rano mengaku jarang menyambangi Masjid Agung Banten Lama ataupun ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin Banten. “Sering juga tidak. Tapi kaya Maulid Nabi kesini, pas Salat Jumat kemari, tapi tidak menjadi rutin,” tegasnya. (metty/mardiana/jarkasih)