Warga Kerepotan Angkut Air

TANGERANG,SNOL Empat hari setelah jebolnya bendung pintu air 10, Kamis (30/7), pelanggan PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang belum menikmati pasokan air bersih sepenuhnya.

Distribusi air bersih melalui pipa belum pulih sehingga sebagian pelanggan harus kerepotan mengangkut air bersih dari tangki yang dikirimkan PDAM TB.Pengiriman air bersih memakai tangki dilakukan kepada warga Komplek Perumahan Pondok Bahar, Kecamatan Karang Tengah dan Kelurahan Pajang Kecamatan Benda. Di komplek Pondok Bahar, kedatangan mobil tangki PDAM TB disambut warga yang langsung berkerumun dengan membawa ember dan bak. Mereka tampak gembira dan tersenyum ketika petugas mengisi satu persatu ember yang dibawa. Pasalnya empat hari ke belakang, mereka tidak mendapat pasokan air bersih melalui pipa BUMD Kota Tangerang tersebut.

Salah satu warga Komplek Pondok Bahar Blok D3, RT 01/04, Kecamatan Karang Tengah, Lina mengatakan senang mendapat suplai air karena distribusi air dari PDAM Tirta Benteng sudah mati sejak empat hari yang lalu. Awalnya dia tidak mengetahui alasan air tiba-tiba mati. Petugas kemudian memberitahukan suplai tersendat karena jebolnya pintu air 10.

“Air sudah tidak keluar dari empat hari yang lalu, bulan puasa aja sudah sering mati. Terpaksa saya harus angkat-angkat ember minta air sama tetangga, kan capek banget mas. Makanya saya senang banget, sampai saya mengambil banyak dua galon. Itupun tidak cukup kalau anak banyak,” kata Lina, kemarin. Lina berharap, persoalan krisis air bersih di Kota Tangerang kembali pulih. Ibu rumah tangga ini mengungkapkan sangat kerepotan apabila tak ada air karena menjadi kebutuhan penting.

“Ya, semoga aja cepat selesai perbaikannya karena kalau begini terus kita kesusahan juga,” pungkasnya.

Petugas pengirim air PDAM Tirta Benteng, Nanang mengatakan untuk Komplek Pondok Bahar, pihaknya sudah mengirimkan empat mobil tangki. Masing-masing tangki berisi 4000 liter air. Air tersebut selanjutnya didistribusikan ke beberapa blok yang menjadi langganan PDAM Tirta Benteng.

“Sampai malam ini sudah empat tangki saya mengirim air khusus untuk wilayah Pondok Bahar. Kalau di Komplek Poris Indah informasinya sudah tiga mobil. Sementara untuk wilayah Kelurahan Pajang Kecamatan Benda belum tersalurkan,” jelasnya, kemarin malam.

Direktur PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, Suyanto mengatakan pihaknya sudah mulai memproduksi air bersih secara normal, kemarin. Produksi dilakukan setelah air bisa memenuhi intake milik PDAM Tirta Benteng yang berada di dekat pintu air 10. Debit air meningkat setelah Pemerintah Kota Tangerang dibantu berbagai pihak menambah kebocoran pada pintu ke-6 pada Bendung Pintu Air 10.

“Hari ini sudah dibendung dengan tumpukan karung berisi pasir untuk penanggulangan sementara sehingga intake kami bisa melakukan pengolahan air hingga 370 liter per detik. Itu sudah normal kembali. Kalau kemarin sama sekali tidak mengolah. Sebanyak 370 liter perdetik atau 3200 meter kubik per hari hilang,” jelas Suyanto saat melihat kondisi terakhir Pintu Air 10, kemarin. Dia menjelaskan, walau produksi normal, namun distribusi air melalui jaringan pipa belum pulih sepenuhnya. Setelah dua hari pipa mengalami kekosongan, PDAM Tirta Benteng harus mengulang lagi proses pendistribusian air.

“Dua hari pipa kosong membuat kami melakukan dua kali pengisian. Pertama untuk mengisi kekosongan, yang kedua untuk mendorong distribusi air ke rumah pelanggan. Untuk pelanggan yang dekat seperti Cipondoh dan Batuceper, air sudah bisa normal. Tapi untuk yang terjauh seperti Pondok Bahar dan Kelurahan Selapajang Kecamatan Benda masih belum normal sehingga harus menggunakan tangki,”ungkap Suyanto. Suplai air bersih kepada masyarakat melalui tangki dilakukan sejak pagi hingga malam hari.

Kerusakan Diperbaiki Dalam Dua Hari

Terkait kerusakan pintu air 10, Direktur PDAM Tirta Benteng Suyanto menuturkan upaya perbaikan akan segera dilakukan Direktorat Jendral Sumber Daya Air Kementrian Pekerjaan Umum. KemenPU menjanjikan perbaikan akan selesai dalam dua hari ke depan.

“Sekarang ditutup sementara menggunakan pasir supaya air yang bocor tidak deras lagi. Dari pusat berjanji dalam 2×24 jam kerusakan dapat tertangani,” ujarnya. Suyanto menambahkan, akibat peristiwa ini PDAM Tirta Benteng mengalami kerugian dari air yang dihasilkan 370 liter detik. Apabila dikonversikan sebanyak 32000 meter kubik perhari atau 32 juta liter perhari.

“Kalau dirata-rata 6000 berarti 200 jutaan perhari, tapi bukan rupiahnya yang dipersoalkan melainkan lebih penting kasihan masyarakat karena betapa pentingnya air bersih,” tandasnya.

Seperti diketahui, jebolnya pintu ke-6 pada bendung pintu air 10 sempat membuat PDAM Tirta Benteng menghentikan proses produksinya, Selasa (28/7). Perusahaan plat merah itu menghentikan pasokan air terhadap 27.723 pelanggannya karena tidak bisa memproduksi air bersih menyusul kerusakan pada salah satu pintu bendungan di Pintu Air 10 Cisadane. Produksi air bersih PDAM Tirta Benteng sudah terhenti sejak pukul 13.00 wib. Dua jam berselang, tepatnya pukul 15.00 wib, distribusi air terhadap seluruh pelanggan yang mencakup industri besar maupun kecil, pelanggan rumah tangga, kantor pemerintahan, Bandara Soekarno-Hatta dan lain-lain dihentikan.

Perusahaan Air Swasta Diserbu

Jebolnya pintu nomor 6 bendung pintu air 10 cisadane juga berpengaruh terhadap perusahaan air minum milik swasta. Seperti yang dialami oleh PT Cilamaya (Bekerjasama dengan PDAM Tirta Benteng) yang berlokasi di dekat kawasan Great Western. Sejak Rabu, terjadi antrean sampai ke jembatan di Jalan MH Thamrin.

“Normalnya ada 50 mobil yang masuk mengisi air, tapi Rabu kemarin sampai 70 mobil yang meminta pasokan air. Sementara produksi air mengalami penurunan hingga terjadi antrean panjang,”kata Agung, salah satu petugas yang mengatur permintaan air, kemarin.

Bertambahnya permintaan di PT Cilamaya karena Perusahaan Air Minum yang lain tidak berproduksi. Agung menjelaskan, jebolnya salahsatu pintu di bendung pintu air 10 cisadane jelas berpengaruh. Terlebih saat ini kondisinya musim kekeringan.

“Kalau sekarang sudah lumayan karena kita juga lakukan pengerukan. Saya berharap perbaikan supaya selesai karena lama-kelamaan kalau dibiarkan juga bisa berdampak besar,” tambahnya. (uis/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.