Kota Tangerang Krisis Air Bersih
TANGERANG,SNOL—Krisis air bersih melanda sebagian warga Kota Tangerang yang menjadi pelanggan PDAM Tirta Benteng, Selasa (28/7). Perusahaan plat merah itu menghentikan pasokan air terhadap 27.723 pelanggannya karena tidak bisa memproduksi air bersih menyusul kerusakan pada salah satu pintu bendungan di Pintu Air 10 Cisadane.
Produksi air bersih PDAM Tirta Benteng sudah terhenti sejak pukul 13.00 wib. Dua jam berselang, tepatnya pukul 15.00 wib, distribusi air terhadap seluruh pelanggan yang mencakup industri besar maupun kecil, pelanggan rumah tangga, kantor pemerintahan, Bandara Soekarno-Hatta dan lain-lain dihentikan.
Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengungkapkan kerusakan pintu ke-6 Bendungan Pintu Air 10 sudah terjadi sejak Senin (27/7). Pintu ke-6 tersebut jebol diterjang air ketika sedang ada proyek perbaikan yang dilakukan Balai Besar Ciliwung Cisadane. Akibat jebolnya pintu tersebut, ketinggian air di bendungan mengalami penurunan hingga dua meter. Menurunnya debit air menyebabkan tiga intake PDAM Tirta Benteng yang berjarak 100 meter dari bendungan menjadi tidak berfungsi. Kondisi seperti ini juga mempengaruhi keberadaan sumber air baku bagi dua perusahaan air lainnya PDAM Tirta Kerta Raharja dan Aetra.
“Ketinggian air normalnya 12,50 meter sekarang sudah 10,80 meter. Debit air seperti ini bahkan lebih parah dari dua minggu yang lalu ketika sebelum turun curah hujan dari Kota Bogor. Jadi kita sangat khawatir sekali karena PDAM TB juga saat ini sudah berhenti produksi,” kata Walikota Arief saat melihat kerusakan di bendungan Pintu Air 10. Pemkot Tangerang sudah berupaya mengambil langkah untuk menangani jebolnya pintu ke-enam bendungan tersebut dengan melakukan koordinasi bersama balai besar Ciliwung-Cisadane. Selain itu, Pemkot berusaha menyalurkan air ke intake PDAM Tirta Benteng dengan bantuan pompa banjir dari Dinas Bina Marga dan SDA Kota Tangerang. Jika solusi ini berjalan maka diharapkan intake bisa kembali berproduksi.
“Kami belum bisa menghitung kerugian akibat peristiwa ini. Saya juga tidak bisa prediksi sampai kapan bisa selesai perbaikannya. Kondisi sekarang petugas masih berusaha dan bekerja,” tuturnya.
Arief mengaku jebolnya pintu ke-6 itu membuatnya sangat cemas mengingat efek negatifnya cukup banyak. Jika tidak segera diatasi maka pasokan air terhadap warga Kota Tangerang akan terus terhenti.
“Kondisinya sangat urgent, bandara Soekarno Hatta saja suplainya sudah berhenti setengah. Khawatir bisa berhenti,”imbuhnya.
Kepala Bagian Teknis PDAM TB Kota Tangerang, Erick Rikmantara menjelaskan pelaksanaan produksi air bersih di PDAM TB Kota Tangerang sudah terhenti sejak pukul 13.00 WIB. Sementara distribusi airnya akan berhenti sekitar pukul 15.00 wib.
“Kami tidak punya lagi stok air sehingga pelanggan terpaksa tidak mendapatkan air. Saya berharap persoalan ini cepat tertangani dan perbaikan pintu air 10 segera diselesaikan,” bebernya.
Jebolnya pintu ke-6 di Pintu Air 10 Cisadane juga berdampak kepada proses produksi PDAM Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang. Direktur Teknik PDAM TKR, Ida Farida menjelaskan, semula pihaknya bisa memproduksi 1.225 liter perdetik namun kini hanya 1000 liter per detik.
“Jadi ada penurunan 275 liter perdetik. Yang jelas jebolnya salah satu pintu air 10 itu akan berpengaruh kepada sambungan pelanggan yang berjumlah 125 ribu sambungan di tiga wilayah yang dialiri oleh PDAM TKR,” jelasnya Ida menuturkan, untuk wilayah yang dekat mungkin tidak begitu terpengaruh. Namun pada wilayah yang jauh akan mengalami dampak suplai karena debit dan tekanan air mengalami penurunan. “Tapi diusahakan ada bantuan dengan menggunakan tangki-tangki air,” tambahnya.
Head of Corporate Communication Aetra Tangerang, Ira Indirayuni mengatakan, kerusakan juga menyebabkan berkurangnya kapasitas produksi. Menurutnya, saat ini Aetra Tangerang hanya mampu memproduksi sebesar 75 persen dari sebelumnya.
“Kebocoran itukan membuat air terus mengalir deras sehingga air baku yang masuk di kita juga berkurang 25 persen. Bahkan kita sempat melakukan pengerukan, pendalaman kanal sehingga air baku tetap masuk,” kata Ira saat meninjau intake Aetra yang tidak jauh dari lokasi Pintu Air 10 Cisadane.
Ira mengungkapkan, untuk kerugian nominal secara rupiah belum bisa dihitung. Namun yang lebih penting Aetra Tangerang tetap berupaya melayani pelanggan dengan semaksimal mungkin supaya pelanggan tetap terlayani air bersih.
“Penurunan suplai itu jelas ada karena air baku yang masuk turun. Kita yang lebih utama berupaya melayani pelanggan. Penampungan-penampungan air yang tersedia akan dimaksimalkan untuk antisipasi kekurangan,” jelasnya.
Ira mengakui, sampai saat ini memang belum ada pelanggannya yang komplain terhadap suplai air bersih karena masih terpenuhi. Tapi pihaknya berharap perbaikan segera diselesaikan karena kalau kondisinya seperti ini, cepat atau lambat akan terganggu.
“Infonya memang dari PDAM TB Kota Tangerang juga akan minta bantuan kepada swasta untuk menyalurkan air kalau kita mendukung dan berusaha selama persediaan air juga terpenuhi,” pungkasnya. (uis/gatot)