Kejuruan Makin Diminati, Sekolah Tambah Kelas
TANGERANG,SNOL—Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) semakin diminati oleh para pelajar untuk meneruskan pendidikannya. Tidak hanya SMK negeri sekolah swasta pun, kebanjiran siswa yang mendaftar di sekolahnya. Seperti yang terjadi di SMK Ki Hajar Dewantara, jumlah pendaftar pada pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2015/2016 ini, jumlahnya telah melebihi jumlah tahun sebelumnya.
Kepala SMK Ki Hajar Dewantara, Saiful menjelaskan, saat ini jumlah siswa yang telah resmi menjadi siswa di sekolahnya telah mencapai 470 siswa. Jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah mengingat orangtua yang telah mengambil formulir pendaftaran bagi anaknya mencapai 647 orang.
“Tahun sebelumnya kami hanya menampun 450 siswa saja, namun saat ini kami memprediksi bisa mencapai 504, karena masih ada 180 formulir pendaftaran yang belum dikembalikan,” jelas Syaiful.
Dengan tambahan tersebut, lanjut Syaiful mengharuskan sekolahnya untuk membuka ruang kelas baru agar bisa menampun para siswa. “kami akan tambah ruang kelas baru di tahun ini,” kata Syaiful.
Ia menambahkan, jurusan yang ada di SMK Ki Hajar Dewantara terdiri 5 jurusan yakni Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Pemasaran, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) serta Multimedia. Dari 5 jurusan tersebut yang paling diminati siswa adalah Administrasi Perkantoran.
“Karena paling banyak, maka Jurusan Administrasi, rombongan belajar (rombel) nya lebih banyak dibanding yang lain. Untuk jurusan Administrasi akan kami sediakan empat rombel, untuk yang lainnya disediakan dua rombel, dimana masing-masing rombel berjumlah empat puluh dua siswa,”ungkapnya.
Di tempat yang sama, orangtua siswa Eka Anggraini menjelaskan, kenapa anaknya memilih sekolah di SMK, karena selain sesuai dengan bakat dan minat anaknya, Ia juga berharap dengan bersekolah di kejuruan akan mudah mendapatkan pekerjaan. “Saat ini banyak perusahaan yang mencari pelajar yang telah siap kerja. Kalo SMA kan kebanyakan harus kuliah lagi,” ujarnya.
Eka menambahkan sebenarnya dirinya berharap anaknya bisa sekolah di SMK negeri, namun karena tidak diterima di SMK negeri, akhirnya mendaftarkannya di swasta. “Kalau untuk pembelajaran swasta dan negeri sama saja. Hanya jika sekolah negeri tidak ada uang pembangunan sekolah atau yang lainnya, sedangkan swasta orangtua harus membayar pada sekolah swasta tersebut, ” ungkap wanita warga Kecamatan Karang Tengah.(mg31/hendra)