Blangko Habis, KTP Tak Dicetak
TIGARAKSA,SNOL—Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mengaku keterlambatan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) lantaran blangko yang digunakan sudah habis. Hal ini menyebabkan para warga yang sudah melakukan perekaman tidak bisa mencetak kartu tersebut hingga kini.
Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk Dinas Kependudukan dan Pencatan Sipil (Disdukcapil) Dedeh Hadijah mengatakan, kekesalan warga di kantor Kecamatan Mauk akibat lamanya proses pembuatan KTP beberapa hari lalu merupakan imbas habisnya blangko untuk mencetak kartu tersebut. Hingga kini pihaknya masih menunggu proses lelang pengadaan blangkonya selesai.
“Jadi kami tidak bisa meminta ataupun mengajukan pengadaan blangko itu sendiri. Proses lelangnya yang lama, makanya sampai sekarang banyak yang belum pada cetak KTP. Bagaimana bisa cetak kalau blangkonya sendiri tidak ada. Proses lelangnya sendiri dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri),” ungkapnya saat ditemui Satelit News, diruang kerjanya, Rabu (24/6).
Lanjut Dedeh, bagi masyarakat yang memang membutuhkan KTP pihaknya bisa memberikan tanda bukti dalam bentuk surat keterangan identitas. “Pemberian tanda bukti hanya bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Semisal untuk pengajuan BPJS, asuransi dan lain-lain. Jadi kami tidak bisa memberikan ataupun mengadakan blangko itu sendiri. Bisa melanggar peraturan perundang-undangan,” kata perempuan berjilbab ini.
Menurutnya, KTP itu merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga kecuali orang-orang di pelosok daerah yang merasa dirinya tidak memerlukan KTP. Pihaknya pun kesulitan memberikannya pemahaman betapa pentingnya identitas diri. “Syarat membuat KTP itu harus melapor ke RT dan RW kemudian meminta surat pengantar ke kantor kelurahan/desa yang setelah itu diserahkan ke kantor kecamatan untuk melakukan perekaman,” tandasnya mantan Kabid Perdagangan Dalam Negeri.
Sebelumnya, diberitakan Normalia (19) dan Nursin (50) ayahnya, warga Desa Ketapang Kecamatan Mauk mengamuk di Kantor Kecamatan Mauk, Senin (22/6). Keduanya emosi dan menggebrak-gebrak meja staf karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) Normalia sudah 5 bulan tidak kunjung jadi.
Pantauan Satelit News, Normalia bersama Nursin datang ke kantor Kecamatan Mauk dan langsung mengamuk serta memaki-maki staff kecamatan. Mereka protes lamanya proses pembuatan KTP oleh staff. Luapan emosi bapak dan anak ini membuat suasana pelayanan di kecamatan mendadak tegang, serta menjadi tontonan pengunjung lainnya.
Normalia mengaku kesal karena sudah 5 bulan KTP yang dibuatnya belum jadi. Saat ditanya olehnya, aparat kecamatan selalu memberikan jawaban minggu depan. Karena janji manis itu pula, ia terpaksa berbohong ke pabrik tempatnya bekerja. Karena manajemen pabriknya minta KTP untuk pembuatan ATM dan dokumen lainnya.
“Saya kesel, teman-teman aku saja yang buat KTP belakangan sudah pada jadi, tapi punya aku belum jelas. Kalau ditanya jawaban minggu depan mulu sampai 5 bulan,” ungkapnya kepada wartawan dengan nada kesal. (mujeeb/aditya)