Warga Ketapang Mengamuk Tagih KTP

MAUK,SNOL—Normalia (19) dan Nursin (50) ayahnya, warga Desa Ketapang Kecamatan Mauk mengamuk di Kantor Kecamatan Mauk, Senin (22/6). Keduanya emosi dan menggebrak-gebrak meja staf karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) Normalia sudah 5 bulan tidak kunjung jadi.

Pantauan Satelit News, Normalia bersama Nursin datang ke kantor Kecamatan Mauk dan langsung mengamuk serta memaki-maki staff kecamatan. Mereka protes lamanya proses pembuatan KTP oleh staff. Luapan emosi bapak dan anak ini membuat suasana pelayanan di kecamatan mendadak tegang, serta menjadi tontonan pengunjung lainnya.

            Normalia mengaku kesal karena sudah 5 bulan KTP yang dibuatnya belum jadi. Saat ditanya olehnya, aparat kecamatan selalu memberikan jawaban minggu depan. Karena janji manis itu pula, ia terpaksa berbohong ke pabrik tempatnya bekerja. Karena manajemen pabriknya minta KTP untuk pembuatan ATM dan dokumen lainnya.

            “Saya kesel, teman-teman aku saja yang buat KTP belakangan sudah pada jadi, tapi punya aku belum jelas. Kalau ditanya jawaban minggu depan mulu sampai 5 bulan,” ungkapnya kepada wartawan dengan nada kesal.

            Normalia menambahkan, dirinya sudah berusaha sabar dan memenuhi segala keperluan, perlengkapan hingga membayar sejumlah uang administrasi pembuatan KTP. Namun entah apa alasannya hingga 5 bulan tak ada hasil. “Saya menyesalkan pegawai kecamatan yang lamban kerjanya dan kurang peduli terhadap masyarakat kecil,” tegasnya.

            Senada, Nursin orang tua Normalia pun mengaku kesal KTP anaknya tidak jadi-jadi dan hanya dapat janji manis saja. Ia juga menyayangkan pegawai kecamatan yang kurang tanggap terhadap rakyat miskin.

            “Saya hanya masyarakat kecil dan bodoh tapi tolong dong dibantu jangan dibiarkan seperti ini, massa buat KTP sampai 5 bulan tapi tidak ada kejelasan,” katanya sambil memaki-maki pegawai kecamatan.

            Lanjut Nursin, ia sudah sering mempertanyakan kenapa KTP anaknya belum jadi. Anehnyaa, pegawai kecamatan selalu mengelak dengan alasan masih ada gangguan bionetri dalam pembuatan KTP. “Saya kecewa pegawai kecamatan harusnya melayani masyarakat namun justru mempermainkan warga kecil,” ungkapnya.

            Mereka pun meminta semua berkas pembuatan KTP dikembalikan karena sudah terlanjur kecewa terhdap pelayanan pegawai Kecamatan Mauk. Ia berharap pegawai yang tak peduli terhadap masyarakat miskin dipindahkan. “Kalau perlu pecat sekalian karena masyarakat butuh pegawai yang ramah dan siap melayani masyarakat,” tegasnya.

            Menanggapi protes tersebut, Camat Mauk Heru Ultari mengatakan, masyarakat kurang memahami permasalahan yang ada dalam pembuatan KTP. Saat ini pemerintah kecamatan kehabisan formulir atau hal lainnya untuk pembuatan KTP. “Saya mengharapkan kejadian seperti ini tidak terulang lagi dan masyarakat bisa bersabar,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya. (harso/aditya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.