Polisi Tunggu Keterangan Bocah yang Disetrika
PAMULANG, SNOL Kepolisian Polres Metro Jakarta Selatan (Jaksel) masih menunggu kehadiran Nabila (10), korban kekerasan anak yang diduga dilakukan keluarga tirinya. Demikian diungkapkan Kapolres Jakarta Selatan Kombespol Wahyu Hadiningrat di Pamulang, Kamis (18/10).
Wahyu menegaskan, pihaknya akan serius menangani laporan dugaan kekerasan terhadap anak yang menimpa Nabila. Hanya saja, untuk pemeriksaan lebih lanjut, ia butuh kehadiran Nabila ke kepolisian. “Untuk proses lanjutan masih belum kami lakukan. Kami butuh Nabila hadiri di Polres untuk memberikan keterangan,” jelas Wahyu.
Terkait dengan adanya indikasi kekerasan yang dialami korban, sampai saat ini pihaknya sudah memintai keterangan dari beberapa saksi dan sudah menahan salah satu tersangka yakni nenek tiri korban, Munika (50 ). “Kalau nenek korban masih dalam pengamanan kami. Tinggal tunggu keterangan korban saja, yang kini masih dalam perlindungan komisi anak,” jelasnya.
Pembina Komnas Anak Kak Seto mengatakan, pihaknya sedang menyusul korban di rumah nenek kandungnya di kawasan Cibubur. “Kami sedang menyusul Nabila ke Cibubur, nanti kami kabari, kami akan dampingi terus sampai masalahnya tuntas,” jelasnya melalui sambungan teleponnya, Kamis (18/10).
Kak Seto juga masih menunggu emosi Nabila stabil agar mau mengungkapkan apa yang terjadi terhadapnya. Sebab, bagimanapun Nabila tentu secara psikologis dan mental masih mengalami tekanan. “Untuk urusan dengan polisi kami lihat kestabilan mental dan psikologisnya. Tapi tetap akan kami dampingi,” singkatnya.
Sebelumnya, Nabila (10), warga Jalan Masjid Daruul Saadah, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur diduga menjadi koban kekerasan oleh keluarga tirinya. Lantaran hal itu, puluhan ibu rumah tangga (IRT) yang tidak berkenan dengan tindakan orangtua dan nenek korban melakukan aksi pengusiran.
Aksi itu dilakukan sedikitnya 80 orang IRT di halaman rumah korban, Rabu 917/10). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kekerasan yang dialami Nabila yang diduga dilakukan oleh keluarga tirinya sendiri. “Ibu-ibu ini melakukan aksi demo karena ikut prihatin terhadap kekerasan yang menimpa korban,” ungkap Rosid Ketua RT setempat.
Miris akan kejadian itu, Rohid kemudian melaporkannya kepada pihak Kepolisian Ciputat. Namun karena berakhir dengan damai dengan alasan urusan keluarga, akhirnya masalah tersebut selesai begitu saja. Meskipun begitu, warga yang tidak tega melihat kondisi korban berinisiatif melakukan aksi demo dan melaporkannya pada aktifis anak, Kak Seto. (pane/irm/deddy/bnn)