Dinkes Tangani 57 Kasus Buruk
TANGERANG, SNOL—Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat sedikitnya terdapat 57 kasus gizi buruk. Mayoritas, kondisi tersebut disebabkan karena kesalahan pola asuh dan pemberian makanan dalam keluarga. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Roostiwie penghujung pekan lalu mengatakan,
pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan kepada balita melalui Puskesmas yang ada. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah dan memberikan penanganan kepada balita yang mengalami gizi buruk.
“Kami menerima laporan dan menangani tentang gizi buruk di Kota Tangerang,”ujar Roostiwie di ruangannya. Dikatakannya, terdapat beberapa program yang dilakukannya terkait dengan gizi buruk. Diantaranya adalah dengan adanya pos gizi di setiap posyandu dan puskesmas dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat serta memberikan makanan tambahan secara gratis.
Diakuinya, gizi buruk ada yang disebabkan karena faktor kesehatan bawaan yang berasal dari kehamilannya dengan kesalahan pola makan dan gizi saat mengandung. “Untuk gizi buruk yang berasal dari kesalahan pola makanan dari masa kehamilan, maka akan sulit untuk disembuhkannya,”ujar Roostiwie.
Sementara, Seksi Gizi Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinkes Sri Lestari mengatakan, dari 57 kasus sampai dengan bulan April sudah ditangani dan dipantau perkembangan gizinya melalui petugas lapangan di Puskesmas setempat. Dikatakannya, kurang gizi yang dimaksud di Kota Tangerang adalah ketidakseimbangan berat badan dengan tinggi badan dan usia dari balita tersebut dan belum disertai dengan gejala secara klinis dengan ciri-ciri kasat matanya seperti rambut yang berwarna layaknya serabut jagung dan mudah dicabut ada juga yang berbadan gemuk namun mengandung berupa cairan yang tidak sehat dalam tubuhnya.
“Bukan kurang gizi yang berat seperti di daerah yang kesulitan makanan dengan ciri khusus terdapat busung lapar. Hal itu tidak terjadi di Kota Tangerang,”klaim Sri Lestari. Ditambahkannya, gizi buruk yang terjadi belum mendekati gizi buruk secara klinis, melainkan berdasarkan pengamatannya dari 57 kasus yang didata terdapat 52 persen gizi buruk berasal dari faktor kesalahan pola asuh dan makanan, 26 persen dari faktor ekonomi, serta 22 persen faktor penyakit bawaan. “Mayoritas penyebabnya karena kesalahan pola asuh dan makanan,”ujar Sri. (mg28/made)