Dramatis ! Kalah Berselisih Satu Suara
TANGERANG,SNOL—Pemilihan kepala desa (Pilkades) Mekarsari Kecamatan Jambe Kabupaten Tangerang berlangsung dramatis, Minggu (14/6). Penentuan pemenang hanya ditentukan dengan selisih satu suara. Pilkades Mekarsari diikuti lima calon yakni Untung Sumarhadi, Aman, Encep Supriadi, Gunawan dan Muhdi. Berdasar hasil perhitungan Encep Supriadi memperoleh 250 suara, Gunawan mengantongi 75 suara, Muhdi mendapatkan 203 suara.
Untung Sumarhadi berhasil memenangi Pilkades dengan perolehan 909 suara hanya berselisih satu dari Aman yang mendapatkan 908 suara.
Camat Jambe, Rudi Lesmana mengatakan meskipun berbeda hanya satu suara, Untung Sumardi sudah dinyatakan pemenang. Para saksi dari masing-masing calon juga sudah tanda tangan berita acara pemilihan di dua TPS tersebut.
“Kita ada dua TPS dan rapat pleno sudah selesai. Alhamdulillah berjalan aman,” kata Rudi. Dia menjelaskan, kekalahan satu suara membuat Aman syok. Dia harus dibawa keluarga serta pendukung ke luar daerah untuk menenangkan diri.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa (Pemdes) pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Pemerintahan Desa Kabupaten Tangerang, Imam Hidayat mengungkapkan secara keseluruhan pelaksanaan Pilkades. Meskipun ada beberapa desa yang sedikit mengalami persoalan.
“Seperti di Desa Pasir Kecamatan Kronjo, saya dapat informasi ada TPS yang mau dibakar karena selisih 11 suara. Tapi langsung diantisipasi dan berjalan aman,”kata Imam saat dihubungi Satelit News melalui telepon selulernya, kemarin malam. Selain itu, terkait persoalan Pilkades Cijeruk Kecamatan Mekarbaru yang sempat mencuat karena kenekatan panitia menggelar tahapan meskipun ada penundaan dari bupati, Imam menjelaskan dapat terselesaikan. Menurut Imam, tidak ada pemungutan suara di Desa Cijeruk.
“Sebelum pemungutan suara, ada pertemuan antara pihak kepolisian dengan kandidat Pilkades Cijeruk. Polisi meminta kandidat untuk tidak meneruskan niatannya membangkang dari perintah bupati menunda Pilkades. Dan, mereka akhirnya tidak berani,”ujar Imam. Tapi, kandidat tersebut justru meminta agar dia mendapatkan kompensasi pergantian atas biaya yang sudah dikeluarkan seperti cetak kertas suara dan lainnya. Permintaan tersebut ditolak Pemkab Tangerang karena menganggap kesalahan dilakukan panitia Pilkades Cijeruk.
“Sejak awal kami sudah menunda Pilkades Cijeruk tapi mereka tetap menjalankan. Itu salah mereka sendiri. Kita tidak ada kompensasi untuk ganti rugi tersebut,” jelasnya.
Pantauan Satelit News, Pilkades berlangsung demokratis. Warga berduyun-duyun mendatangi tempat pemungutan suara untuk memenuhi haknya. Penjagaan ketat terlihat di sejumlah desa yang rawan seperti Desa Ranca Kalapa, Panongan. Di desa ini, polisi menerjunkan satu satuan setingkat kompi untuk mengamankan Pilkades. Dengan bersenjata lengkap, mereka berjaga-jaga sejak satu hari sebelum hari pencoblosan. Wilayah ini tergolong rawan karena sempat terjadi insiden penangkapan tim sukses saat membawa uang untuk dibagikan kepada warga.
Di Desa Curug Wetan Kecamatan Curug, penjagaan tidak begitu ketat. Polisi yang diturunkan sebanyak 40 orang dibantu Satpol PP dan TNI. Antusiasme warga Curug Wetan menyalurkan hak pilihnya cukup tinggi terbukti dengan penuh sesaknya tempat pemungutan suara.
Pemandangan serupa tampak di Desa Gaga Kecamatan Pakuhaji. Hanya saja, di wilayah ini Pilkades lebih hidup karena pendukung calon kepala desa bersorak-sorai dalam memberikan dukungan. Meski ramai dengan saling dukung, tak ada keributan di saat penghitungan suara.
Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk, Pilkades membawa berkah bagi pedagang makanan yang datang ke tempat pemungutan suara. Di wilayah ini, masing-masing calon membawa pedagang untuk memberikan suplai makanan kepada pendukungnya.
Proses perhitungan suara di Desa Lembang Sari Kecamatan Rajeg diwarnai pingsannya calon yang kalah. Calon kepala desa itu syok karena kalah meskipun sudah melakukan ‘pengeboman’ atau serangan fajar dari uang hasil penjualan tanahnya.
Sementara di Desa Pasir Gadung Kecamatan Cikupa, pendukung calon yang menang terlihat melakukan konvoi. Pawai sepeda motor dilakukan pendukung Hamdan setelah jagoannya mengalahkan satu pesaing lainnya.
Secara terpisah, Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar menambahkan pemungutan suara yang dilakukan serentak berjalan aman dan damai. Jika dilihat dari segi pengamanan, dia merasa puas karena sudah berjalan sesuai harapan. Koordinasi antara aparat keamanan dengan elemen-elemen tokoh masyarakat berjalan sangat baik.
“Alhamdulillah sampai hari ini semuanya berjalan dengan baik dan kami harapkan mendapat hasil yang baik pula,” pungkasnya seusai memantau jalannya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Suradita Kecamatan Mauk, kemarin.
Suksesnya Pilkada Kabupaten Tangerang tak lepas dari keseriusan polisi melakukan pengamanan. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian bahkan turun langsung meninjau jalannya Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).
“Pilkades serentak ini juga saya kira baru pertama kalinya diseluruh Indonesia tahun ini dan Kabupaten Tangerang merupakan salah satu yang kebagian uji cobanya,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian usai melakukan tinjauan langsung di Desa Suradita bersama Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar dan Kapolres Kota Tangerang, AKBP Irman Sugema.
Kapolresta Tangerang AKBP Irman Sugema sangat mengapresiasi seluruh elemen yang telah membantu pengamanan Pilkades. Seperti Satpol PP dan juga TNI yang telah menjalankan tugasnya dengan baik.
“Kami telah mendapat bantuan 333 personil anggota TNI serta 1877 personil tambahan dari Polda. Kami juga menyediakan petugas tambahan jika diperlukan. Di Polresta sebanyak 1 kompi petugas, lalu di Polres Bandara Soeta juga ada sebanyak 2500 dan juga di Polda Metro Jaya kami telah mendapat bantuan petugas untuk bersiaga,”tandas pria yang pernah menjabat sebagai Kapolres Cirebon.
Seperti diketahui, Pilkades Serentak di Kabupaten Tangerang berlangsung di 77 desa. Pemungutan suara dilakukan Minggu (14/6), untuk mencari kepala desa periode 2015 – 2021. (mujeeb/uis/harso/gatot)