Lebak Terancam Alami Krisis Darah
LEBAK,SNOL– Selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri 1436 H nanti, Kabupaten Lebak diprediksi akan krisis darah. Pasalnya, pada saat itu minim sekali orang yang mendonorkan darahnya. Saat ini jumlah kantong darah di Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Cabang Lebak hanya cukup hingga tanggal 17 Juni mendatang.
Pelaksana Harian (Plh) UDD PMI Cabang Lebak Firman Rahmatullah mengatakan, warga di Kabupaten Lebak membutuhkan darah sekitar 800-900 kantong setiap bulan, sedangkan permintaan tiap hari antara 25-30 kantong darah. Jumlah kantong darah yang saat ini ada hanya cukup untuk awal Ramadhan 1436 H mendatang.
“Ya, kenyataan ini yang sedang kami pikirkan saat ini,” kata Firman, saat ditemui dalam acara sosialisasi donor darah yang digelar UDD PMI Lebak di aula gedung PGRI Lebak, Jalan Raya Siliwangi, Pasir Ona, Rangkasbitung, Kamis (10/6).
Stok darah menipis setiap bulan puasa dan Lebaran hampir terjadi di setiap daerah, karena mayoritas warganya sedang menjalankan ibadah puasa, sehingga minim sekali orang yang melakukan donor darah. “Mudah-mudahan saja permintaan darah pada bulan Ramadhan dan Lebaran nanti juga berkurang,” paparnya, seraya tidak menyebutkan jumlah kantong darah di UDD PMI Lebak saat ini.
Saat disinggung upaya yang akan dilakukan UDD PMI Cabang Lebak untuk menanggulangi krisis darah pada bulan suci Ramadhan dan Lebaran nanti, Firman mengakui, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan pihak mal yang ada di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang) untuk mendorong pelanggan setia mal tersebut untuk mendonorkan darahnya. Selain itu, UDD PMI Lebak juga sosialisasi ke setiap masjid dan mushola agar warga mendonorkan darahnya terutama setelah Sholat Tarawih.
“Yang penting kita kan berupaya. Biasanya stok darah tak aman itu adalah golongan A dan AB, untuk saat ini saja jumlahnya di kita hanya ada 10 kantong. Makanya nanti kita berharap jika bulan puasa dan Lebaran ada warga yang membutuhkan darah, kita berharap keluarganya mendonorkan darah. Kenapa penting dari keluarga, karena biasanya golongan darahnya sama dan tidak berikso banyak, seperti tertular bakteri hepaptitis B dan Virus HIV/AIDS,” paparnya.
Ketua UDD PMI Lebak Suhara Manullang menyatakan, pihaknya akan bekerja semaksimal mungkin agar potensi krisis darah di Lebak bisa diminimalisir. Salah satunya membuat posko donbor darah di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Lebak. “Kita juga nanti akan mengajak warga non muslim di Lebak agar pada bul;an Ramadhan dan Lebaran nanti mau mendonorkan darahnya,” papar Suhara.
UDD PMI Lebak juga mencatat, dari sekitar 1,2 juta jiwa warga Lebak, yang secara sadar mau mendonorkan darahnya hanya sekitar 30 persen dari jumlah tersebut, sedangkan masa kedaluwarsa kantong darah hanya sampai 25 hari. “Itu artinya ini sangat riskan. Mudah-mudahan saja hingga H+7 Lebaran nanti kantong darah bisa kembali tercukupi,” pungkasnya. (ahmadi/mardiana/jarkasih)